Skuad bulu tangkis Indonesia di Universiade Chengdu diperkuat atlet mahasiswa pemegang gelar tertinggi Pomnas 2022. Ajang ini menjadi kesempatan menguji mental atlet.
Oleh
Insan Alfajri dari Chengdu, China
·3 menit baca
CHENGDU, KOMPAS — Pekan Olahraga Mahasiswa Dunia atau Universiade di Chengdu, China, jadi kesempatan untuk menguji mental atlet bulu tangkis pemegang prestasi tertinggi di kejuaraan mahasiswa nasional dan regional. Mereka harus tampil tenang dan tidak kena mental saat menghadapi lawan.
Pentingnya menjaga ketenangan saat bertanding merupakan salah satu poin evaluasi dari pelatih bulu tangkis Herawati Soepandi seusai babak penyisihan 64 besar, Jumat (4/8/2023) sore, di Shuangliu Sports Center Gymnasium, Chengdu. Dua atlet yang turun di nomor tunggal putri, yaitu Sri Fatmawati dan Aurum Oktavia Winata, tersingkir.
Selain itu, tunggal putra Muhammad Febriansyah juga kalah. Pasangan Elizabeth Jovita/Brigita Marcelia juga gagal mempertahankan nomor ganda putri setelah dilibas Leung Yuet Yee/Fu Chi Yan (Hong Kong).
Laga Sri Fatmawati kontra Sung Shuo Yun (Taiwan) dan Aurum Oktavia melawan atlet mahasiswa asal AS, Chi Natalie, jadi catatan khusus pelatih Herawati Soepandi. Menurut dia, Sri dan Aurum berpeluang menang di dua nomor itu.
Namun, kedua atlet itu banyak menyumbang poin kepada lawan karena bolanya mati sendiri. Dari catatan Herawati dalam ronde kedua melawan Sung, Sri bolanya mati sampai 13 kali.
”Dalam tunggal putri, bukan power yang utama, tetapi ketenangan. Ketenangan ini berhubungan dengan mental. Kalau sudah tidak tenang, sebagus apa pun tekniknya tetap tak bisa menghasilkan poin,” ujarnya.
Herawati mengingatkan anak asuhnya bahwa Universiade merupakan panggung dunia bagi atlet mahasiswa. Mereka harus tenang, bisa menguasai diri sendiri, baru kemudian mencari celah untuk menghasilkan poin.
”Bulu tangkis ini olahraga yang fase mengambil keputusannya berlangsung dalam hitungan detik. Tidak boleh bingung, harus cepat dalam mengambil keputusan,” ujarnya lagi.
Saat bertanding, Sung yang mengalahkan Sri, 2-0, bermain lebih tenang. Pengembaliannya tidak terlalu kencang, tetapi akurasi serta penempatan bola sangat terjaga. Sementara Sri beberapa kali mati langkah. Pengembalian bola Sri juga sering nyangkut di net.
Dengan kekalahan ini, Indonesia menyisakan beberapa nomor yang akan bertanding di fase berikutnya, Sabtu (5/8/2023). Rinciannya, tiga pasang ganda campuran, dua pasang ganda putra, dan satu tunggal putra. Dari semua nomor yang tersisa, Indonesia diharapkan bisa berprestasi di ganda putra dan campuran.
Berbeda dengan sejumlah cabang olahraga lain yang membawa atlet pelatnas, skuad bulu tangkis Indonesia di Universiade Chengdu diperkuat atlet mahasiswa pemegang gelar tertinggi di pekan olahraga mahasiswa nasional (Pomnas) 2022. Beberapa di antaranya juga meraih emas di pekan olahraga mahasiswa Asean (AUG) di Thailand tahun 2022.
Mereka adalah Aurum Oktavia Winata, Elizabeth Jovita, Nahla Aufa Dhia Ulhaq, Sri Fatmawati, dan Brigita Marcelia Rumambi. Selain itu, ada Dwiki Rafian Restu, Muhammad Febriansyah, Handoko Yusuf Wijayanto, Reza Dwicahya Purnama, dan Muhammad Juan Elgiffani.
Ketua Kontingen Indonesia Del Asri tidak menyangka negara lain turut memainkan atlet elite mereka di kompetisi multicabang tingkat mahasiswa ini. China dan Taiwan, misalnya, bahkan menurunkan atlet-atlet yang berada di peringkat 30-an dunia. Indonesia dinilai sulit bersaing meskipun tak tertutup kemungkinan ada atlet yang bisa membuat kejutan.
Diturunkannya pemain-pemain kelas dunia tak lepas dari status bulu tangkis yang kini masuk sebagai cabang olahraga wajib. Pada Universiade sebelumnya, bulu tangkis masih berstatus cabang olahraga pilihan tuan rumah.
Ini menjadi pekerjaan besar Indonesia dalam memilih atlet mahasiswa yang akan berlaga di Universiade berikutnya. Sebab, secara gengsi, Indonesia dianggap sebagai negara bulu tangkis. ”Tentu akan menjadi tantangan tersendiri bila kita tak bisa berprestasi di cabang olahraga ini,” katanya.