Herjun, Faerozi, dan Fadly Optimistis Menang di ARRC Mandalika
Para pebalap Indonesia optimistis meraih kemenangan dalam balapan ARRC seri empat di Sirkuit Mandalika karena lebih memahami karakter trek. Mereka juga memiliki setelan motor yang leih baik di seri Indonesia itu.
JAKARTA, KOMPAS — Herjun Atna Firdaus, Muhammad Faerozi Toreqottullah, dan Andy Muhammad Fadly optimistis bisa memenangi balapan seri empat Kejuaraan Asia Road Racing Championship atau ARRC di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, 11-13 Agustus 2023. Para pebalap Indonesia itu merasa lebih memahami karakter trek sepanjang 4,313 kilometer dengan 17 tikungan itu dibandingkan dengan para pebalap negara lain yang baru pertama tampil di sana. Selain itu, dua pekan lalu mereka juga sempat menguji setelan motor di Mandalika dan mendapatkan peningkatan feeling pengendalian serta performa motor.
ARRC ini merupakan edisi pertama yang berlangsung di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika sehingga para pebalap dari negara lain belum ada yang pernah balapan di sana. Sementara para pebalap Indonesia sudah pernah balapan di Mandalika, yang terakhir dalam ajang Mandalika Racing Series, 15-16 Juli 2023.
”Saya sudah mempersiapkan fisik dan mental saya karena saya sangat ingin memenangi di Mandalika, apalagi ini kita sebagai tuan rumah. Ini merupakan balapan ARRC pertama di sana, dan semoga saya bisa mengukir sejarah sebagai pebalap pertama yang menang di Mandalika,” ujar pebalap tim Yamaha Racing Indonesia, Andy Muhammad Fadly, di Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Fadly akan tampil di kelas Supersports 600 melawan para pebalap sesama Indonesia, Thailand, Malaysia, Jepang, dan China. Pebalap Indonesia lainnya di kelas 600cc ini ada Galang Hendra Pratama (Yamaha) serta dua pebalap Astra Honda Racing, Gerry Salim dan Mohammad Adenanta Putra. Persaingan di kelas ini sangat ketat dan menguji kemampuan Fadly yang musim lalu menjuarai kelas Asia Production 250cc.
Tampil di kelas motor besar diakui oleh Fadly menuntut fisik yang lebih kuat serta penyesuaian gaya membalap. Musim ini pebalap asal Makassar, Sulawesi Selatan, itu masih beradaptasi dengan karakter motor yang lebih bertenaga serta gaya berkendara yang berbeda.
”Sekarang kami sudah tahu masalahnya apa, dan juga sudah punya solusinya apa. Jadi, memang harus setahap demi setahap karena di kelas 600cc ini persaingannya sangat ketat karena ada para pebalap yang dulu di kelas Moto2, kini balapan di kelas ini, juga para pebalap yang sudah lama di kelas 600cc di situ semua. Dan, hanya saya yang pendatang baru, jadi harus lebih ekstra usahanya untuk bisa cepat berada dalam bersaingan. Di kelas 600cc ini, semuanya berbeda dari 250cc, mulai dari mesin, teknik yang dibutuhkan, kalau 250cc saya rasa semua pebalap bisa kencang, tetapi kalau di 600cc ini sangat menuntut kematangan teknik berkendara,” ucap Fadly.
Adaptasi dengan kelas baru juga dijalani oleh Faerozi yang sebelumnya di kelas Supersports 600 dan kini di kelas Asia Production 250. Pebalap asal Lumajang, Jawa Timur, itu masih menjalani adaptasi dan kini berapa di posisi ke-10 klasemen sementara. Namun, untuk balapan di Mandalika, dia optimistis bisa tampil lebih kompetitif karena ada peningkatan performa motor. Dia akan menggunakan sejumlah komponen baru yang sudah dia uji dua pekan lalu di Mandalika. Dalam tes itu, Faerozi juga bisa memahami karakter trek yang mengalir, tetapi sedikit titik mendahului itu.
”Menghadapi putaran keempat ini, saya optimistis dan ingin mengibarkan bendera Merah Putih dengan meraih kemenangan untuk Yamaha Indonesia dan masyarakat Indonesia,” ujar Faerozi.
Dalam tes di Mandalika, Faerozi merasakan peningkatan performa motor secara keseluruhan, terutama dalam tenaga mesin. ”Lebih bagus dari seri sebelumnya, seri Jepang. Tes kemarin memang untuk memperbaiki setelan motor, saya juga menguji sejumlah komponen mesin yang baru, dan secara umum motor menjadi lebih bagus dari di Jepang. Jadi, untuk seri Mandalika lebih siap dan semoga bisa lebih kompetitif,” ucap Faerozi.
”Perubahan paling banyak di area mesin, suspensi hampir sama, dari segi tenaga mesin ada perubahan di atas dan bawah,” kata Faerozi terkait dengan motor Yamaha R25 yang dia pacu.
”Saya juga sudah memahami racing line Mandalika. Sedangkan untuk mendahului ada di tikungan 1 yang benar-benar aman, kemudian tikungan 10 saat hard breaking. Di tikungan 2 dan 3 bisa juga (untuk mendahului), tetapi riskan. Sedangkan di tikungan 4, 5, 6 itu gaspol terus. Titik untuk overtake memang tidak banyak, tetapi peluang terbesar mendahului ada di sebelum tikungan terakhir,” kata Faerozi.
”Team order”
Herjun yang juga membalap di kelas Asia Production 250 juga memiliki penilaian yang sama dengan Faerozi terkait dengan titik-titik untuk mendahului. Dia akan memaksimalkan pemahaman racing line serta karakter trek itu untuk meraih kemenangan di Mandalika. Pebalap tim Astra Honda Racing itu sedang dalam motivasi tinggi karena memenangi balapan dua dalam seri sebelumnya di Sirkuit Sugo, Jepang.
Herjun kini di posisi ketiga klasemen sementara di bawah dua rekan setimnya, Veda Ega Pratama di posisi kedua serta Rheza Danica Ahrens di puncak klasemen. Rheza kini mengumpulkan 122 poin, unggul 22 poin atas Veda serta 23 poin atas Herjun. Persaingan di Mandalika akan ketat karena Honda membebaskan ketiga pebalapnya bersaing secara sportif tanpa team order.
”Tidak ada team order. Tim Astra Honda membebaskan kami bersaing dalam balapan, tetapi juga supaya tetap sportif, tidak membahayakan rekan satu tim,” ucap Herjun.
Pebalap asal Pati, Jawa Tengah, itu juga memiliki optimisme akan memenangi balapan di Mandalika karena semakin memahami karakter trek. Selain itu, dalam tes di Mandalika, dua pekan lalu, dia mendapatkan setelan motor yang kompetitif, tetapi bisa lebih hemat ban.
”Dari tes kemarin, masalah yang muncul adalah ban lebih cepat habis dibandingkan dengan di trek lain. Saya rasa bukan karena aspal terlalu panas karena panasnya sama dengan di Malaysia dan Thailand. Tetapi, kami sudah menemukan solusi setelan motor untuk mengatasi itu,” kata Herjun yang baru berusia 19 tahun.