Tidak Ada Keberuntungan Kedua untuk Timnas Sepak Bola Indonesia
Timnas sepak bola Indonesia gugur di 16 besar Asian Games 2022 seusai takluk 0-2 dari Uzbekistan. Mereka mengulangi kegagalan tim Asian Games 2018 yang gugur di 16 besar.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH DARI HANGZHOU, CHINA
·5 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pemain Uzbekistan U-24, Ibrokhim Ibragimov (tengah), diapit dua pemain Indonesia U-24, Ranai Rumakiek (kiri) dan Muhammad Taufany Muslihuddin, pada laga babak 16 besar sepak bola Asian Games 2022 di Shancheng Sports Centre Stadium di Hangzhou, China, Kamis (28/9/2023). Indonesia kalah 0-2 dari Uzbekistan.
HANGZHOU, KOMPAS — Setelah lolos dari penyisihan Grup F dengan status peringkat ketiga terbaik, tidak ada keberuntungan kedua untuk timnas sepak bola Indonesia dalam Asian Games Hangzhou, China 2022. Langkah tim ”Merah-Putih” terhenti seusai takluk 0-2 dari Uzbekistan pada babak 16 besar di Stadion Shangcheng Sports Centre, Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Kamis (28/9/2023).
”Kami mohon maaf kepada masyarakat Indonesia, kami belum bisa melangkah lebih jauh. Kami sudah menyamai pencapaian Asian Games sebelumnya (di Jakarta-Palembang 2018) dan kami sangat ingin melangkah lebih jauh di sini, ke perempat final. Anak-anak sudah berjuang maksimal untuk mencapai target tersebut,” ujar Pelatih Indonesia Indra Sjafri saat konferensi pers.
Kegagalan Indonesia bukan hanya karena masalah ketajaman, melainkan cara bermain tidak meyakinkan yang membuat mereka kalah di semua lini dari Uzbekistan. Karakter bermain yang dibangun pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, beberapa tahun terakhir tidak tampak sama sekali, terutama pada laga tersebut. Indonesia seolah kembali ke setelan pabrik seperti era sebelum kedatangan Shin, yakni minim kreativitas dan sering melakukan kesalahan sendiri.
Dengan statistik nol gol dalam dua laga terakhir, yakni kalah 0-1 dari Taiwan pada laga kedua Grup F dan kalah 0-1 dari Korea Utara pada laga ketiga atau pamungkas grup, jajaran pelatih Indonesia menilai ketajaman adalah masalah utama tim. Maka dari itu, mereka mendatangkan amunisi baru, yakni penyerang Muhammad Ramadhan Sananta dari klub Persis Solo yang memang masuk dalam daftar panjang tim.
Gelandang Indonesia U-24, Doni Tri Pamungkas, berebut bola dengan pemain Uzbekistan U-24, Ulugbek Khoshimov, pada laga babak 16 besar sepak bola Asian Games 2022 di Shancheng Sports Centre Stadium, Hangzhou, China, Kamis (28/9/2023).
Sananta dipercaya bermain sebagai pemain mula dan tidak tergantikan hingga peluit akhir laga yang dilanjutkan hingga babak tambahan 2 x 15 menit tersebut. Namun, tidak mudah untuk Sananta mengubah keadaan. Bahkan, dia tidak mampu berbuat banyak karena minim suplai bola kepadanya.
Di beberapa momen, Sananta justru berjuang sendiri untuk mencari ruang ataupun membawa bola sendirian dengan ngotot guna membuka ruang bagi rekan-rekannya. Sananta tak jarang kesal karena posisinya yang sudah kosong, tetapi bola tak kunjung diberikan kepadanya.
Para pemain dari lini kedua sering kali terlalu lama memegang bola hingga kehilangan momentum untuk mengalirkannya. Di momen-momen tertentu, Sananta berlarian ke sana-kemari mengejar para pemain lawan yang sedang menguasai bola. ”Sananta bermain bagus. Namun, sepak bola adalah olahraga tim sehingga kita tidak bisa hanya mengandalkan seorang pemain. Kita harus bermain kolektif tanpa kesalahan,” kata Indra.
Serangan Uzbekistan
Sebaliknya, Uzbekistan terus melancarkan sarangan sejak menit awal pertandingan. Hal itu pula yang menyebabkan Indonesia kesulitan untuk membangun serangan balik. Para pemain Indonesia lebih banyak berusaha untuk merapatkan barisan di belakang.
Gelandang Indonesia U-24, Muhammad Taufany Muslihudidin (depan), berebut bola dengan pemain Uzbekistan U-24, Mukhammadkodir Khamraliev, pada laga babak 16 besar sepak bola Asian Games 2022 di Shancheng Sports Centre Stadium, Hangzhou, China, Kamis (28/9/2023).
Amiruddin Bagas Kaffa yang menggantikan peran Robi Darwis ternyata kurang efektif untuk menambah kekuatan di sisi kanan pertahanan. Justru wilayah Bagas menjadi lubang besar yang sering dieksploitasi lawan dengan penyerang dan pemain sayap yang memiliki kecepatan lebih tinggi.
Uzbekistan semakin menjadi-jadi di babak kedua. Mereka terus mengurung Indonesia dan melahirkan sejumlah peluang emas yang membuat para pemain dan pelatih di bangku cadangan serta suporter Indonesia di tribune menghela napas panjang.
Kami mohon maaf kepada masyarakat Indonesia, kami belum bisa melangkah lebih jauh.
Walau bisa memperpanjang napas hingga memasuki babak tambahan 2 x 15 menit, Indonesia akhirnya tak kuasa menerima gempuran Uzbekistan. Baru sekitar 2 menit laga babak tambahan dimulai, tim ”Garuda Muda” kebobolan oleh gol sontekan pemain pengganti Uzbekistan, gelandang Sherzod Esanov, seusai menerima umpan sepak pojok dari sebelah kiri lapangan.
Dengan fisik yang jauh lebih kecil dan pendek dibandingkan dengan para pemain Uzbekistan, Indonesia sangat sulit melakukan duel untuk menusuk pertahanan lawan. Sempat ada asa saat sundulan Sananta menjebol gawang Uzbekistan seusai menerima umpan tendangan bebas dari sisi kiri lapangan dekat kotak penalti pada menit ke-110.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Bek Indonesia U-24, Alfeandra Dewangga Santosa, memprotes keputusan hakim garis yang menganulir gol saat laga melawan Uzbekistan U-24 pada laga babak 16 besar sepak bola Asian Games 2022 di Shancheng Sports Centre Stadium di Hangzhou, China, Kamis (28/9/2023). Indonesia yang diwakili tim U-24 kalah 0-2 dari Uzbekistan.
Namun, hakim garis menyatakan, Sananta berada dalam posisi offside sehingga gol itu dianulir meski para pemain Indonesia berusaha protes. ”Sampai saat ini, kami tidak tahu kenapa gol itu bisa dianulir. Tentunya, dalam ajang sebesar ini, harusnya ada VAR untuk memastikan gol dalam situasi tersebut,” kata Indra.
Nasib Indonesia semakin nelangsa ketika pemain pengganti, penyerang Hugo Samir, menerima kartu kuning kedua pada menit ke-112. Dia tidak bisa menahan emosi seusai terus-menerus disulut para pemain Uzbekistan yang tidak berhenti melakukan sandiwara cedera guna mengulur waktu. Kalah jumlah pemain membuat Indonesia kian tak berdaya. Puncaknya, Esanov mencetak gol kedua padamenit ke-120+1 yang turut mengakhiri perjuangan tim Merah-Putih.
Secara keseluruhan, Indra mengatakan, sebelum lahir gol pertama lawan, Indonesia mampu mengimbangi permainan Uzbekistan. Para pemain displin menjalani strategi yang telah direncanakan. Mereka fokus menjaga pergerakan pemain-pemain Uzbekistan. ”Namun, dalam sepak bola, kadang ada kesalahan. Hal itu yang dimanfaatkan oleh Uzbekistan (untuk mencetak dua gol),” tutur Indra yang akan menangani tim U-20 untuk persiapan Piala Dunia U-20 2025.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Bek Indonesia U-24, Alfeandra Dewangga Santosa (kanan, bawah) dan Ananda Raehan Alief, tertunduk setelah dikalahkan Uzbekistan, 0-2, pada laga babak 16 besar sepak bola Asian Games 2022 di Shancheng Sports Centre Stadium, Hangzhou, China, Kamis (28/9/2023).
Dampak kekalahan itu, Indonesia harus angkat koper lebih cepat, sama seperti tim di Asian Games 2018 yang gugur di 16 besar. Sementara itu, Uzbekistan melenggang ke perempat final. Mereka akan bertemu Arab Saudi di Stadion Yellow Dragon Sports Centre, Xihu, 1 Oktober.
”Ini pertandingan yang sangat sulit dengan masa pemulihan yang singkat. Indonesia adalah tim yang sangat kuat, tidak ada tim yang mudah karena semuanya sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk Asian Games 2022. Untungnya, cuaca menjadi lebih dingin di babak kedua sehingga kami bisa bermain lebih baik,” ucap Pelatih Uzbekistan Timur Kapadze.