Butuh Waktu bagi Herry IP Membangkitkan Ganda Campuran
PP PBSI melakukan pergeseran pelatih di tengah kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Herry Iman Pierngadi, yang telah melahirkan banyak ganda putra nomor satu dunia, mendapat tugas baru menjadi pelatih ganda campuran.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah memimpin sektor ganda dan melahirkan pasangan-pasangan nomor satu dunia, Herry Iman Pierngadi akan mendapat tugas baru sebagai pelatih kepala ganda campuran. Meski berpengalaman melahirkan pasangan-pasangan nomor satu dunia, mengembalikan nama ganda campuran Indonesia yang saat ini terpuruk bukan tugas mudah.
Permintaan untuk memimpin skuad ganda campuran pada Herry dari Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta disampaikan sebelum skuad Indonesia tampil pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Denmark, 21-27 Agustus. Namun, PP PBSI baru menyampaikan pengumuman pada Jumat (1/9/2023).
Dalam siaran pers dari PP PBSI yang dibagikan kepada media tanpa nama narasumber itu disebutkan, “PP PBSI resmi menunjuk Herry Iman Pierngadi untuk menangani sektor ganda campuran utama pelatnas Cipayung sebagai kepala pelatih. Penunjukan ini pun sudah disanggupi Herry yang akrab dengan julukan ‘Naga Api‘ itu”.
Disebutkan pula, Herry akan langsung membuat program latihan, termasuk memutuskan siapa yang akan menjadi asistennya. Sementara posisi Herry sebagai pelatih kepala ganda putra digantikan Aryono Miranat yang selama ini menjadi asistennya. Aryono didampingi Thomas Indratjaja yang sebelumnya menjadi pelatih ganda putra pelatnas pratama.
Selain itu, PP PBSI juga memutuskan untuk tidak mengangkat Djoko Mardianto sebagai pelatih ganda campuran yang menjalani uji coba sejak Juni. Semula, Djoko disebut akan membantu Amon Sunaryo untuk melatih ganda campuran pelatnas utama. PP PBSI menilai, kinerja Djoko belum memenuhi kebutuhan dan kriteria pelatih ganda campuran yang sedang fokus mengejar poin di kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Terkejut
Meski terkejut dengan pemberian tugas baru padanya, Herry langsung menjalankan tugas pertama, yaitu mendampingi dua ganda campuran pelatnas, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, pada Kejuaraan Dunia bersama Amon.
Herry menjalankan tugasnya hingga kedua pasangan itu terhenti pada babak ketiga. Rehan/Lisa kalah dari Yuta Watanabe/Arisa Higashino, sementara Rinov/Pitha disingkirkan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai.
Saya sudah katakan pada pengurus bahwa perlu proses untuk membangkitkan ganda campuran, mungkin lebih dari setahun. Mereka mengerti itu. (Herry IP)
Selain itu, Herry juga mendampingi empat pasangan ganda putra Indonesia. Berada di belakang lapangan saat mendampingi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pada perempat final, bersama Aryono, menjadi tugas terakhir Herry di sektor ganda putra.
Sempat dikeluarkan
Herry melatih di pelatnas sejak 1993. Pada 2007, dia dikeluarkan lalu dipanggil kembali untuk menjadi pelatih ganda putra oleh Christian Hadinata pada awal 2011. Saat itu, Christian menjadi Kepala Subbidang Pelatnas. Dia kembali ketika kekuatan ganda putra Indonesia menurun dengan keluarnya Markis Kido/Hendra Setiawan dari pelatnas.
Setelah Hendra kembali ke Cipayung pada 2012, kekuatan baru muncul dengan lahirnya duet Hendra/Mohammad Ahsan. Mereka menjadi juara dunia selang setahun setelah berpasangan, lalu menjuarai All England 2014, gelar yang tak didapat ganda putra Indonesia sejak Candra Wijaya/Sigit Budiarto juara pada 2003.
Saat Hendra/Ahsan berada di puncak, lahir pula Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sebagai ganda putra top dunia. Meski tak pernah menjadi juara dunia dan meraih medali Olimpiade, “Minions” telah menjadi salah satu ganda putra fenomenal dengan gaya main mereka yang sangat cepat. Gelar All England diraih pada 2017 dan 2018. Mereka juga menempati puncak peringkat dunia secara selama lima tahun tanpa putus.
Kini, saat semua pebulu tangkis berada di tengah lomba untuk mendapat tiket Olimpiade Paris 2024, termasuk skuad ganda putra yang memiliki pasangan nomor satu dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Herry dipindahtugaskan.
Pelatih berusia 61 tahun itu menerima tugas barunya dengan lapang dada meski waktunya tak diduga. Dia bertekad membangkitkan ganda campuran Indonesia yang terpuruk dalam dua tahun terakhir. Saat ini, tanpa pemain di posisi sepuluh besar dunia, ganda campuran bahkan menjadi sektor yang paling tertinggal.
Berdasarkan peta kekuatan di level dunia dan berdasarkan pengalaman di Kejuaraan Dunia, Herry mengatakan, tantangannya akan berat. ”Ganda campuran Indonesia berada di posisi tengah dari kekuatan dunia. Kemampuan individu setiap pemain Indonesia harus dibenahi. Jadi, butuh waktu agak lama untuk membangun kembali ganda campuran Indonesia,” kata Herry.
Saat ini, sebagai ganda campuran terbaik Indonesia, Rehan/Lisa berada di peringkat ke-14 dunia, diikuti Rinov/Pitha pada posisi ke-17. Selain itu, ada Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja di ranking ke-18 yang berlatih di PB Djarum.
”Saya sudah katakan pada pengurus bahwa perlu proses untuk membangkitkan ganda campuran, mungkin lebih dari setahun. Mereka mengerti itu,” kata Herry.