Atlet wushu, Nandhira Mauriskha dan Edgar Xavier, mengharumkan nama Indonesia. Berkat sumbangan dua emas dan dua perak dari mereka, prestasi Indonesia melesat di Universiade Chengdu.
Oleh
Insan Alfajri dari Chengdu, China
·4 menit baca
CHENGDU, KOMPAS - Atlet mahasiswa Indonesia dari cabang olahraga wushu memperbaiki prestasi di Pekan Olahraga Mahasiswa Sedunia atau Universiade 2021 yang diselenggarakan di Chengdu, China, 28 Juli 2023 sampai 8 Agustus 2023. Mereka bisa mencuri dua medali emas dan dua medali perak di tanah kelahiran wushu itu.
Dua medali emas untuk Indonesia dipersembahkan Nandhira Mauriskha yang turun di nomor changquan (tangan kosong) dan jianshu (pedang) pada disiplin taolu atau keindahan gerakan. Sementara dua medali perak disumbangkan Edgar Xavier Marvelo yang bermain di nomor changquan putra dan daoshu putra.
Bermain di Chengbei Gymnasium, Chengdu, China, Minggu (30/7/2023) siang, jurus-jurus yang diperagakan Nandhira di nomor jianshu sangat sempurna. Tebasan pedang Nandhira selaras dengan gerakannya yang lincah, namun tetap padu karena ditopang kuda-kuda nan kokoh. Juri memberinya 9,66 poin sehingga mengungguli Wong Weng Ian (Makau) dan Moka Furukawa (Jepang) yang masing-masing meraih medali perak dan perunggu.
”Aku merasa, hari ini, permainanku sudah maksimal dan jurus-jurusku sudah lebih oke. Nomor ini sangat ketat karena perbedaan poin dengan peringkat kedua dan ketiga sangat tipis,” katanya saat ditemui seusai pertandingan di Chengdu.
Sebelumnya, pada Sabtu (29/7) siang, atlet asal Universitas Bina Nusantara Jakarta tersebut juga meraih poin tertinggi di nomor tangan kosong. Ia mengalahkan Furukawa dan Chien Hsi Lin (Taiwan).
Batu loncatan
Adapun bagi Edgar, mendapatkan dua medali perak di Chengdu semakin menebalkan kepercayaan dirinya untuk berlaga di Asian Games Hangzhou 2022 yang digelar pada 23 September 2023-8 Oktober 2023 di China. ”Ini menjadi batu loncatan bagi saya agar lebih termotivasi saat berlaga di Asian Games. Mudah-mudahan, hasil saya di Asian Games bisa lebih baik lagi,” ujarnya.
Perolehan dua emas dari Nandhira ditambah dua medali perak dari atlet wushu andalan, Edgar, menunjukkan adanya peningkatan prestasi atlet mahasiswa Indonesia dari cabang wushu di Universiade, kompetisi multicabang olahraga dua tahunan. Dalam sejarah kompetisi dengan nama internasional, FISU World University Games itu, wushu sebagai cabang pilihan tuan rumah sudah dua kali diperlombakan.
Ini sebuah pengakuan bahwa grafik prestasi wushu di Indonesia terus menanjak. (Iwan Kwok)
Selain di Chengdu, wushu juga masuk dalam daftar cabang yang digelar di Universiade 2017 di Taiwan. Ketika itu, Indonesia hanya meraih dua medali perunggu.
Capaian dari tim wushu di Chengdu sekaligus menyelamatkan Indonesia dari krisis prestasi di Universiade. Sebelumnya, saat kompetisi itu dihelat di Napoli, Italia, 2019, Indonesia yang membawa 51 atlet hanya mendapat satu perunggu, yaitu dari cabang taekwondo.
Menurut Wakil Ketua Umum I Pengurus Besar Wushu Indonesia Iwan Kwok, tidak mudah bagi sebuah atlet dari negara luar untuk mencuri medali wushu di China. Alasannya, wushu, terutama disiplin taolu, adalah andalan China.
”Ini sebuah pengakuan bahwa grafik prestasi wushu di Indonesia terus menanjak,” ungkap Iwan yang juga berstatus sebagai FISU Wushu Technical Committee Chair dalam kompetisi tersebut.
Iwan melanjutkan, pembinaan talenta-talenta muda di wushu maupun cabang-cabang olahraga lainnya di Indonesia seharusnya bisa dilakukan dengan lebih berkelanjutan. Menurutnya, prestasi olahraga hanya bisa diraih jika pembinaan atlet dilakukan melalui proyeksi jangka panjang.
Dia mencontohkan kiprah Iran yang saat ini mulai disegani pada wushu disiplin sanda atau tarung. Sekitar sepuluh tahun lalu, Iran membuat ajang Piala Presiden dengan mengundang negara-negara yang kuat di cabang wushu. Kompetisi itu berlangsung setiap tahun, adapun biaya tiket peserta ditanggung oleh tuan rumah.
Terobosan
Iran melakukan terobosan itu untuk membangkitkan semangat wushu di negaranya. Upaya itu sudah mulai membuahkan hasilnya, sekarang. Pada Kejuaraan Dunia Wushu Yunior di Jakarta, tahun lalu, misanya, Iran menjadi juara umum pada disiplin sanda.
”Selain China, Iran sekarang juga mulai dapat pengakuan di disiplin tarung,” ujar Iwan. Gelaran Universiade Chengdu melombakan total 18 cabang olahraga. Sebanyak 51 atlet Indonesia bertanding di delapan cabang, yakni wushu, tenis, taekwondo, judo, bulu tangkis, atletik, renang, dan rowing.
Universiade Chengdu sedianya digelar pada 2021 lalu. Namun, akibat pandemi Covid-19 dan pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 pada tahun itu, Universiade Chengdu ditunda dan digelar pada tahun ini. Ajang itu diikuti 120 negara.
Mengacu daftar sementara pada perolehan medali hingga Minggu malam, posisi puncak masih ditempati tuan rumah China dengan koleksi 13 medali emas, 4 perak, dan 3 perunggu. Adapun Indonesia berada di peringkat kelima, di atas Taiwan, Makau, Hongaria, Hong Kong, dan Iran.
Pada edisi sebelumnya, yaitu 2019 di Italia, Indonesia hanya mampu bertengger di peringkat ke-57 klasemen akhir perolehan medali lewat raihan total satu perunggu.