Kemarau Panjang Medali Renang di Asian Games Berlanjut
Paceklik medali renang Indonesia di Asian Games gagal diatasi oleh Siman dan Felix Viktor. Persiapan pendek menggagalkan Siman dan Felix kalah bahkan sebelum berlomba
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Perenang I Gede Siman Sudartawa berlatih dalam persiapan menuju Asian Games Hangzhou, China 2022 di Kolam Renang Cikini, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
JAKARTA, KOMPAS – Perenang Indonesia gagal menembus babak final Asian Games 2022. Angan memutus kemarau panjang medali renang sejak 1990 masih terus berlanjut. Persiapan menuju Asian Games yang ala kadarnya menjadi penyebab perenang Indonesia kesulitan mengeluarkan performa terbaiknya.
Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) mendaftarkan delapan perenang ke Asian Games, yaitu Felix Viktor Iberle, Muhammad Dwiky Raharjo, Joe Aditya, Karel Subagyo, Farrel Armandio Tangkas, Masniari Wolf, Angel Gabriella Yus, dan I Gede Siman Sudartawa. Dari delapan perenang itu, Siman dan Felix adalah yang paling berpotensi meraih medali.
Siman mencatatkan waktu 25,16 detik saat merebut medali emas nomor 50 meter gaya punggung putra di SEA Games Kamboja 2023. Catatan waktu itu sudah melampaui perenang Korea Selatan, Kang Ji-seok yang merebut perunggu Asian Games 2018 dengan 25,17 detik. Sedangkan, Felix baru saja menjadi juara nomor 50 meter gaya dada putra di Kejuaraan Dunia Yunior 2023 dengan catatan waktu 27,39 detik. Catatan waktu Felix itu juga sudah melewati perenang Kazakhstan, Dmitry Balandin, yang meraih perunggu Asian Games 2018 dengan 27,46 detik.
Akan tetapi, Siman bahkan tidak mampu menembus babak final setelah hanya menempati peringkat kesembilan dalam sesi penyisihan 50 meter gaya punggung di Arena Akuatik Pusat Olahraga Olimpiade Haangzhou, Senin (25/9/2023) pagi. Siman yang berlomba di heat ketiga mencatatkan waktu 25,77 detik. Total ada empat heat di babak penyisihan. Hanya delapan perenang terbaik dari seluruh heat yang berhak tampil pada babak final.
GILAD KAVALERCHIK/AKUATIK DUNIA
Perenang belia Indonesia, Felix Viktor Iberle (18), merebut medali emas nomor 50 meter gaya dada putra di Kejuaraan Dunia Yunior 2023 di Netanya, Israel, Sabtu (9/9/2023) malam waktu setempat atau Minggu dini hari WIB. Pada babak final, Felix yang menempati lintasan 4 menjadi yang terdepan dengan catatan waktu 27,39 detik.
“Sedikit kecewa untuk hasilnya. Namun, mau bagaimana lagi karena memang sudah berusaha keras. Seandainya SK (surat keputusan pemanggilan ke pemusatan latihan) keluar lebih cepat dan kami diberikan try out ke luar negeri seperti persiapan Asian Games 2018, mungkin bisa tampil lebih baik lagi,” ujar Siman saat dihubungi dari Jakarta.
Para perenang Indonesia hanya memiliki waktu sekitar tiga bulan berlatih di pelatnas jelang berlomba di Asian Games. Pelatih renang Indonesia, Albert C Sutanto, menyebut, persiapan selama tiga bulan kurang ideal untuk menghadapi ajang selevel Asian Games. Setelah SEA Games Kamboja pada Mei 2023, para perenang Indonesia diliburkan selama 10 hari. Mereka kemudian hanya sempat berlatih beberapa hari di pelatnas sebelum dikembalikan ke klub masing-masing.
Pemanggilan delapan perenang tersebut ke pelatnas untuk persiapan Asian Games baru dilakukan pada 6 Juli 2023. Bersamaan dengan itu, empat perenang, yaitu Dwiky, Joe, Siman, dan Farrel sempat mengikuti Kejuaraan Dunia Renang 2023 di Fukuoka, Jepang. Hasil berlomba di Kejuaraan Dunia itu pun tidak sesuai ekspektasi Albert karena para perenang belum dalam kondisi puncak (peak performance) akibat baru menjalani pelatnas selama beberapa hari.
“Hasilnya (di Kejuaraan Dunia) juga sebenarnya belum sesuai ekspektasi kita. Secara waktu, Siman seharusnya bisa 25,5 detik. Pada Asian Games kali ini ditargetkan bisa 25,1 detik atau lebih cepat," kata Albert.
Seandainya SK (surat keputusan pemanggilan ke pemusatan latihan) keluar lebih cepat dan kami diberikan try out ke luar negeri seperti persiapan Asian Games 2018, mungkin bisa tampil lebih baik lagi.
KOMPAS/I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
Perenang Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, berlatih teknik start di pemusatan latihan Indonesia di Kompleks Akuatik Senayan, Jakarta, Senin (18/9/2023). Siman akan berupaya meraih medali di Asian Games terakhirnya ini
Praktis untuk Siman, Kejuaran Dunia di Jepang itu menjadi satu-satunya ajang uji coba sebelum berlomba di Hangzhou. Siman menilai persiapan pendek dan minim uji coba internasional ini tidak ideal sehingga mempengaruhi performanya.
Kondisi kali ini berbeda dengan Asian Games 2018. Saat itu Siman mampu menjadi perenang tercepat di babak penyisihan dengan catatan waktu 25,01 detik. Semua itu berkat persiapan panjang sebelum Asian Games. Selain itu, Siman juga dikirim untuk berlatih di Australia dan Amerika Serikat. Maka dari itu, sejak Asian Games Incheon 2014, baru kali ini Siman gagal menembus babak final.
“Sekarang tidak ada pemusatan latihan panjang dan juga ikut lomba tiba-tiba langsung Asian Games. Persiapan untuk Asian Games tidak bisa dadakan seperti ini. Harusnya sudah dari jauh-jauh hari persiapannya,” kata Siman. Ia berharap perenang-perenang muda bisa mendapat perhatian lebih saat turun di Asian Games berikutnya.
Strategi lomba
Catatan waktu Siman kali ini menurun cukup jauh dengan saat memenangkan emas di SEA Games Kamboja. Menurut dia, Asian Games punya level yang jauh lebih tinggi sehingga pendekatan strategi lomba di dua ajang ini berbeda.
Perenang I Gede Siman Sudartawa berlatih dalam persiapan menuju Asian Games Hangzhou, China 2022 di Kolam Renang Cikini, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Di SEA Games, Siman tidak perlu berusaha mencatatkan waktu secepat mungkin di babak penyisihan. Ketika berlomba di SEA Games, Siman menyimpan tenaga di babak penyisihan pagi harinya. Alhasil dia mencatatkan waktu 26,1 detik. Meski begitu, catatan waktu itu sudah lebih dari cukup membuatnya lolos ke final pada malam hari.
Situasi berbeda terjadi di Asian Games. Sejak babak penyisihan, persaingan sengit telah terasa. Siman sudah harus berenang secepat mungkin agar lolos ke final. Terbukti, minimnya persiapan membuatnya kewalahan melampaui kecepatan perenang-perenang China, Korea Selatan, dan Jepang.
“Supaya bisa cepat sejak dari penyisihan, perlu banyak-banyak latih tanding di luar negeri. Minimal level Asia. Kecepatan ini biasanya kita dapat dari latih tanding. Kalau dulu (jelang Asian Games 2018) kan ada latih tanding di luar, itu memaksa kita untuk berenang cepat baik di penyisihan atau final. Sekarang kita kurangnya di sana (latih tanding),” tutur Siman.
Selain Siman, Felix yang jadi tumpan mengakhiri dahaga medali renang Indonesia dipastikan tidak bisa tampil di Asian Games karena mengalami masalah pada bahunya. Kondisi ini sangat disayangkan mengingat Albert memprediksi Felix bisa bersaing di level Asia. “Dari delapan perenang yang ke Asian Games kali ini, Felix yang perkembangannya sangat pesat,” ucap Albert.
DOKUMENTASI AKUATIK DUNIA
Perenang belia Indonesia, Felix Viktor Iberle (18), merebut medali emas nomor 50 meter gaya dada putra di Kejuaraan Dunia Yunior 2023 di Netanya, Israel, Sabtu (9/9/2023) malam waktu setempat atau Minggu dini hari WIB. Pada babak final, Felix yang menempati lintasan 4 menjadi yang terdepan dengan catatan waktu 27,39 detik.
Dengan begitu, penantian panjang renang Indonesia bisa jadi bertahan lebih lama. Perenang Indonesia seperti Masniari, Angel, dan Joe memang masih berlomba di nomor lainnya. Namun, kans mereka untuk meraih medali tergolong kecil. Dengan persiapan yang miniim, hanya keajaiban yang bisa membuat mereka mencetak sejarah.
Di sisi lain, China sebagai tuan rumah begitu digdaya di cabang renang dengan meraih tujuh emas dan empat perak. China telah memulai persiapan untuk Asian Games sejak lama dan mereka kini sekarang sedang memetik buahnya.