Sejarah baru akan tercipta seusai partai final. Jerman akan juara pertama kali, atau Serbia yang meraih titel pertama tanpa embel-embel Yugoslavia.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANILA, SABTU — Tidak ada tim unggulan Amerika Serikat dan Kanada di final Piala Dunia FIBA 2023. Hanya ada Jerman dan Serbia, sepasang tim Eropa yang tidak difavoritkan untuk mencapai partai puncak. Kedua tim ”kuda hitam” itu akan berebut sejarah baru di Stadion Mall of Asia Arena, Manila, Minggu (10/9/2023).
Pelatih Kepala Serbia Svetislav Pesic adalah sosok paling bahagia di partai puncak nanti. Bagaimana tidak, pelatih 74 tahun itu seolah mengalami deja vu setelah mengantar Serbia ke final. Sekitar 21 tahun lalu, dia juga membawa negaranya yang masih bersatu dengan nama Yugoslavia ke final, dan juara Piala Dunia 2002.
Terlebih lagi, Serbia akan melawan Jerman di laga pamungkas. Pesic menghabiskan bertahun-tahun sebagai pelatih di tim nasional dan klub-klub Jerman. Hingga saat ini, dia masih menjadi satu-satunya pelatih yang bisa mengantar Jerman juara turnamen besar, yaitu EuroBasket 1993.
”(Final) yang sangat menarik. Saya tinggal di Jerman, keluarga saya juga di sana. Saya ikut bangga dengan pencapaian mereka. Banyak orang di sana masih mengakui pengaruh saya terhadap perkembangan basket,” kata Pesic, yang akan menjadi pelatih tertua dengan titel juara jika Serbia menang.
Pencapaian final bukan hanya milik Jerman dan Serbia, juga Eropa. Final sesama tim Eropa terwujud setelah kejatuhan tim Benua Amerika di semifinal. Serbia menumbangkan Kanada, sedangkan Jerman menaklukkan AS. Adapun Benua Amerika selalu dikaitkan sebagai kiblat basket dunia.
Wajar jika para pemain Jerman menangis sambil memegangi kepala di lapangan seusai menang 113-111. Selain lolos ke final pertama kali, mereka tidak menyangka bisa unggul atas tim favorit bertabur bintang NBA, liga terpopuler di dunia. Hanya empat pemain Jerman yang tampil di NBA, itu pun berstatus medioker, seperti Dennis Schroder.
Sisanya bermain di klub Eropa. Salah satunya Andreas Obst, pemain Bayern Muenchen, yang menjadi pahlawan kemenangan atas AS dengan 24 poin. Menurut Schroder, kualitas individu AS mungkin unggul, tetapi tidak dalam kebersamaan. ”Ini tim paling kompak sepanjang karier saya,” ujarnya.
Skuad Jerman datang ke Piala Dunia dengan komitmen tertinggi. Para pemain sepakat membela timnas selama tiga tahun beruntun, berlaku sejak musim panas lalu. Dengan keseriusan itu, tidak heran tim peringkat ke-11 dunia itu menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan sepanjang turnamen, 7-0.
Bagi Pesic, final ini terasa lebih mengejutkan. Di Indianapolis pada 2002, Yugoslavia diunggulkan dengan status juara bertahan. Berbeda di ajang ini, mereka tidak diperkuat banyak pemain andalan, termasuk megabintang NBA Nikola Jokic. Serbia bahkan tidak masuk delapan tim teratas dalam power ranking terakhir FIBA.
Serbia justru mendapatkan berkah terselubung. Tanpa megabintang, Bogdan Bogdanovic dan rekan-rekan justru bermain tanpa tekanan dan tidak mudah diprediksi. Permainan mereka simpel dengan mengandalkan kolektivitas, tetapi sangat efisien. Pesic berharap bisa merasakan juara lagi bersama Serbia.
”Saya tidak akan pernah melupakan Indianapolis 2002. Yang paling saya ingat adalah pesta setelah kami pulang. Sejak dari bandara hingga pusat kota Belgrade, kami disambut para pendukung, termasuk orang-orang dari balkon. Seluruh negeri bisa merasakan kesuksesan kami,” ujar Pesic pada Mozzartsport, September lalu.
Pelatih Kepala Jerman Gordie Herbert datang dengan motivasi lebih. Dia adalah warga asli Kanada dan bisa membalaskan kekalahan negaranya di final. ”Saya tidak tahu siapa yang akan menang. Saya hanya fokus 100 persen. Pesic adalah salah satu pelatih terbaik di Eropa. Hanya itu yang bisa saya katakan,” tuturnya.
Final yang sangat menarik. Saya tinggal di Jerman, keluarga saya juga di sana. Saya ikut bangga dengan pencapaian mereka.
Penembak jitu
Hujan poin kemungkinan akan tercipta di partai puncak. Serbia merupakan tim paling efisien sepanjang turnamen dengan akurasi tembakan 56 persen. Jerman tidak kalah efisien. Mereka adalah tim pertama yang bisa mencetak lebih dari 105 poin lawan AS. Di laga itu, Jerman mencatat akurasi tembakan 57,7 persen.
Serbia memiliki banyak penembak jitu, salah satu dan yang paling andal adalah Bogdanovic dengan rerata sumbangan 19,4 poin. Guard NBA asal klub Atlanta Hawks sudah mencetak 69 tembakan tiga angka pada Piala Dunia, atau yang terbanyak dalam 30 tahun terakhir.
”Bola basket telah berubah. Sekarang tembakan tiga angka lebih banyak digunakan. Kami kebetulan juga bermain lebih cepat. Itu membantu keahlian saya. Saya sama sekali tidak berpikir bisa menciptakan rekor seperti itu dan saya bahagia mencapainya,” kata Bogdanovic, yang turut mengantar Serbia ke final Piala Dunia 2014.
Jerman mempunyai Obst yang bisa menembak tiga angka dari segala sisi. Obst adalah penembak tiga angka terbanyak di EuroBasket 2022 dengan 25 kali tembakan dan akurasi 48 persen. Di Piala Dunia, dia mencatat akurasi 45,7 persen. ”Andy adalah penembak terbaik di planet ini,” puji rekan setimnya, Johannes Voigtmann.
Prestasi tertinggi Jerman sebelumnya adalah perunggu di Piala Dunia 2002, saat Yugoslavia juara. Ketika itu, mereka masih diperkuat legenda hidup yang juga ikon NBA, yaitu Dirk Nowitzki. Setelah periode tersebut, Jerman tidak pernah menggapai semifinal lagi.
Duel AS versus Kanada yang diharapkan banyak orang tetap akan tersaji. Hanya saja, mereka tidak akan memperebutkan medali emas, tetapi perunggu. Pertarungan kedua tim tetangga itu akan berlangsung tepat sebelum partai final, pada pukul 15.30 WIB.