Pasoepati Store, Nadi Eksistensi Pasoepati
Di tengah terobosan Persis Solo untuk melahirkan kultur ”fashion” sepak bola Kota Surakarta, Pasoepati ikut pula melahirkan inovasi melalui toko cendera mata.
Waktu menunjukkan pukul 14.00 di tengah terik panas dengan suhu 36 derajat celsius yang menyelimut Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (9/9/2023), tujuh orang mengantre di dalam Pasoepati Store. Mereka datang untuk mengambil tiket pertandingan berbentuk gelang untuk menyaksikan duel Indonesia melawan Taiwan pada laga Grup K Kualifikasi Piala Asia U-23 2024.
Antrean itu sampai membuat pintu masuk toko sudah tidak bisa dibuka. Lalu, terdapat pula dua orang yang masih menunggu di pelataran toko ketika sepak mula laga tersebut berjarak lima jam.
Baca juga: Kreativitas Persis Solo Menyelami Kultur Pop
Para pendukung tak berhenti silih berganti datang untuk mengambil tiket yang telah mereka bayar secara daring di Pasoepati Store. Sebanyak 350 tiket dialokasikan Dewan Pengurus Pusat Pasoepati—kelompok suporter Persis Solo—untuk dijual melalui toko resmi mereka yang berada di wilayah Laweyan, Surakarta. Tiket itu pun telah habis terjual sejak, Jumat (8/9/2023) kemarin.
”Kami hanya melayani satu tiket untuk satu kartu identitas. Pastikan nama yang terdata sama dengan nama di KTP (kartu tanda penduduk),” ujar salah satu pelayan di Pasoepati Store kepada sejumlah suporter tim nasional Indonesia yang ingin mengambil tiket mereka.
Bagi suporter yang ingin mengambil tiket, mereka harus memperlihatkan KTP. Itu dilakukan untuk mengonfirmasi tiket telah diambil sesuai dengan nama pembeli yang terdaftar.
Laga Indonesia U-23 melawan Taiwan U-23 menjadi kesempatan perdana Pasoepati Store menjadi lokasi penjualan dan penukaran tiket laga timnas. Sejak dibuka Juli 2023, Pasoepati Store menjadi ikhtiar Pasoepati untuk mendapatkan sumber pemasukan demi mempertahankan eksistensi untuk mendukung Persis.
Baca juga: Tekad Persis Solo Menuju Usia Seabad
Tidak hanya demi mendukung Persis, Pasoepati pun telah menjadi organisasi sosial bagi masyarakat Surakarta. Salah satunya, mereka memiliki satu ambulans yang bisa digunakan gratis oleh masyarakat Surakarta dan sekitarnya untuk kebutuhan penanganan medis.
Di luar penukaran tiket laga, baik timnas maupun Persis, Pasoepati Store juga menjadi pusat fashion bagi pendukung ”Laskar Sambernyawa”, julukan Persis. Pasoepati Store menyediakan kaus, jersei fantasi, dan hoodie yang berwarna merah, hitam, dan putih.
Kisaran harga cendera mata Pasoepati pun menyesuaikan kemampuan suporter bola yang mayoritas berlatar ekonomi menengah ke bawah. Harga pun mulai dari Rp 60.000 hingga Rp 120.000 untuk kaus, Rp 150.000 buat jersei fantasi, serta hoodie dibanderol Rp 185.000.
Harga itu jauh lebih terjangkau dibandingkan kaus dan jersei otentik Persis Solo yang dijual pada rentang harga Rp 150.000 hingga Rp 699.000.
Baca juga: Pijakan Mula Mencetak ”Sambernyawa Muda”
”Pasoepati Store menyesuaikan kemampuan pasar teman-teman suporter. Meski begitu, pengalaman kami di bidang fashion membuat kualitas produk tidak kalah dari merchandise resmi Persis,” ujar Manajer Pasoepati Store Billy Chrismas Suryo Kusumo yang dijumpai, Minggu (10/9/2023).
Hormati hak komersial
Berbeda dengan toko-toko cendera mata yang dijalankan kelompok suporter klub Indonesia lain, Pasoepati Store amat menghormati hak intelektual klub. Alhasil, produk yang diproduksi dan dijual Pasoepati tidak mencantumkan logo Persis.
”Logo itu adalah hak intelektual milik klub. Kami sangat menghindari menggunakan logo agar tidak bersinggungan dengan masalah lisensi atau komersial,” kata Billy.
Presiden Pasoepati Agos Warsoep menambahkan, Pasoepati Store adalah mimpinya yang ingin membuat Pasoepati memiliki sumber pemasukan mandiri. Itu membuat Pasoepati tidak hanya bergantung dari pembagian keuntungan berdasarkan penjualan tiket yang dialokasikan manajemen Laskar Sambernyawa untuk kelompok suporter.
Selain mewujudkan cita-cita saya untuk memiliki toko bernuansa kultur sepak bola di Surakarta, saya ingin Pasoepati Store ini menjadi penyedia kebutuhan fashion sepak bola. Target pasarnya tidak hanya suporter, tetapi juga masyarakat umum yang memiliki keterkaitan dengan sepak bola kota ini.
”Selain mewujudkan cita-cita saya untuk memiliki toko bernuansa kultur sepak bola di Surakarta, saya ingin Pasoepati Store ini menjadi penyedia kebutuhan fashion sepak bola. Target pasarnya tidak hanya suporter, tetapi juga masyarakat umum yang memiliki keterkaitan dengan sepak bola kota ini,” ujar Agos.
Baca juga: Pesona Stadion Sriwedari dan ”Tangan-tangan” Terbuka dari Surakarta
Interior Pasoepati Store dihias dengan lantai beralaskan rumput sintetis. Kemudian, di dinding bagian atas tercantum tulisan-tulisan penyemangat untuk Persis hingga deretan prestasi yang telah diraih Persis jelang 100 tahun berdiri.
Prestasi itu meliputi tujuh gelar Turnamen Antarkota PSSI pada periode 1930-an hingga awal 1940-an, lalu juara Divisi Dua 1994 dan Liga 2 2021-2022.
Untuk pasokan produk, Billy mengungkapkan, pihaknya juga menerapkan konsinyasi sehingga menjual pula produk yang dibuat langsung oleh anggota Pasoepati yang gemar membuat kaus. Meski begitu, produk anggota yang masuk ke dalam Pasoepati Store harus lolos penilaian kualitas kontrol.
Baca juga: Tujuh Pelempar Batu ke Bus Persis Solo Ditangkap
”Saat ini produk dari sistem konsinyasi berjumlah seperempat dari total produk yang kami jual. Kami sangat terbuka untuk membantu penjualan hasil kreativitas teman-teman Pasoepati, tetapi mereka harus bisa memenuhi standar kualitas produk yang kami buat. Itu agar kualitas produk kami terjaga konsisten,” kata Billy.
Membuka cabang
Meskipun baru pijakan awal memulai kemandirian ekonomi, Pasoepati memiliki mimpi untuk melebarkan kuantitas Pasoepati Store. Agos mengatakan, Pasoepati Store tidak hanya berhenti untuk berada di satu lokasi di Surakarta.
”Kami sudah punya di tengah kota, targetnya kami bisa membuka cabang di wilayah-wilayah perbatasan,” kata Agos.
Billy menambahkan, antusiasme Pasoepati membeli produk Pasoepati Store cukup tinggi. Setiap hari ada produk yang dijual. Penjualan langsung di toko, lanjutnya, lebih banyak dibandingkan penjualan secara daring melalui marketplace.
”Harapan kami, kompetisi Liga 1 tidak ada lagi hambatan dan penghentian di tengah jalan. Sebab, kehadiran kompetisi juga membantu kami menggeliatkan roda ekonomi di kalangan suporter,” kata Billy.
Persis dan Pasoepati akhirnya telah menggagas jalan sendiri untuk menggeliatkan kultur sepak bola di Surakarta. Keberadaan Laskar Sambernyawa di Liga 1 menjadi fondasi bagi membaranya kembali semangat sepak bola di kota budaya itu. Sakjose!