Misi bangkit Persebaya Surabaya malah berubah terlempar ke zona degradasi klasemen sementara akibat kalah 1-2 di pekan keenam Liga 1 dari tim tamu Persikabo 1973 di Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat (4/8/2023).
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
Sayap serang Persebaya Surabaya Muhammad Iqbal saat berlaga melawan Persikabo 1973 di pekan keenam Liga 1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat (4/8/2023). Persebaya kalah 1-2 dari Persikabo sehingga terlempar ke zona degradasi klasemen sementara.
SURABAYA, KOMPAS – Serangan balik Persikabo 1973 menjadi mantra pejinak Persebaya Surabaya untuk menyegel kemenangan 2-1 (1-0) di pekan keenam Liga 1 Indonesia, Jumat (4/8/2023), di Stadion Gelora Bung Tomo, Jawa Timur. Kemenangan mengantar Persikabo ke papan tengah klasemen sementara, adapun Persebaya tenggelam di zona degradasi.
Kekalahan itu menambah derita Persebaya yang benar-benar ingin bangkit. "Green Force", julukan Persebaya, berada di urutan ke-16 alias zona degradasi dengan poin 5 dari enam laga. Sejak menang 3-2 di laga tandang atas tuan rumah Persis Solo, tim asuhan Aji Santoso gagal meneruskan tren bagus. Bahkan, di tiga laga kandang, Persebaya ditahan 1-1 oleh PS Barito Putra dan 2-2 oleh RANS Nusantara lalu dipermalukan Persikabo.
Kekalahan ini jelas mengancam posisi Aji, mantan kapten tim nasional dan Persebaya. Apalagi, di tiga laga kandang, kehadiran pendukung fanatik, yakni bonek, merosot. Saat dipermalukan Persikabo, penonton yang hadir di stadion cuma 1.601 orang sesuai laporan pertandingan (match summary). Kehadiran penonton amat jauh dari kapasitas 46.000 kursi. Di laga kandang sebelumnya atau saat ditahan oleh RANS, kehadiran penonton 9.060 orang.
Jumlah penonton yang terus minim itu dapat dibaca sebagai hukuman Bonek kepada Persebaya karena penampilan yang buruk. Kemenangan memang tuntutan yang tinggi. Namun, Aji gagal meningkatkan capaian terbaik yakni urutan kedua Liga 1 2019. Prestasi tim terus merosot meski sempat mendapat trofi minor Piala Gubernur Jatim 2020. Kekalahan dari "Laskar Pajajaran", julukan Persikabo, kian menggerus kepercayaan pendukung terhadap kinerja sang pelatih yang pernah menjadi idola saat turut membawa Persebaya menjadi juara Liga Indonesia 1996-1997.
Karena mengusung misi bangkit, Persebaya memulai laga dengan serangan dan memberi tekanan. Sho Yamamoto sempat membuat peluang pertama dengan melewati dua pemain dan menendang bola pada menit ke-4 meski berhasil diblok pertahanan Persikabo. Peluang berikutnya lewat tendangan Song Ui-Young juga masih melambung dari gawang kawalan Husna Saputra.
Pada menit ke-14, peluang emas gagal menjadi gol. Kasim Botan mengoper secara datar ke kotak penalti dan disambar Yamamoto. Namun, bola mengenai kaki Nikola Kovacevic dan melebar. Sepuluh menit kemudian, giliran Muhammad Iqbal menendang bola ke tengah kotak penalti dan disundul oleh Kadek Raditya, tetapi tidak berbuah gol.
Merespon gelombang serangan tuan rumah, Persikabo mempekuat pertahanan sambil menunggu serangan balik. Taktik itu cespleng. Persikabo memulai "luka" dengan gol Jose Varela pada menit ke-33. Gol itu terjadi akibat kesalahan barisan pertahanan Persebaya menjaga sang penyerang. Varela mendapat umpan terobosan dari tengah lapangan, memberi satu sentuhan dan melesatkan bola ke tiang dekat yang gagal dicegah oleh kiper Ernando Eri.
Terkejut dengan gol itu, Persebaya mencoba membalas. Bruno Moreira sempat membuat peluang pada menit ke-36. Ia mengelabui pemain belakang dan menendang bola, tetapi arah si kulit bundar masih melebar dari gawang Persikabo.
Di babak kedua, Aji mengganti Kasim dengan George Brown. Serangan tuan rumah tetap menggelora karena para pemain Persebaya membuat setidaknya lima peluang. Namun, lagi-lagi, Husna tampil memukau menjaga gawangnya. Misalnya, pada menit ke-72, Husna dua kali membuat penyelamatan sehingga menambah frustrasi tuan rumah.
Dalam tekanan mencoba membalik keadaan, Persebaya malah tambah terluka. Pada menit ke-89, Varela melepaskan tendangan sehingga bola melengkung dan mengenai tiang gawang. Bola memantul ke kotak penalti dan disambar Rizki Hidayat yang tak terkawal untuk mencetak gol kedua bagi tim tamu.
Semenit kemudian, tuan rumah memperkecil ketinggalan lewat gol Wildan Ramdhani. Namun, sisa waktu, termasuk tambahan 7 menit, tak mampu dimaksimalkan Persebaya. Sampai peluit panjang berbunyi tanda laga usai, skor 1-2 bertahan untuk kemenangan tim tamu Persikabo.
Seusai laga, Aji menyatakan, tidak mau beralasan dengan kekalahan itu. “Menjadi tanggung jawab saya 100 persen,” katanya.
Aji mengakui, sebelum laga melawan Persikabo, ia telah ditemui manajemen dan menjanjikan dapat memetik tujuh poin dari tiga laga. Kekalahan jelas membuat target tidak terpenuhi. “Apapun nanti keputusan manajemen, saya terima,” ujarnya.
Kapten dan bek Reva Adi Utama memohon maaf sebesar-besarnya atas kekalahan itu. Mereka sempat yakin dapat memetik poin penuh atas tim tamu. Namun, mereka menyadari permainan tim tidak cukup kuat untuk menang.