Marco Bezzecchi kembali bisa fokus pada balapan setelah memutuskan tetap bertahan di VR46 untuk MotoGP 2024, akhir Agustus lalu. Sejak itu, dia terus tampil solid hingga menang di India, seri balapan pembebasannya.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MOTOGP
Pebalap Mooney VR46, Marco Bezzecchi, merayakan keberhasilannya memenangi balapan MotoGP seri India di Sirkuit Buddh, Greater Noida, India, Minggu (24/9/2023).
GREATER NOIDA, SENIN — Tembang reggae ”Police and Thieves” yang dilantunkan Junior Murvin, penyanyi Jamaika bersuara falsetto, menyeruak dari dalam garasi Marco Bezzecchi seusai pebalap Mooney VR46 itu memenangi balapan MotoGP seri India, Minggu (24/9/2023). Lagu berlirik kritik sosial itu mengiringi Bezzecchi dan timnya saat merayakan kemenangan brilian di Sirkuit Internasional Buddh yang diraih dengan olah pikir ekstrakeras. Kemenangan tersebut menunjukkan perubahan pada Bezzecchi yang kini semakin analitis.
Sirkuit baru di India itu membuat para pebalap bersemangat untuk segera memacu motornya karena uniknya penataan yang dilakukan oleh desainer Hermann Tilke. Trek itu memiliki lintasan lurus sangat panjang, tikungan-tikungan berubah arah, tikungan ketat, dan tikungan miring.
Namun, lintasan balap di Uttar Pradesh, India, itu dipenuhi ”jebakan” pengereman yang menuntut kejelian pebalap untuk menentukan titik acuan mulai dari menekan tuas rem. Para pebalap banyak yang kesulitan mengurai jebakan itu. Pencarian titik pengereman itulah yang menjadi fokus para pebalap dalam sesi latihan pada Jumat (22/9/2023).
Mereka berusaha mendapatkan titik pengereman terdekat dengan titik masuk tikungan sehingga memacu motor lebih kecang, terutama di lintasan lurus menuju tikungan satu dan empat. Itulah mengapa banyak pebalap, termasuk Bezzecchi, yang keluar lintasan, bahkan terjatuh, di tikungan tersebut dalam sesi latihan.
AFP/MONEY SHARMA
Pebalap tim Prima Pramac Racing, Jorge Martin (kanna), bersaing melawan pebalap tim Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, pada balapan MotoGP seri India di Buddh International Circuit, Greater Noida, India, Minggu (24/9/2023).
”Saya memfokuskan diri pada pengereman karena trek ini sangat sulit untuk melakukan itu. Sangat sulit menghentikan motor karena ban depan sering terkunci. Jadi, saya fokus pada pengereman karena biasanya Pecco (Francesco Bagnaia) dan Jorge (Martin) bisa membuat perbedaan di setiap trek. Pada Jumat, saya melakukan sangat banyak kesalahan, berulang kali lurus, melebar, tetapi itu untuk mencari limit. Begitu menemukan itu, saya bisa menggesernya (titik pengereman) sedikit maju. Itu memberikan saya peluang untuk lebih cepat,” ujar Bezzecchi.
”Pada Sabtu (23/9/2023), saya sudah merasa sangat bagus dengan motor dan kemudian berusaha melakukan yang berbeda dibandingkan pebalap lainnya,” ujar Bezzecchi yang meraih pole position dalam kualifikasi.
Sayang, dalam balapan sprint, Bezzecchi terlibat insiden di tikungan satu setelah start. Bagian belakang motornya ditabrak oleh rekan setimnya, Luca Marini, sehingga posisinya melorot ke urutan ke-17. Namun, Bezzecchi tetap menjalani balapan dengan brilian, mendahului banyak pebalap, dan finis di posisi kelima.
Persaingan juara tak terlalu saya pikirkan karena ini masih panjang. Saya pikir, itu (persaingan juara) lebih antara Jorge dan Pecco. Tetapi, jika bisa mendekat, saya akan berusaha sebaik mungkin. Itu pasti.
Bezzecchi kemudian tak terbendung dalam balapan utama yang menempuh 21 putaran. Dia mengalahkan Jorge Martin yang sudah sangat solid sejak Jumat. Bahkan, selisih waktu Bezzecchi dan Martin di akhir balapan itu sangat jauh, yaitu mencapai 8,649 detik. Selisih waktu tersebut sudah jarang terjadi di era modern MotoGP yang sangat ketat.
AFP/MONEY SHARMA
Pebalap Mooney VR46, Marco Bezzecchi, memimpin balapan MotoGP seri India di Sirkuit Buddh, Greater Noida, India, Minggu (24/9/2023).
”Saya tak tahu itu karena saat saya melihat di pitwall waktunya enam detik. Jadi, saya tidak menduga akan menang dengan selisih delapan detik. Saya tidak tahu apa yang terjadi, tetapi ini fantastis. Menang selalu indah, meskipun hanya unggul 0,001 detik. Tetapi, menang dengan selisih delapan atau sembilan detik jauh lebih baik,” ungkap Bezzecchi, pebalap asal Italia.
Memanjat tiang
Dia kemudian merayakan kemenangan itu dengan memanjat tiang di depan tribune utama yang dipadati penonton. Dia melambai-lambaikan tangan dan mengobral senyum dengan diiringi teriakan penonton. Selebrasi itu sekilas mengingatkan pada mentornya, Valentino Rossi, yang lihai menghibur para penggemar MotoGP.
Kemenangan tersebut spesial bagi Bezzecchi. Dia merasa terbebaskan. Dalam beberapa balapan sebelumnya, dia merasa bisa tampil lebih baik. Akan tetapi, hal buruk sering terjadi, mulai dari terjatuh di Austria dan Silverstone hingga terlibat kecelakaan di Barcelona sehingga menderita cedera tangan.
Kini, dia merasa merdeka karena bisa membalap dengan sepenuh kemampuannya. Ia bisa memacu motor seperti yang dia inginkan. Kemenangan di India menyenangkan, tetapi Bezzecchi lebih senang karena menemukan dirinya bisa konsisten di sepanjang akhir pekan.
MOTOGP
Pebalap Ducati, Francesco Bagnaia, memacu sepeda motornya pada balapan MotoGP seri India di Sirkuit Buddh, Greater Noida, India, Minggu (24/9/2023).
”Jujur, apa yang positif bagi saya (bukanlah kemenangan). Setelah beberapa akhir pekan yang tidak mudah, di Misano saya kesulitan dengan tangan, saya sebenarnya bisa melakukan hal lebih. Jadi, saya sedikit sedih saat itu. Di Silverstone, saya kecelakaan, lalu dalam (balapan) sprint di Austria saya terjatuh, dan pada Minggu saya bagus. Jadi, bagi saya, bisa kompetitif di sini setiap hari, meskipun kemarin (sprint) saya hanya finis kelima, tetapi itu dengan pace balapan impresif, saya lebih senang,” ujar Bezzecchi kemudian.
Dia pun berusaha menjaga pikirannya agar tidak ”terpenjara” dengan memikirkan persaingan juara meski selisih poinnya dengan Francesco Bagnaia di puncak klasemen pebalap kini tinggal 44 poin. Bezzecchi kini menempati peringkat ketiga di klasemen sementara. Jika konsisten dalam tujuh seri tersisa pada musim ini, gelar juara bukanlah hal mustahil bagi Bezzecchi.
Namun, ia membebaskan pikirannya dari belenggu persaingan juara. Dia hanya akan menikmati setiap balapan dengan pikiran merdeka, seperti lirik lagu reggae favoritnya, ”Redemption Song”, yang dinyanyikan Bob Marley.
”Persaingan juara tak terlalu saya pikirkan karena ini masih panjang. Saya pikir, itu (persaingan juara) lebih antara Jorge dan Pecco. Tetapi, jika bisa mendekat, saya akan berusaha sebaik mungkin. Itu pasti,” tutur Bezzecchi.