FIFA Mulai Inspeksi Stadion dan Lapangan untuk Piala Dunia U-17
Dalam inspeksi selama empat hari mulai Sabtu (29/7/2023), FIFA memeriksa empat dari delapan stadion yang diajukan Indonesia untuk Piala Dunia U-17. Tempat latihan serta akomodasi tim juga turut diperiksa.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Konsultan lapangan dari FIFA memulai inspeksi sejumlah stadion dan lapangan di Indonesia untuk persiapan Piala Dunia U-17, Sabtu (29/7/2023). Selain jenis dan kondisi rumput lapangan, kesiapan arena utama dan lapangan latihan serta akomodasi para peserta juga jadi fokus kunjungan FIFA.
FIFA mengawali pemeriksaan stadion di Stadion Internasional Jakarta (Jakarta International Stadium/JIS), Jakarta Utara. Selama tiga jam sejak 08.30, perwakilan FIFA yang didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha menginspeksi stadion secara tertutup. Selama inspeksi, warga yang biasa berolahraga di kawasan JIS maupun media tidak diperbolehkan masuk. Akses menuju kawasan itu pun baru dibuka sore hari.
Berdasarkan jadwal kunjungan FIFA yang diperoleh Kompas, setelah dari JIS, mereka melanjutkan inspeksi ke lima stadion dan lapangan lain di Jakarta pada Sabtu (29/7/2023). Lokasi itu yakni Stadion Madya dan Lapangan ABC Gelora Bung Karno, Stadion dan Lapangan Hoki Soemantri Brodjonegoro, serta Lapangan Sepak Bola Pancoran. Tiga stadion dan lapangan terakhir itu diajukan sebagai tempat latihan.
Menurut Ratu Tisha, inspeksi dari FIFA tidak hanya fokus pada stadion utama, juga melihat lapangan latihan. Hal itu adalah upaya untuk melihat kesiapan arena secara keseluruhan. Fokus lain FIFA ialah kualitas arena yang berada pada ranah pitch management atau lapangan, yaitu berkaitan dengan jenis dan kondisi rumput.
“Poin ketiga yang menjadi perhatian FIFA adalahkesiapan layanan tim, termasuk akomodasi untuk peserta,” kata Ratu Tisha dalam laman resmi PSSI, Sabtu.
Setelah agenda inspeksi di Jakarta rampung pada Sabtu sore, FIFA tidak bertolak ke Bogor, Jawa Barat, untuk mengecek Stadion Pakansari, melainkan langsung menuju Bandung, Jawa Barat. Mulai Minggu pagi, FIFA akan memeriksa beberapa opsi tempat untuk latihan, antara lain Lapangan ITB, Lapangan Sidolig, Stadion Arcamanik, Lapangan Batununggal, Lapangan IPDN, dan Lapangan Unpad. FIFA juga akan mengecek Stadion Si Jalak Harupat.
JIS, Stadion Pakansari, dan Stadion Si Jalak Harupat merupakan tiga dari delapan stadion yang diajukan untuk menjadi arena pertandingan Piala Dunia U-17 pada November-Desember mendatang. Selebihnya adalah Stadion Gelora Bung Karno, Stadion Jakabaring (Palembang), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Bali).
Kecuali JIS dan Stadion Pakansari, enam stadion lain pernah diajukan PSSI untuk menjadi arena Piala Dunia U-20. FIFA pun tetap menginspeksi keenam stadion itu meski drawing di Bali dan kompetisi akhirnya batal digelar di Indonesia.
Kendati telah diperiksa sebelumnya, FIFA akan menginspeksi ulang ke Stadion Gelora Bung Tomo pada Senin (31/7/2023). Keesokan harinya, FIFA mengecek Stadion Manahan sebagai akhir dari program inspeksi mereka.
Rumput JIS
Adapun inspeksi ke JIS dilakukan sembilan hari setelah FIFA mengirimkan surat kepada PSSI. Surat itu berisi poin-poin yang perlu diperbaiki dari stadion yang diresmikan pada April 2022 itu. Surat yang dikirim sebelum proses inspeksi ini didasarkan pada riset mandiri yang telah dilakukan konsultan FIFA sebelumnya. Berdasarkan surat itu, diketahui bahwa JIS diusulkan sebagai pengganti Stadion Gelora Bung Karno.
Poin ketiga yang menjadi perhatian FIFA adalahkesiapan layanan tim, termasuk akomodasi untuk peserta.
Dalam surat tertanggal 20 Juli 2023, Manajer Lapangan Senior FIFA Alan Ferguson menyoroti penggunaan rumput JIS yang menggunakan sistem hibrida berbasis karpet. Sistem itu dinilai berpotensi menimbulkan sejumlah masalah. Salah satu masalahnya ialah proses pertumbuhan akar yang tidak efektif dan proses perawatan yang sulit.
Terlebih, tipe rumput yang digunakan adalah Zoysia yang pemulihannya sangat lambat. Dengan demikian, lapangan hanya akan bisa digunakan untuk dua atau tiga pertandingan saja.
“Karena kekurangan tersebut, jenis rumput ini akan menimbulkan risiko besar bagi turnamen dan akibatnya lapangan di JIS saat ini tidak dapat direkomendasikan sebagai tempat pertandingan untuk Piala Dunia U-17. Untuk itu, sistem karpet perlu diganti,” tulis Alan dalam surat yang diperoleh Kompas, Sabtu.
Alan pun mengusulkan untuk penanaman ulang rumput yang akan memakan waktu 8-10 pekan. Hal itu akan memberikan stabilitas pada permukaan lapangan sehingga mampu dipakai untuk turnamen dengan jadwal pertandingan yang padat. Menanggapi rekomendasi itu, Ratu Tisha menyebutnya sebagai inisiatif yang sangat baik dari FIFA. Sebab, tujuannya agar Indonesia bisa mempersiapkan JIS demi bisa digunakan untuk Piala Dunia U-17.
Sebelumnya, Tisha juga mengatakan, FIFA sangat membantu Indonesia karena "memotong jalan", yakni dengan mengirim surat berisi poin-poin perbaikan sebelum inspeksi dijalankan. Bila menunggu surat berisi catatan-catatan perbaikan keluar sehabis inspeksi resmi pada 2 Agustus, maka ada waktu dua pekan yang terbuang.
PSSI menargetkan proses renovasi stadion bisa tuntas pada September atau paling lambat pada Oktober. Sebab, pada bulan yang Oktober, tim-tim peserta diperkirakan sudah tiba di Indonesia. (Kompas, 26/7/2023).