Inter Milan Kukuhkan Diri sebagai Pesaing Utama ”Scudetto”
Untuk keempat kali dalam sejarah klub, Inter Milan tampil sempurna di lima gim awal Liga Italia. Ketika Lautaro Martinez dan Marcus Thuram bisa diredam, Federico Dimarco menjadi sosok penentu ”I Nerazzurri”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
EMPOLI, MINGGU — Inter Milan semakin mengukuhkan diri sebagai pesaing utama scudetto di Liga Italia musim 2023-2024. Raihan kemenangan, 1-0, dari Empoli di Stadion Carlo Castellani, Minggu (24/9/2023), mempertahankan rekor kemenangan di lima pekan awal sekaligus menjaga kenyamanan di puncak klasemen.
Tim berjuluk ”I Nerazzurri” itu menjadi salah satu dari dua tim yang belum terkalahkan di Italia. Tim lainnya adalah Lecce yang berada di peringkat ketiga dengan koleksi 11 poin.
Selain nyaman di pucuk tabel klasemen berkat keunggulan tiga poin dari tim sekota, AC Milan, di posisi kedua, Inter pun menegaskan diri sebagai tim terbaik di awal musim ini. Mereka adalah tim paling produktif berkat koleksi 14 gol. Lautaro Martinez dan kawan-kawan juga amat kokoh di lini belakang karena baru kemasukan sebuah gol.
Pelatih Inter Simone Inzaghi menuturkan, melawan Empoli, tim juru kunci, tidak menghadirkan laga yang mudah bagi anak asuhannya. Selain mampu mencetak gol cepat di babak kedua, Inzaghi menilai, kunci kemenangan timnya adalah kemampuan menjaga fokus untuk mengantisipasi serangan Empoli di menit-menit akhir laga.
”Kami seharusnya bisa mengakhiri laga lebih cepat dengan mencetak gol kedua. Empoli tampil dengan semangat untuk mengakhiri kondisi buruk, jadi laga berjalan tidak mudah. Di sisi lain, kami berusaha tetap tampil tajam di tengah jadwal yang mulai padat,” ujar Inzaghi seusai laga kepada Sky Sport Italia.
Dengan membawa timnya tampil mulus tanpa cela, Inzaghi pun mencetak rekor dalam sejarah Inter. Ia bergabung dengan tiga juru taktik terdahulu Inter, yaitu Helenio Herrera, Roberto Mandini, dan Antonio Conte, yang mampu menorehkan lima kemenangan beruntun di permulaan musim.
Herrera adalah pelatih pertama yang menorehkan capaian apik itu di awal kompetisi edisi 1966-1967. Kemudian, Mancini dan Conte masing-masing menyusul rekor milik Herrera pada musim 2015-2016 dan 2019-2020.
Faktor Dimarco
Inter memecah kebuntuan untuk membongkar pertahanan Empoli melalui sepakan keras kaki kiri bek sayap, Federico Dimarco, ketika babak kedua baru berjalan enam menit. Gol itu tercipta setelah Dimarco melakukan tembakan voli untuk memanfaatkan bola sapuan pemain belakang Empoli dari eksekusi sepak pojok gelandang Inter, Hakan Calhanoglu.
Dimarco pun selalu berkontribusi bagi gol Inter dalam empat pertandingan terakhir di Liga Italia. Sebelumnya, ia rutin menciptakan sebuah asis untuk membantu Inter menumbangkan Cagliari, Fiorentina, dan AC Milan. Pemain berusia 25 tahun itu akhirnya menyumbangkan gol perdananya untuk I Nerazzurri di musim ini.
Selain sumbangan gol, Dimarco adalah pemain penting dalam proses serangan Inter. Dari sisinya di sayap kiri menjadi poros serangan utama Inter untuk melepaskan umpan-umpan ke kotak penalti tim tuan rumah.
Dimarco dan bek tengah, Alessandro Bastoni, silih berganti memberikan umpan untuk memanjakan pemain depan Inter. Peluang terbaik dari skema umpan silang itu hadir ketika laga baru berjalan 10 menit. Sayang, tandukan Matteo Darmian masih mampu disapu bek tengah Empoli, Ardian Ismajli, di depan garis gawang.
”Saya mencetak salah satu gol terbaik dalam karier saya. Laga melawan Empoli tidak mudah, kami kehilangan intensitas di babak pertama, tetapi yang terpenting kami membawa pulang tiga poin penting,” ujar Dimarco kepada Sky Italia.
Sementara itu, dua penyerang Inter, Martinez dan Marcus Thuram, gagal melanjutkan ketajaman mereka. Dalam empat laga sebelumnya, salah satu dari duo penyerang itu selalu mencetak gol. Alhasil, Empoli menjadi tim pertama yang bisa meredam dua penyerang utama Inter itu.
Di sisi lain, Empoli yang tercatat sebagai tim pertama yang memecat pelatih di Liga Italia 2023-2024 tampil membaik di bawah kendali pelatih baru Aurelio Andreazzoli. Sebelumnya, Empoli memecat Paolo Zanetti seusai dilibas AS Roma, 0-7, pada pekan keempat.
Meskipun baru tiga hari berlatih bersama Andreazzoli, skuad Empoli menampilkan permainan bertahan yang lebih baik. Mereka mampu menahan Inter selama 45 menit awal. Itu pertama kali mereka tidak kemasukan gol di babak pertama sejak tumbang, 0-1, dari Verona di laga pembuka musim.
Penempatan enam pemain bertahan menjadikan Empoli memanfaatkan bola mati untuk mengancam gawang Inter. Peluang terbaik empoli tercipta di menit ke-67 melalui sepakan bebas gelandang, Filippo Ranochia, yang mampu ditepis kiper Inter, Yann Sommer.
Di tengah harapan performa membaik, Empoli tetap belum mampu mengemas poin. Mereka adalah satu-satunya tim yang belum mendapat poin hingga pekan kelima Liga Italia. Tak hanya kemarau poin, Empoli juga belum mampu mencetak gol.
Andreazzoli memuji kerja keras anak asuhannya untuk mengimbangi Inter. Namun, ia menyangangkan minimnya efektivitas pemainnya untuk memanfaatkan peluang yang tercipta.
”Hasil melawan Inter merupakan satu langkah awal bagi kami untuk menunjukkan penampilan lebih baik. Kami memiliki kepercayaan untuk mengakhiri hasil buruk ini dalam waktu dekat,” kata Andreazzoli dilansir Fottball-Italia.