Tim bulu tangkis Indonesia memulai perjalanan untuk meraih target tiga medali emas Asian Games Hangzhou 2022 dengan bermain pada beregu putri. Namun, kekuatan Indonesia tak bisa mengimbangi China hingga kalah 0-3
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
PP PBSI
Tim Indonesia kalah pada perempat final bulu tangkis beregu putri Asian Games Hangzhou 2022. Bermain di Binjiang Gymnasium, pada Jumat (29/9/2023), Indonesia kalah 0-3 dari China.
HANGZHOU, JUMAT - Tersingkir pada perempat final beregu putri menjadi hasil pertama tim bulu tangkis Indonesia pada Asian Games Hangzhou 2022. Perlawanan baik yang diberikan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramahandi dan Putri Kusuma Wardani tak cukup untuk menghentikan China sebagai unggulan teratas.
Kekalahan Indonesia dengan skor 0-3 terjadi di Binjiang Gymnasium, Hangzhou, Jumat (29/9/2023), pada perempat final beregu putri. Pada semifinal, China akan bertemu Jepang yang menang atas Taiwan 3-1, sementara Thailand akan melawan Korea Selatan.
Penampilan Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan membuka performa tim bulu tangkis Indonesia untuk mendapatkan target tiga medali emas dari tujuh emas yang diperebutkan. Persaingan kategori beregu putra dan putri berlangsung 28 September hingga 1 Oktober, setelah itu dilanjutkan dengan kategori perorangan pada 2-7 Oktober.
Tim putri Indonesia dan China langsung tampil di perempat final setelah masing-masing mendapat bye pada babak pertama. Adapun tim putra Indonesia akan menjalani perempat final melawan Korea Selatan pada Jumat sore.
PP PBSI
Gregoria Mariska Tunjung kalah dari Chen Yu Fei pada partai pertama Indonesia melawan China di pempat final bulu tangkis beregu putri Asian Games Hangzhou 2022. Di Binjiang Gymnasium, pada Jumat (29/9/2023), Gregoria kalah 14-21, 12-21 dan Indonesia tersingkir dengan skor 0-3.
Berdasarkan peringkat dunia dan statistik pertemuan setiap pemain, Indonesia memang tertinggal dari China yang memiliki tiga tunggal putri dan dua ganda putri pada peringkat sepuluh besar dunia. Sementara, Tim “Merah Putih” hanya memiliki Gregoria dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, masing-masing, dengan ranking ketujuh.
Dengan status sebagai tim yang tak diunggulkan, perlawanan yang baik diberikan Apriyani/Fadia pada ganda putri nomor satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, dan Putri pada He Bing Jiao meski akhirnya kalah. Sementara, Gregoria yang tampil pada partai pertama tak bisa tampil dengan performa maksimal.
Bekal kepercayaan diri yang dibawa dari hasil baik pada 2023, seperti saat menjuarai Spanyol Masters, mencapai final Malaysia Masters, serta semifinal Jepang dan Hong Kong Terbuka, tak terlihat ketika Gregoria berhadapan dengan Chen Yu Fei. Gerakannya yang luwes saat menutup lapangan tak terlihat. Gregoria justru terlihat kaku setiap mengejar kok.
Dia juga sering membuat kesalahan. Berkali-kali, kok dari dropshot silang, yang biasanya menjadi senjata Gregoria, jatuh di luar lapangan. Dia, bahkan, membuat kesalahan pada pukulan mudah, yaitu pengembalian servis. Gregoria pun kalah dari Chen Yu Fei dengan skor 14-21, 12-21 hanya dalam waktu 36 menit.
Saya minta maaf kepada rekan-rekan di tim karena belum bisa membuka jalan.
AFP/PETER PARKS
Ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti beraksi melawan ganda putri Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan, dalam pertandingan final turnamen bulu tangkis Hongkong Terbuka di Hongkong Coliseum, Minggu (17/9/2023), Apriyani/Fadia menang dengan skor 14-21, 24-22, 21-9.
“Saya kecewa dengan penampilan saya hari ini. Saya minta maaf kepada rekan-rekan di tim karena belum bisa membuka jalan,” kata Gregoria yang dipilih menjadi kapten tim putri.
Pemain ranking ketujuh dunia itu tak bisa mengatasi ketegangan sepanjang pertandingan, meski ini bukan pengalaman pertamanya tampil dalam ajang beregu. “Selain itu, Chen mengontrol jalannya pertandingan. Setelah ini, saya mau menenangkan pikiran dulu, lalu mengevaluasi kesalahan yang tadi dilakukan,” kata Gregoria yang akan bersaing pada nomor perorangan.
Apriyani/Fadia kesulitan mengontrol permainan pada gim pertama ketika berhadapan dengan ganda putri nomor satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Setelah mengubah taktik dengan memperlambat tempo permainan, barulah ganda Indonesia itu bisa unggul pada gim kedua meski setiap poin didapat dengan tidak mudah.
Apriyani/Fadia akhirnya kalah dengan skor 12-21, 21-19, 20-22 setelah bermain selama satu jam 40 menit. Meski demikian, performa mereka jauh lebih baik dibandingkan ketika terakhir kali bertemu Chen/Jia dalam final Kejuaraan Dunia, pada Agustus. Saat itu, Apriyani/Fadia kalah 16-21, 12-21.
Putri Kusuma Wardani beraksi melawan unggulan kedua, An Se-young (Korsel), pada babak 16 besar turnamen bulu tangkis Korea Terbuka di Stadion Jinnam, Yeosu, Korea Selatan, Kamis (20/7/2023). Putri menyerah, 7-21, 12-21.
“Kami bisa bermain dengan lepas hingga permainan selesai. Hanya saja, pada poin-poin akhir, penerapan pola permainan tidak pas. Dari momen itu, kami belajar lagi dari Chen/Jia untuk pertemuan berikutnya,” komentar Apriyani.
Langkah tim putri Indonesia dipastikan tak bisa berlanjut ke semifinal setelah Putri kalah dari He Bing Jiao pada partai ketiga dengan skor 15-21, 19-21. Putri bisa memberi perlawanan baik pada pemain China ranking kelima tersebut seperti yang diperlihatkan pada babak pertama Kejuaraan Dunia. Akan tetapi, Putri masih memiliki kelemahan dalam akurasi pukulan.
Putri, yang bermain setelah Indonesia tertinggal 0-2, sebenarnya tak terbeban meski Indonesia tertinggal. “Saya hanya fokus pada persiapan diri sendiri, tetapi lawan memang membatasi permainan saya. Hari ini, He bermain lebih sabar dibandingkan pertemuan terakhir, sehingga saya jarang memiliki kesempatan untuk menyerang,” komentar Putri yang juga akan turun pada kategori perorangan setelah bermain pada nomor beregu putri.
Seperti tim putri, tim putra Indonesia akan mulai bermain pada perempat final melawan Korea Selatan pada Jumat mulai pukul 16.00 WIB. Pemenang dari pertandingan tersebut akan bertemu India atau Nepal pada semifinal.