Brasil kehilangan andalannya, Raul Neto, karena cedera di Piala Dunia FIBA 2023. Namun, tantangan itu perlu dilalui karena lawan berat sudah menanti, juara bertahan Spanyol.
Oleh
REBIYYAH SALASAH, KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tantangan besar langsung menghadang Brasil dengan kehilangan pemain pada awal perjalanan mereka di Piala Dunia FIBA 2023. Laga melawan juara bertahan Spanyol pun akan lebih berat sekaligus menjadi ujian sesungguhnya bagi Brasil. Jika berhasil melewatinya, posisi Brasil akan lebih nyaman pada babak selanjutnya.
Pertemuan Brasil dengan juara Piala Dunia 2019, Spanyol, akan tersaji dalam laga Grup G di Stadion Indonesia Arena, Senin (28/8/2023). Kemenangan penting bagi kedua tim untuk mengumpulkan poin demi menjaga peluang ke perempat final. Hanya dua tim dengan akumulasi nilai tertinggi dari seluruh pertandingan putaran pertama dan kedua yang bisa lolos ke perempat final. Brasil hanya dua kali mencapai babak perempat final dalam tujuh edisi terakhir Piala Dunia.
Di atas kertas, Spanyol dan Brasil akan keluar sebagai dua tim terbaik dari Grup G untuk bergabung dengan dua tim terbaik lainnya dari Grup Hpada putaran kedua. Spanyol telah mengantongi kemenangan atas Pantai Gading, 94-64, Sabtu (26/8/2023). Pada hari yang sama, Brasil telah menaklukkan Iran dalam kemenangan besar, 100-59. Dengan jurang kualitas yang besar dengan Pantai Gading (peringkat ke-64 dunia), Brasil (peringkat ke-13 dunia) akan menang mudah pada laga terakhir Grup G.
Namun, tantangan ada di depan mata Brasil. Tim asuhan Gustavo Conti ini memang berbekal keyakinan diri tinggi selepas mengalahkan Iran. Meski begitu, kemenangan besar itu harus dibayar mahal. Salah satu pemain andalan mereka, point guard Raul Neto Togni, cedera pada awal kuarter ketiga setelah melakukan gerakan melompat.
Konfederasi Bola Basket Brasil (CBB) mengumumkan, Neto mengalami robekan pada tendon patella di lutut kanannya. Dengan diagnosis itu, Neto tak bisa melanjutkan kiprahnya memperkuat Brasil di Piala Dunia. Sering kali, untuk jenis cedera tersebut, diperlukan waktu pemulihan enam hingga 12 bulan.
Pada sesi latihan Brasil, Minggu (27/8/2023) malam, Neto tampak hadir di tepi lapangan. Neto meluruskan kaki kanannya ke atas kursi. Sepasang kruk terlihat disandarkan ke tembok. Center Brasil Felipe Dos Anjos mengatakan, seluruh anggota tim langsung berkumpul seusai pertandingan melawan Iran dan membicarakan situasi cederanya Neto.
Neto pun perlahan mulai menerima keadaan dan ingin tetap bersama tim untuk memberi dukungan, termasuk saat latihan.
”Neto pun perlahan mulai menerima keadaan dan ingin tetap bersama tim untuk memberi dukungan, termasuk saat latihan. Intinya, kami berusaha untuk saling mendukung dan menguatkan,” ujar Dos Anjos.
Sebelum cedera, Neto adalah salah satu pemain utama di lapangan. Turun sebagai starter, Neto mencetak 8 poin dalam hampir 15 menit permainan. Dengan cederanya Neto, Brasil tidak bisa memanggil atlet lain untuk menggantikannya sepanjang kompetisi.
Adapun bagi Neto, ini merupakan kekecewaan yang besar, yang baru-baru ini menandatangani kontrak dengan Fenerbahce Beko Istanbul setelah delapan musim bermain di NBA. Neto baru kembali dipanggil memperkuat Brasil setelah tujuh tahun. Pertandingan terakhirnya bersama Brasil adalah Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Wajar jika kemudian Neto menangis di sisi lapangan setelah ditandu keluar.
Namun, Brasil juga sebenarnya tidak kekurangan pemain di posisi Neto. Duet Neto dan point guard mungil Yago Santos mengambil alih permainan melawan Iran sejak detik pertama. Yago Santos, yang berpostur 178 sentimeter, sukses mencetak 14 poin, 3 rebound, dan 6 assist.
Kapten tim sekaligus guard veteran Brasil, Marcelinho Huertas, mengatur tim dengan baik pada usia 40 tahun serta menyumbang 10 poin, 1 rebound, dan 6 assist. Forward Bruno Caboclo pun melanjutkan penampilan apiknya sejak masa persiapan hingga laga melawan Iran. Dia mencetak angka terbanyak, 16 poin dan tujuh rebound. Semua pemain pun turut menyumbang poin.
”Kami terkejut dengan kejadian yang menimpa Raul, tetapi hal seperti itu memang selalu terjadi. Kami tidak bisa apa-apa selain mendukung. Sementara itu, kami harus menyiapkan energi lebih dan tetap fokus pada turnamen ini karena perjalanan masih panjang. Kami tetap harus menatap ke depan dan tidak membiarkan apa pun membuyarkan fokus kami,” ujar Bruno Caboclo.
Tantangan lain yang perlu dihadapi Brasil adalah kemampuan Spanyol mengatasi ketidakhadiran Most Valuable Player Piala Dunia 2019, Ricky Rubio. Spanyol sangat termotivasi untuk menunjukkan kepada semua orang bagaimana peremajaan skuad tidak akan memengaruhi hasil mereka.
Di sisi lain, beberapa pemain Brasil punya pengalaman bermain di Eropa, termasuk Spanyol. Huertas juga membela klub Spanyol, Lenovo Tenerife. Terdapat tiga pemain Brasil lain yang memperkuat klub Spanyol. Maka, Spanyol pasti sudah tidak asing lagi dengan gaya permainan para pemain Brasil.
Pertandingan ini akan menjadi ujian bagi Spanyol untuk meningkatkan performa dan kepercayaan diri mereka sebelum pertandingan yang lebih penting. Spanyol tidak boleh mengalami kemunduran di babak pertama karena bisa menjadi bencana di tahap berikutnya ketika mereka menghadapi tim kuat seperti Kanada, Perancis atau Latvia.
Pelatih Spanyol Sergio Scariolo mengatakan, beberapa kesalahan saat melawan Pantai Gading harus diperbaiki oleh timnya, termasuk soal banyaknya turnover atau kehilangan bola. Spanyol tercatat melakukan 18 kali turnover yang menghasilkan 22 poin bagi Pantai Gading.