Congcong, Lianlian, Chenchen, Maskot Asian Games yang Menggemaskan dan Tak Terlupakan
Tiga maskot Asian Games 2022 bukan sekadar pelengkap pesta olahraga Asia edisi ke-19 tersebut. Ketiganya menyimpan ambisi Hangzhou dan China untuk menunjukkan keterbukaan dan kemajuan peradaban mereka.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH DARI HANGZHOU, CHINA
·5 menit baca
Tiga boneka robot berjuluk ”The Smart Triplets” atau ”Si Kembar Tiga yang Cerdas” dipilih sebagai maskot Asian Games Hangzhou 2022 di China. Ketiga maskot bernama Congcong, Lianlian, dan Chenchen itu bukan sekadar pelengkap, melainkan menjadi lambang transformasi puncak peradaban baik Hangzhou maupun China yang unggul sejak masa lampau hingga era modern dengan beragam sentuhan teknologi.
Satu boneka robot raksasa berwarna biru muda berlarian mengejar koper yang lepas dari genggamannya. Seketika seorang pria yang berdiri tak jauh berteriak dengan bahasa China kepada boneka tersebut. Boneka berwajah tersenyum itu pun langsung diam.
Tak lama, seorang perempuan menghampiri boneka itu dan mengajaknya berjoget. Seusai menerima instruksi dari pria itu, boneka tersebut seketika bergerak statis dengan tubuh dan kedua tangan naik-turun dari kanan dan kiri. Boneka dan perempuan itu pun berdansa.
Saya bangga kami memiliki sesuatu yang mungkin belum pernah ada di Asian Games sebelumnya.
Perempuan itu tampak riang dan baru berhenti seusai rekannya selesai mendokumentasikan aksinya. ”Ini pertama kalinya saya berinteraksi dengan robot dan pertama kalinya saya meliput Asian Games. Saya sangat antusias dengan pengalaman baru ini. Saya bangga kami memiliki sesuatu yang mungkin belum pernah ada di Asian Games sebelumnya,” ujar Lusi, wartawan asal Beijing, China, saat ditemui di Gedung Pusat Media Asian Games 2022, Sabtu (23/9/2023) petang.
Boneka robot itu adalah Lianlian, salah satu dari tiga maskot Asian Games Hangzhou 2022. Lianlian bersama dua saudaranya dibuat versi bermesin kecerdasan buatan. Dengan perintah suara dari seorang teknisi yang selalu mendampingi, mereka bisa bergerak mandiri.
Panitia Pelaksana Asian Games 2022 (HAGOC) memperkenalkan ketiga robot bertinggi sekitar 2 meter itu kepada awak media sejak beberapa hari sebelum pembukaan Asian Games 2022 di Stadion Utama Hangzhou, Kompleks Olahraga Olimpiade Hangzhou, Sabtu malam. Robot-robot itu menghibur awak media yang berasal dari beragam penjuru Asia di Gedung Pusat Media.
Melalui ketiga robot itu, Hangzhou ataupun China coba menunjukkan kepada dunia bahwa mereka kian terdepan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keberadaan ketiganya pun menguatkan semangat Asian Games edisi ke-19 yang mengusung moto ”Heart to Heart, @Future” atau ”Hati ke Hati, @Masa Depan”.
Perjalanan peradaban Hangzhou
Bukan hanya untuk pamer modernitas, ketiga maskot itu turut bercerita mengenai perjalanan peradaban Hangzhou. Congcong melambangkan jejak sejarah dari situs arkeologi Kebudayaan Liangzhu, situs warisan dunia UNESCO yang berjarak 24 kilometer (km) ke arah barat laut dari Hangzhou.
Nama Congcong diambil dari giok Cong, giok kuno yang ditemukan dari penggalian di situs yang berasal dari peradaban sekitar 5.000 tahun silam. Bagian kepalanya memakai hiasan binatang mistis yang menjadi simbol klasik Liangzhu. Maskot berwarna kombinasi kuning, hijau, dan oranye itu mencerminkan tekad untuk mengejar kehidupan yang lebih baik.
Lianlian melambangkan Danau Barat, situs warisan dunia UNESCO yang berjarak 5 km ke arah barat daya dari Hangzhou. Namanya diambil dari bunga teratai yang tumbuh subur di danau yang terbentuk sekitar 2.000 tahun silam tersebut. Bagian kepalanya memakai hiasan daun teratai yang identik dengan kebudayaan China sebagai simbol kesucian, keluhuran, dan kedamaian.
Di ujung hiasan kepala Lianlian terdapat sketsa jejaring dan menara internet yang mewakili kemajuan teknologi. Maskot berwarna kombinasi hijau toska, biru muda, dan ungu muda itu mencerminkan keanggunan, keharmonisan, dan pikiran yang terbuka dalam membangun masa depan untuk umat manusia.
Chenchen melambangkan Kanal Besar Beijing-Hangzhou, situs warisan dunia UNESCO yang terbentang 1.776 km dari Beijing ke Hangzhou. Namanya diambil dari Jembatan Gongchen, bangunan terkenal yang melintasi Kanal Besar yang berjarak 7 km ke arah utara dari pusat ibu kota Provinsi Zhejiang tersebut. Jembatan itu menjadi saksi perkembangan peradaban di kawasan tersebut dalam 400 tahun terakhir.
Bagian kepalanya berbentuk gelombang sungai dan Jembatan Gongchen yang berefleksi dengan air di dahinya. Maskot berwarna kombinasi biru muda dan biru tua itu mencerminkan keberanian, kecerdasan, kepercayaan diri, dan kegigihan dalam membangun inklusivitas yang menghubungkan Asia dengan seisi dunia.
Tiga situs warisan dunia UNESCO itu bagian dari wilayah Jiangnan, yakni wilayah kuno China yang dikenal dengan kemakmurannya berkat aktivitas perdagangan dan pembangunan manusia yang sangat tinggi. Secara kolektif, tiga maskot itu disebut ”Jiangnanyi” atau ”Memori Jiangnan”.
Penyair besar dari era Dinasti Tang, Bai Juyi (772-846 Masehi), pernah membuat puisi mengenai kejayaan Jiangnan di daerah Hangzhou. vSaat saya mengingat Jiangnan, Hangzhou, itu membawa kembali sebagian besar kenangan saya (tentang masa lalu),” terang bait puisi Bai Juyi yang mengekspresikan keindahan dan kemajuan Hangzhou.
Melampaui ruang waktu
Ketiga maskot itu berusaha melampaui ruang dan waktu untuk menginspirasi semua orang meraih impian mereka. Maskot-maskot itu tidak hanya mewakili kegembiraan, semangat perdamaian, dan persahabatan dalam olahraga, tetapi juga keistimewaan puncak pembangunan budaya, ekonomi, dan ilmu pengetahuan yang menjadi karakteristik Hangzhou.
Tiga maskot itu didesain oleh dosen China Academy of Art, Zhang Wen dan Yang Hongyi. Desain mereka memenangi sayembara dari total 4.633 desain yang berpartisipasi. Seusai diluncurkan tiga tahun lalu, tepatnya pada Jumat (3/4/2020), tiga maskot itu disosialisasikan dalam beragam bentuk, antara lain patung dan animasi digital, di sejumlah ruang publik di Hangzhou dan sekitarnya.
Agar lebih membekas dalam ingatan, HAGOC mengaplikasikan bentuk ketiga maskot itu dalam sejumlah suvenir, mulai dari pin, gantungan kunci, magnet kulkas, plakat, patung berbahan plastik, boneka berbahan beludru, hingga kaus. Selain untuk diberikan kepada atlet, suvenir itu dijual kepada masyarakat umum di toko suvenir resmi.
Sebelum Asian Games 2022 resmi dibuka, suvenir-suvenir itu sudah laku keras, terutama diserbu oleh awak media. ”Kami ingin menjadikan maskot-maskot itu sebagai ikon yang tak terlupakan dalam sejarah Asian Games,” ujar Zhang Wen dilansir Hangzhou2022.cn.
Congcong, Lianlian, dan Chenchen yang imut tidak sekadar melengkapi tradisi Asian Games. Mereka juga menyimpan misi besar Hangzhou dan China untuk membuktikan keterbukaan dan kemajuan peradaban mereka. Keramahan ketiganya menyambut tamu pesta olahraga Benua Asia tidak akan terlupakan.