Seni Melambatkan Diri Brasil Meredam Ledakan Kanada
Dengan melambatkan diri, Brasil mengubah tempo permainan keseluruhan. Kanada, yang dalam tiga laga terakhir Piala Dunia FIBA 2023 selalu mencetak angka besar, kesulitan meraup poin.
Oleh
REBIYYAH SALASAH, KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Untuk bisa meredam Kanada yang selalu meledak-ledak di tiap laga Piala Dunia FIBA 2023, tidak ada cara lain selain melambatkan laju mereka. Brasil memulainya dengan melambatkan diri sendiri. Lebih dari sekadar strategi, apa yang ditampilkan Brasil seperti seni yang akhirnya membawa keberhasilan.
Keberhasilan itu berupa kemenangan atas Kanada, 69-65, pada babak kedua Piala Dunia FIBA 2023, di Stadion Indonesia Arena, Jumat (1/9/2023). Berkat hasil positif itu, Brasil hanya berjarak satu kemenangan untuk menuju delapan besar. Tim asuhan Gustavo Conti wajib menaklukkan Latvia pada laga terakhir babak kedua, Minggu (3/9/2023).
”Kami mengikuti instruksi pelatih. Kami mendengar pandangan mereka dan mematuhi instruksi. Kami tahu laga ini tidak akan menjadi pertandingan dengan skor tinggi, dan kami harus melakukan itu untuk memenangi pertandingan,” kata Bruno Caboclo, yang menjadi inspirator kemenangan Brasil dengan menyumbang 19 poin dan 13 rebound.
Tidak seperti tiga laga babak pertama, Brasil terlihat bermain dengan intensitas lebih rendah melawan Kanada. Caboclo dan kawan-kawan memilih mengatur kecepatan permainan dengan memperlambat segalanya. Mereka juga memanfaatkan atletisitas para pemainnya untuk menguasai permainan fisik, terutama saat rebound.
Seperti disampaikan Caboclo, strategi itu berimplikasi pada minimnya poin yang dihasilkan Brasil. Pada kuarter pertama, kendati unggul, mereka hanya menciptakan 16 poin. Padahal, Caboclo dan kawan-kawan selalu mencetak lebih dari 20 poin pada tiga laga sebelumnya. Kanada juga turut terdampak. Mereka hanya mencetak 13 poin pada awal pertandingan.
Intensitas permainan sedikit meningkat pada paruh kedua, terutama setelah Kanada unggul hingga 10 poin menjelang akhir kuarter ketiga. Namun, Brasil melaju dengan kecepatan 13 poin untuk melampaui perolehan poin Kanada pada kuarter terakhir. Setelahnya, Brasil mengawali keunggulan 64-60, yang tak lagi bisa dibalikkan Kanada hingga laga berakhir.
Dengan perolehan poin di bawah 90, Kanada terbukti kesulitan mencuri angka dari Brasil. Padahal, Kanada sebelumnya merupakan salah satu tim paling produktif di Piala Dunia. Rata-rata angka yang dihasilkan tiap pertandingannya mencapai 108 poin. Perolehan poin paling sedikit Kanada adalah saat menghadapi Perancis, yakni 95.
Pelatih Brasil Gustavo Conti mengatakan, permainan lambat yang diterapkan untuk meredam Kanada merupakan perwujudan rencana yang sudah disiapkan lama. Bahkan, rencana permainan itu telah digodok sejak hasil undian diketahui. Beruntungnya, kata Conti, pemain menerapkan strategi dengan baik sehingga berbuah kemenangan.
Kami tahu laga ini tidak akan menjadi pertandingan dengan skor tinggi, dan kami harus melakukan itu untuk memenangi pertandingan.
”Kami tahu mereka memiliki permainan yang sangat mirip dengan Amerika Serikat, dan mereka sangat suka berlari. Jadi kami sudah banyak memikirkannya. Mereka yang menonton, terutama di Brasil, mungkin sedikit heran karena pertandingan ini lambat dan berbeda dengan apa yang biasa kami lakukan,” ucap Conti.
Strategi itu terbukti menyulitkan Kanada. Hal itu diakui secara tidak langsung oleh Pelatih Kanada Jordi Fernandez. Melihat penampilan Brasil yang sebenarnya tidak terlalu agresif menyerang, Fernandez mengakui timnya sebenarnya punya peluang menang. Apalagi akurasi lemparan lapangan Brasil hanya 40 persen serta 19 persen keberhasilan lemparan tiga angka.
Masalahnya, Kanada juga kurang agresif ketika menyerang. Mereka 10 kali kehilangan bola saat menyerang, dan Brasil sukses mengonversinya menjadi 17 poin. Shai Gilgeous-Alexander juga memiliki akurasi tembakan lebih rendah, yaitu 33 persen. Dengan situasi itu, sulit bagi timnya untuk meraih kemenangan.
”Kami adalah tim yang sangat bagus saat berlari, saat memberi ruang, saat memasuki area berwarna. Kami bermain dengan cara yang benar sepanjang turnamen dan hari ini ternyata tidak. Ini bukan hanya kesalahan pemain tertentu, tetapi kami sebagai satu tim, termasuk saya,” tutur Fernandez.
Pada laga terakhir babak kedua, Kanada akan menghadapi juara dunia Spanyol. Dengan rekor menang kalah keempat tim sama-sama 3-1, kemenangan penting diraih untuk menentukan kelolosan ke babak selanjutnya. Dua pemenang dalam laga itu dipastikan melaju ke delapan besar.