Ikhtiar Membuka Jalan Prestasi dan Pengembangan Diri Pebasket Muda
Tak hanya membuka jalan untuk menjadi pebasket nasional, DBL juga menjadi pendorong pebasket muda mengembangkan diri hingga ke kiblat basket dunia, Amerika Serikat.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama 19 tahun penyelenggaraan, liga basket pelajar Developmental Basketball League atau DBL membuka jalan pebasket muda Tanah Air untuk menyumbang prestasi dan menjadi pemain profesional. Tak hanya berkiprah di kancah nasional, para pebasket potensial juga berkesempatan menuntut ilmu dan melanjutkan karier di kiblat bola basket dunia, Amerika Serikat, dengan adanya tawaran beasiswa.
Kontribusi DBL dalam pencapaian prestasi bola basket Indonesia itu menjadi sorotan Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo. Dalam sambutannya pada peluncuran DBL musim 2023-2024, Dito mengatakan, liga basket pelajar tersebut menjadi ajang memunculkan bibit-bibit muda yang kelak menghuni tim nasional bola basket Indonesia.
”Kehadiran DBL turut membantu dalam pencarian bakat-bakat muda di daerah. Pebasket muda ini kemudian menyumbang prestasi untuk timnas bola basket. Para alumni DBL ikut andil merebut emas putra SEA Games 2021 dan emas putri SEA Games 2023,” kata Dito di Lapangan Plaza Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Pada skuad timnas putri SEA Games 2023, misalnya, sebanyak 60 persen pemain merupakan alumni DBL. Dari 12 pemain yang meraih emas untuk pertama kali tersebut, 8 orang di antaranya pernah menghuni skuad DBL Indonesia All-Star, menjadi juara DBL 3x3 National Championship, atau pemain terbaik DBL 3x3 National Championship.
Tak sedikit juga alumni DBL yang kini menjadi pemain profesional di Liga Basket Indonesia (IBL). Forward West Bandits Solo, Rizal Falconi, menuturkan, DBL menjadi panggung bagi para pelajar, terutama yang berasal dari luar Jawa, untuk unjuk kemampuan. Setelah tampil apik di DBL, mereka akan lebih disorot dan berkesempatan untuk melanjutkan karier sebagai pebasket profesional dan membela Tanah Air.
Rizal berkaca pada pengalamannya mengikuti DBL 2009-2010 bersama SMAN 7 Pontianak. Setelah terpilih menjadi bagian DBL All-Star 2010, jalan Rizal untuk menjadi pebasket profesional kian terbuka. Rizal bahkan kemudian diminta untuk ikut seleksi dan akhirnya terpilih sebagai bagian timnas yunior untuk berlaga di ASEAN University Games 2016.
”DBL ini menjadi panggung untuk pelajar yang berasal dari luar Jawa, seperti saya. Dulu, di Pontianak, Kalimantan Barat, kan, sedikit kompetisi bola basket sehingga kemampuan pemainnya kurang terlihat. Berkat DBL, kami bisa tampil, belajar hingga ke Amerika Serikat, dan akhirnya dilirik oleh klub dan timnas,” kata pemain yang menyumbangkan tiga gelar juara IBL untuk Satria Muda ini.
Beasiswa
Rizal menjadi bagian dari tim DBL All-Star pertama yang dikirim ke Amerika Serikat untuk belajar bola basket. Terbaru, pada Kamis (13/6), masing-masing 12 pemain putra dan putri tim DBL All-Star 2023 tiba di Indonesia setelah menyelesaikan 11 hari lawatan ke Chicago. Tak hanya berlatih basket, mereka juga mengikuti turnamen Chicago Summer Jam 2023. Bermain di kategori 11th Grade 2024, tim putri menjadi juara dan tim putra menjadi semifinalis.
Ada pula lima pemain yang dilirik pemandu bakat di Amerika Serikat. Mereka adalah Terrell Ayers, Vanissa Siregar, Deewel Gosal, Monica Selviana, dan Erindita Madafa. Kelima pemain ini ditawari beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Chicago dan bermain di Divisi II Liga Basket Perguruan Tinggi.
Pendiri sekaligus CEO DBL Indonesia, Azrul Ananda, menyampaikan, tawaran beasiswa penuh untuk para pemain itu menunjukkan bahwa DBL telah naik level. Liga pelajar tersebut kini tak hanya memopulerkan bola basket dan meningkatkan prestasi cabang itu, tetapi juga mendorong pelajar untuk mengembangkan diri hingga ke luar negeri.
Menurut Azrul, kesempatan tersebut bagus untuk perkembangan pelajar, baik dari segi permainan basket maupun kemampuan akademik. Terlepas nantinya akan menjadi pemain profesional atau tidak, kata Azrul, mereka yang belajar di Amerika Serikat akan pulang dengan level permainan berbeda. Ilmu dari Negeri Paman Sam itu akan berguna untuk perkembangan basket Tanah Air.
”Kami tahu, 90 persen peserta tidak akan menjadi pebasket profesional, tetapi kami ingin 100 persen peserta menjadi profesional di segala bidang, di bidang apa pun yang dipilih di kehidupannya. Ekosistem di DBL dan kesempatan yang diberikan untuk mereka, termasuk kuliah di luar negeri, mengajarkan untuk bersikap profesional dan terus mengembangkan diri,” ujar Azrul.
Vanissa Siregar, yang mendapatkan tawaran beasiswa dari Olive-Harvey College, Chicago, akan mempertimbangkan peluang tersebut. Menurut siswi kelas 3 SMA UPH College, Tangerang, ini, ada banyak aspek yang perlu dipikirkan, mulai dari persoalan bahasa dan lingkungan pergaulan di sana hingga keberlanjutan karier sebagai pebasket profesional. Aspek terakhir menjadi perhatian besarnya, terutama karena liga basket putri di Indonesia masih vakum sejak pandemi Covid-19 pada 2020.
Terlepas dari itu, pemain berpostur 174 sentimeter ini memetik banyak pelajaran saat berkunjung ke Chicago. Ia tak hanya belajar soal kemampuan teknik bermain basket, tetapi juga sikap mental seorang pebasket. Di Chicago, kata Vanissa, para pemain tampil percaya diri, berani, dan pantang menyerah.
Adapun pada tahun ke-19 penyelenggaraan, DBL akan menggulirkan musim baru mulai 21 Juli 2023. Kompetisi yang bertajuk ”Honda DBL with Kopi Good Day 2023” ini akan diawali dari Seri Jawa Timur-Wilayah Timur sampai 2 September 2023. Seluruh rangkaian ajang tersebut akan berlangsung di 30 kota dan 22 provinsi di Indonesia hingga Maret 2024.