Bara Kompetisi Arsenal Membakar Kutukan Goodison Park
Prinsip ”jangan diubah jika tidak rusak” tidak lagi melekat di Arteta. Dia membawa pendekatan baru untuk memaksimalkan potensi Arsenal.
LIVERPOOL, MINGGU — Manajer Arsenal Mikel Arteta dikenal tidak suka mengganti sebelas pemain mula. Namun, semua berubah total musim ini dengan skuad lebih dalam dan variasi taktik. Hal itu memantik bara kompetisi antarpemain yang akhirnya mampu mengakhiri kutukan di markas Everton, Stadion Goodison Park.
Everton memang hanya tim yang nyaris turun divisi musim lalu. Namun, Goodison Park selalu tidak ramah untuk Arsenal, setidaknya dalam beberapa tahun terakhir. Pada lima kunjungan terakhir setelah kepergian Manajer Arsene Wenger di 2017, Arsenal tidak pernah membawa pulang poin penuh. Empat kali berakhir kalah.
Kutukan panjang itu berakhir pada Minggu (17/9/2023) malam WIB. Arsenal mencuri kemenangan 1-0 lewat gol pemain pengganti, Leandro Trossard, di menit ke-69. Gol itu sukses memecah rasa frustrasi para pemain ”Si Meriam” yang kewalahan dihadang strategi parkir bus tuan rumah selama lebih dari satu jam.
”Waktu yang sangat lama tanpa kemenangan di sini. Kami mendominasi dan menciptakan banyak peluang. Skor (kemenangan) seharusnya lebih besar. Mereka (Everton) tidak membuat satu peluang pun. Itu semua tentang intelegensi, tetapi juga semangat bertarung tim,” kata Arteta.
Kemenangan itu memperlihatkan, hawa kompetitif dalam internal skuad Arsenal mulai membawa hasil positif. Arteta membuat kejutan saat bertandang ke markas mantan timnya itu. Dia menukar dua pemain yang selalu jadi starter dalam sempat laga awal, yaitu gelandang Kai Havertz dan kiper Aaron Ramsdale.
Sebagai konteks, menurut analisis FiveThirtyEight, Arsenal adalah tim dengan 11 pemain mula paling konsisten musim lalu. Berbanding terbalik dengan musim ini. Arteta selalu mencoba komposisi baru dalam lima laga awal musim. Sebanyak 21 pemain juga telah diberikan menit bermain.
”Tidak ada satu pun spot yang digaransi. Saya tidak punya itu. Tugas saya adalah menyatukan mereka dalam tim ini, memberikan kesempatan untuk setiap pemain (yang pantas). Biarkan mereka berkompetisi dan melakukan yang terbaik. Itulah pesan saya (kepada para pemain),” tutur Arteta tentang pergantian starter.
Arteta selalu mencoba komposisi baru dalam lima laga awal musim. Sebanyak 21 pemain juga telah diberikan menit bermain.
Gelandang Fabio Vieira dan kiper David Raya menjawab kesempatan pertama jadi starter dengan lantang. Keduanya sama-sama menawarkan hal berbeda dibandingkan dengan Havertz dan Ramsdale. Havertz yang baru didatangkan dari Chelsea belum aktif terlibat dalam permainan, sementara Ramsdale sering canggung saat mengontrol bola.
Baca Juga: Jebakan Arsenal di Goodison Park
Vieira lebih kreatif dan aktif di sepertiga akhir lapangan lawan. Dia mencatat jumlah tendangan terbanyak (4 kali) walaupun ditarik keluar di menit ke-80. Vieira juga sempat memberikan asis untuk gol penyerang Gabriel Martinelli di paruh pertama, sebelum dianulir karena offside.
Raya mencatat nirbobol dalam debutnya. Sang kiper Spanyol juga sangat tenang, menunjukkan kepiawaian membagi bola. Itu adalah alasan Arteta mendatangkannya dari Brentford. Akurasi umpannya mencapai 94 persen dari 34 kali, jauh di atas rerata Ramsdale (77 persen/24 kali). Adapun 7 dari 9 umpan panjang Raya menemui sasaran.
Puncak persaingan terlihat dalam diri Trossard. Dia selalu menjadi pilihan kedua setelah Martinelli sejak datang pada musim lalu. Alhasil, ketika Martinelli cedera pada menit ke-24, sang penyerang tim nasional Belgia itu datang dengan misi pembuktian. Trossard pun mencetak gol kemenangan, menggantikan gol Martinelli yang dianulir.
Baca Juga: Misi Balas Dendam Arsenal
Trossard berkata, kompetisi dalam tim tidak menyurutkan semangatnya, justru memberi motivasi lebih. ”Anda tahu kompetisi di tim ini seperti apa. Kami memiliki banyak pemain hebat. Saya bahagia di tengah kondisi itu saat ini, juga senang bisa berkontribusi gol lagi,” ujarnya.
Rotasi kiper
Arteta mengatakan masih banyak belajar sebagai manajer pemula di Liga Inggris. Dia baru melatih sekitar tiga setengah tahun. Karena itu, banyak hal baru yang akan mulai dilakukan dalam waktu dekat, seperti rotasi pemain lebih sering. Bahkan, dia tidak menutup kemungkinan untuk mengganti kiper di tengah laga.
Seperti diketahui, pergantian kiper di tengah pertandingan bukan hal lumrah, kecuali karena cedera atau situasi adu penalti. Menurut Arteta, bukan tanpa alasan Arsenal mendatangkan Raya, kiper timnas Spanyol, setelah memiliki Ramsdale yang berstatus kiper timnas Inggris. Arteta akan sering merotasi keduanya.
”Ada dua penyesalan terbesar saya saat menjadi manajer. Di dua laga, saat menit 60 dan menit 85, saya tidak punya keberanian mengganti kiper. Padahal, saya mengganti penyerang dengan bek dan lainnya. Laga itu berakhir imbang. (Orang berkata) mengganti kiper itu aneh, tetapi mengapa tidak? Itu bisa mengubah momentum laga,” tutur Arteta.
Menarik untuk dilihat bagaimana rotasi skuad Arsenal berikutnya. Mengingat, mereka baru akan memasuki jadwal padat dengan mulai bermain di Liga Champions pada tengah pekan depan. Si Meriam akan bermain nyaris setiap tiga hari sekali. Ruang kompetisi antarpemain pun semakin terbuka lebar. (AP/REUTERS)