Indonesia Hadapi Perancis di Perempat Final Piala Suhandinata
Tim yunior Indonesia lolos ke perempat final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Beregu Campuran. Dalam laga delapan besar, Alwi Farhan dan kawan-kawan mendapat tantangan tim dari Eropa, yaitu Perancis.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
SPOKANE, RABU — Target pertama tim bulu tangkis Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Yunior Beregu Campuran telah tercapai, yaitu dengan menjadi juara grup dalam babak penyisihan. Kini, tiba saatnya skuad Indonesia bersaing dalam fase sistem gugur dengan melawan Perancis dalam perempat final.
Posisi sebagai juara Grup E ditentukan melalui kemenangan atas Estonia dengan skor 5-0 pada pertandingan keempat bagi setiap tim di The Podium, Spokane, Washington, Amerika Serikat, Rabu (27/9/2023) siang waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Dengan tiga kemenangan yang telah didapat setiap tim, yaitu atas Armenia, Georgia, dan Portugal, pertemuan Indonesia dan Estonia menjadi penentu posisi juara dan peringkat kedua grup.
Indonesia akhirnya berhak menempati posisi teratas Grup E dengan kemenangan 5-0 dari tunggal putra dan putri, ganda putra dan putri, serta ganda campuran. Setiap nomor dimenangi dalam dua gim, seperti pada tiga pertandingan sebelumnya.
Dengan posisi tersebut, Indonesia berhak menjadi salah satu perempat finalis dan akan bertemu juara Grup F, Perancis, dalam babak delapan besar pada Kamis waktu setempat. Perancis menjadi satu-satunya tim dari Eropa yang lolos ke perempat final. Tim ini menjadi yang terbaik di Grup F setelah menang atas Hong Kong, Belgia, Spanyol, dan Ghana.
Pemenang Indonesia melawan Perancis akan bertemu dengan Taiwan atau Thailand pada semifinal. Adapun perempat final pada paruh atas undian mempertemukan China dengan Jepang dan Malaysia dengan India.
Kejuaraan yang memperebutkan Piala Suhandinata ini diikuti 40 tim dari semua zona yang dibagi dalam delapan grup. Pemain yang ikut serta adalah yang berusia 19 tahun ke bawah.
Persaingan dengan format round robin diterapkan pada penyisihan untuk menentukan posisi di setiap grup. Meski hanya juara grup yang berhak memperebutkan Piala Suhandinata, setiap peserta akan bertanding hingga tersusun urutan ranking dari 1-40.
Sejarah Piala Suhandinata
Kejuaraan dunia yunior ini berawal dari adanya Kejuaraan Dunia Yunior Bimantara di Indonesia pada 1987 hingga 1991 pada kategori perseorangan. Setelah itu, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), yang dulu bernama Federasi Bulu Tangkis Internasional (IBF) menggelar ajang itu sejak 1992 setiap dua tahun hingga 2006. Sejak 2007, kejuaraan itu diselenggarakan menjadi setiap tahun.
Ajang beregu campuran, seperti Piala Sudirman, ditambahkan sejak 2000 dan dikenal dengan kejuaraan Piala Suhandinata sejak 2008. Indonesia menjadi juara Piala Suhandinata pada 2019 saat kejuaraan digelar di Kazan, Rusia.
Pada tahun ini, perjalanan Indonesia dimulai dengan empat pertandingan di Grup E yang semuanya dimenangi dengan skor 5-0. Saat melawan Estonia, tim ”Merah Putih” membuka kemenangan dari nomor ganda campuran, melalui Adrian Pratama/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu yang menang atas Hugo Themas/Elisaveta Berik dengan skor 21-13, 21-12.
Setelah tunggal putra Bodhi Ratana Teja Gotama menambah keunggulan menjadi 2-0, tunggal putri Thalita Ramadhani Wiryawan memastikan kemenangan Indonesia atas Estonia pada partai ketiga. Thalita menang atas Emili Parsim 21-5, 21-15.
Muhammad Al Farizi/Nikolaus Joaquin menyumbangkan kemenangan dari ganda putra, diikuti dengan kemenangan Anisanaya Kamila/Az Zahra Ditya Ramadhani pada ganda putri.
”Kami bersyukur bisa bermain dengan baik dan membawa Indonesia jadi juara grup. Untuk besok, kami harus lebih fokus lagi,” ujar Anisanaya dalam laman resmi PB Djarum.
Az Zahra berharap, jika dipercaya bermain melawan Perancis, dia dan partnernya bisa bermain lebih baik. ”Fokus dan adaptasi di lapangan harus ditingkatkan. Semoga tim Indonesia bisa menang lagi 3-0,” kata Anisayana.
Ganda putra Muhammad Al Farizi/Nikolaus Joaquin juga siap jika harus diturunkan untuk melawan Perancis. Keduanya juga telah mengantisipasi permainan calon lawannya itu.
”Kalau dipercaya turun melawan Perancis, kami akan berusaha maksimal dan mengantisipasi permainan lawan karena permainan pemain Eropa cukup berbeda dengan pola pemain Asia,” kata Farizi.