Pusat Latihan PSSI, ”Political Will” Presiden Jokowi dan Fondasi Mengejar Jepang
Pusat latihan PSSI di Ibu Kota Nusantara menghadirkan harapan baru bagi sepak bola nasional. Langkah itu serupa Jepang yang dua dekade lalu membangun J-Village yang melecut mereka menjadi raksasa sepak bola Asia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
Setelah menanti bertahun-tahun, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan memiliki kantor pusat, pusat latihan, dan asrama untuk pemain tim nasional level yunior hingga senior. Program ”mercusuar” itu adalah hasil dari kemauan politik (political will) pemerintah Presiden Joko Widodo dan kebaikan hati FIFA di bawah kepemimpinan Presiden Gianni Infantino.
Pembangunan pusat latihan PSSI adalah salah satu bagian dari megaproyek Presiden Jokowi untuk membangun Ibu Kota Nusantara (IKN). Harus diakui, pusat latihan itu adalah pembangunan infrastruktur sepak bola terbesar sejak Presiden Soekarno membangun Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) untuk Asian Games 1962.
Kala itu, Soekarno membangun SUGBK untuk menggantikan Stadion Ikada yang telah menjadi tinta emas tersendiri bagi perkembangan timnas Indonesia. SUGBK, yang menjadi bagian dari pusat olahraga terpadu, juga dilengkapi lapangan latihan sepak bola.
Dalam perkembangannya, kebutuhan timnas yang semakin banyak dan kompleks membuat PSSI wajib memiliki lapangan sendiri, alih-alih menyewa Lapangan A atau Stadion Madya di Kompleks Gelora Bung Karno yang kini telah kental nuansa komersial karena disewakan pula untuk fun football.
Dengan lapangan sendiri, PSSI bisa melakukan program pemusatan latihan serta kompetisi usia dini berjenjang dan berkesinambungan, terutama untuk tim yunior mulai dari U-16 hingga U-20. Jangan dilupakan pula, PSSI juga belum memiliki kantor pusat permanen. Setelah sempat berpindah-pindah, PSSI sudah setahun terakhir berkantor di Lantai 5 dan 6 Gedung GBK Arena, Jakarta.
Selain itu, PSSI juga perlu memberikan kenyamanan kepada pemain ketika menjalani pemusatan latihan. Selama ini, pemain timnas disewakan kamar di Hotel Sultan, tetapi suasana semakin kurang kondusif di hotel. Alasannya, banyak penggemar pemain nasional yang mendatangi hotel untuk meminta swafoto dan tanda tangan, terutama di tengah persiapan jelang atau setelah pemain menjalani pertandingan.
Lahan seluas 34,5 hektar yang disiapkan untuk pusat latihan sepak bola menjadi harapan baru bagi timnas yang tengah mengalami peningkatan permainan dan prestasi. Presiden Jokowi menginginkan timnas Indonesia memiliki pusat latihan mandiri dan terintegrasi.
”Saya yakin, sepak bola Indonesia dengan sarana-prasarana yang memadai optimistis menyaksikan timnas tidak hanya juara di Asia Tenggara, tetapi bisa mendunia,” kata Presiden dalam pidato peletakan batu pertama pembangunan fase pertama pusat latihan PSSI di Subwilayah Pengembangan 1B IKN, Kalimantan Timur, Jumat (22/9/2023).
Dana negara lebih dari Rp 90 miliar dikeluarkan pemerintah untuk pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur dasar. Presiden merencanakan pusat latihan sepak bola itu memiliki delapan lapangan, penginapan atlet dan pelatih, ruang ganti, serta pusat pengembangan riset olahraga.
Bantuan FIFA
Pembangunan pusat latihan itu dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama akan fokus pembangunan dua lapangan sepak bola dan kebutuhan pemain serta pelatih, seperti penginapan, ruang ganti, ruang aula, dan ruang ibadah.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menargetkan pembangunan tahap pertama akan rampung dalam enam bulan. Artinya, sekitar Maret 2024, pusat latihan PSSI sudah bisa digunakan oleh pemain nasional.
Bangunan di J-Village juga tahan gempa. Selama 24 jam berada di J-Village, ’Kompas’merasakan dua kali gempa ketika berada di lantai tiga hotel.
Demi mempercepat pembangunan tahap pertama, FIFA memberikan bantuan pendanaan hingga Rp 85,6 miliar. Dana itu berasal dari program FIFA Forward 3.0 yang berlaku untuk 2023-2024.
Seiring pemberian dana Forward 3.0, FIFA menandakan telah mencabut hukuman kepada PSSI. Pada April lalu, FIFA sempat memberikan hukuman kepada PSSI setelah gagal menyelenggarakan Piala Dunia U-20 2023. Meskipun tidak ada sanksi pembekuan keanggotaan, FIFA menahan sementara pemberian dana FIFA Forward untuk PSSI.
”Ini adalah simbol bahwa dunia internasional, terutama FIFA, percaya bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara benar-benar nyata dan ini hal positif,” kata Erick.
Infantino pun menyambut keseriusan Presiden Jokowi untuk menyediakan pusat latihan bagi PSSI dan timnas Indonesia. Menurut dia, langkah yang dilakukan Indonesia bisa menjadi inspirasi bagi negara Asia Tenggara lainnya.
”Proyek pembangunan pusat latihan itu sangat fantastis. Program itu akan memberikan dampak besar bagi sepak bola di Indonesia dan Asia Tenggara,” ucap Infantino.
Setelah tahap pertama rampung, pembangunan pusat latihan akan berlanjut ke tahap kedua. Lima lapangan sepak bola berstandar FIFA akan dibangun, lalu ada pula satu lapangan sepak bola dalam ruangan, lapangan futsal, dan satu lapangan multiolahraga.
Mencontoh Jepang
Indonesia melalui PSSI menjadi negara pertama yang dapat membujuk FIFA untuk mengalokasikan dana FIFA Forward demi pembangunan pusat latihan. Sejak FIFA Forward diperkenalkan pada 2019, hanya ada dua negara Asia Tenggara yang sudah mendapat bantuan untuk pembangunan infrastruktur, yaitu Filipina dan Thailand.
Berbeda dengan PSSI, Federasi Sepak Bola Filipina (PFF) dan Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) menggunakan dana FIFA Forward untuk pembangunan kantor pusat. Infantino meresmikan langsung kantor pusat baru FAT, awal Juli lalu, di sela menyaksikan final Piala Asia U-17 2023.
Dengan fasilitas delapan lapangan serta satu lapangan dalam ruangan, pusat latihan PSSI di IKN hanya kalah dari pusat latihan milik Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA). Untuk pengembangan sepak bola, Pemerintah Jepang membangun pusat latihan diberi nama J-Village yang dibangun di kota Futaba, Prefektur Fukushima, pada 1997.
Kehadiran pusat latihan itu menjadi stimulus bagi pengembangan sepak bola Jepang karena membantu Jepang menembus putaran final Piala Dunia untuk pertama kali pada Perancis 1998. Setelah sempat terkena imbas dari musibah gempa dan tsunami Fukushima 2011, J-Village telah dibangun dan dibuka kembali, April 2020.
Wajah baru J-Village meliputi 11 lapangan dan satu lapangan dalam ruangan multifungsi. Pengalaman Kompas mendatangi J-Village, Februari 2020, menunjukkan keseriusan Jepang membina sepak bola. Tidak hanya timnas, lapangan dan fasilitas J-Village juga digunakan untuk kompetisi usia dini, mulai dari Liga U-7, setiap tahun.
Proyek pembangunan pusat latihan itu sangat fantastis. Program itu akan memberikan dampak besar bagi sepak bola di Indonesia dan Asia Tenggara.
Jelang menjalani turnamen besar, seperti Piala Asia, Asian Games, Olimpiade, dan Piala Dunia, tim Jepang pasti menjalani pemusatan latihan di J-Village. Maka, J-Village yang dibangun di tanah seluas 49 hektar juga memiliki hotel empat lantai yang bisa dihuni 200 orang, pusat kebugaran, restoran besar, serta pusat riset dan pengembangan olahraga.
Bangunan di J-Village juga tahan gempa. Selama 24 jam berada di J-Village, Kompas merasakan dua kali gempa ketika berada di lantai tiga hotel.
Semoga pusat latihan di IKN bisa serupa dengan J-Village milik Jepang, baik fasilitas kelas wahid maupun menjadi stimulus prestasi sepak bola Indonesia. Indonesia harus bisa!