Hukuman FIFA kepada Al-Nassr menjadi sinyal agar klub Arab Saudi lebih bijak di bursa transfer. Adapun Liverpool berpotensi kehilangan dua gelandang andalannya yang diminati klub Saudi.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
ZURICH, KAMIS – Belanja pemain besar-besaran yang dilakukan klub-klub Liga Arab Saudi berpeluang menghadirkan masalah di masa mendatang. FIFA telah menjatuhi hukuman kepada Al-Nassr, klub Arab Saudi yang dibela Cristiano Ronaldo, berupa larangan mendaftarkan pemain pada tiga edisi jendela transfer akibat tidak membayar kompensasi kontrak kepada Leicester City.
Hukuman yang membayangi Al-Nassr didasari kealpaan mereka membayar kesepakatan dengan Leicester untuk transfer pemain posisi penyerang, Ahmed Musa, pada 2018. Selain membayar nilai transfer 18 juta euro atau sekitar Rp 300 miliar, Al-Nassr juga menjanjikan Leicester biaya tambahan sebesar 200.000 euro (Rp 3,34 miliar) apabila Musa mencatatkan 20 penampilan sebagai pemain inti. Lalu, ada pula kompensasi 10.000 euro (Rp 1,67 miliar) seandainya klausul penampilan itu terpenuhi.
Tak hanya itu, Al-Nassr juga sepakat memberikan Leicester sebesar 250.000 euro (Rp 4,18 miliar) seandainya Musa membantu klub barunya menembus peringkat tiga besar Liga Saudi. Jumlah serupa juga dijanjikan Al-Nassr apabila bisa menembus semifinal Liga Champions Asia bersama Musa.
Musa, yang telah dilepas Al-Nassr pada Oktober 2020, mencatat 60 penampilan dengan menyumbang 11 gol. Dalam 60 laga itu, Musa memainkan 40 pertandingan sebagai pemain utama. Ia pun membawa Al-Nassr duduk di posisi kedua pada musim 2019-2020.
Alhasil, Al-Nassr wajib memenuhi janji kepada Leicester sebesar 460.000 euro (Rp 7,68 miliar). Tetapi, setelah enam bulan Musa pergi, janji itu belum dipenuhi oleh Al-Nassr. Leicester pun mengadukan masalah itu kepada Pengadilan Sepak Bola FIFA (FIFA Football Tribunal), April 2021.
Dalam pengumuman, Rabu (12/7/2023) atau Kamis (13/7/2023) dini hari WIB, FIFA memutuskan Al-Nassr bersalah dan wajib membayar kompensasi transfer yang telah disepakati kepada Leicester. FIFA memberikan tenggat waktu 45 hari kepada Al-Nassr.
“Al-Nassr dilarang mendaftarkan pemain baru, baik secara nasional atau internasional, sebelum pembayaran dilakukan. Jika pembayaran tidak dipenuhi, maka larangan pendaftaran pemain akan berlaku pada tiga periode pendaftaran pemain,” ungkap FIFA dalam pernyataan resminya pada Kamis.
Hal itu membuat Al-Nassr belum bisa mendaftarkan pemain baru yang direkrut dari Inter Milan, Marcelo Brozovic. Permasalahan yang dialami Al-Nassr itu terjadi sebelum klub diambil alih Dana Investasi Publik (PIF) yang berada di bawah kendali Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, awal Juni lalu.
Namun, masalah itu menguak kembali laporan yang disampaikan Federasi Internasional Pesepak Bola Profesional (FIFPro), beberapa waktu lalu. FIFPro memberi peringatan kepada pemain untuk berkarier di tujuh negara, yaitu Saudi, China, Aljazair, Yunani, Libya, Romania, dan Turki, akibat permasalahan pembayaran gaji.
Khusus untuk Saudi, dilansir The Mirror, FIFPro mendapat laporan lebih dari 50 pemain yang mengalami pembayaran gaji telat atau tertunda dalam 12 bulan terakhir. “Gaji yang tidak dibayar menjadi masalah utama bagi pemain internasional di Aljazair, China, dan Saudi,” sebut FIFPro di laman mereka.
Belanja belum berhenti
Ambisi klub Saudi untuk mendatangkan pemain dari Eropa belum berakhir. Terkini, Al-Hilal, pemilik empat trofi Liga Champions Asia, membeli gelandang kreatif, Sergej Milinkovic-Savic, dari Lazio. Dalam satu bulan terakhir, Al-Hilal telah mengeluarkan 112 juta euro (Rp 1,87 triliun) untuk mendatangkan tiga pemain, yaitu Ruben Neves, Kalidou Kaoulibaly, dan Milinkovic-Savic.
Al-Nassr dilarang mendaftarkan pemain baru, baik secara nasional atau internasional, sebelum pembayaran dilakukan. Jika pembayaran tidak dipenuhi, maka larangan pendaftaran pemain akan berlaku pada tiga periode pendaftaran pemain. (FIFA)
Kapten Liverpool, Jordan Henderson, menjadi buruan tim Saudi, Al-Ettifaq, yang diasuh Steven Gerrard. Tak hanya Henderson, gelandang Liverpool lainnya, Fabinho, juga diminati klub Saudi, Al-Ittihad. Bahkan, Al-Ittihad telah memasukkan tawaran awal sebesar 40 juta euro (Rp 667,8 miliar) kepada Liverpool.
“Liverpool belum memberikan jawaban. Tetapi, apabila pemain menerima potensi transfer itu, maka Liverpool siap membuka negosiasi dengan klub Saudi,” ujar David Ornstein, pakar transfer The Athletic.
Serupa dengan Al-Hilal, Al-Ittihad (juara bertahan Liga Saudi), telah mendatangkan tiga pemain kelas “A”, yaitu Karim Benzema (Real Madrid), N’Golo Kante (Chelsea), dan Joao “Jota” Felipe (Celtic). Kemudian, Al-Ahli telah merekrut Roberto Firmino (Liverpool) dan Edouard Mendy (Chelsea).
Dana kompensasi FIFA
Adapun Federasi Sepak Bola Saudi (SAFF) menjadi anggota FIFA di bawah naungan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang menerima dana terbesar dalam program pembagian dana kompensasi klub Piala Dunia Qatar 2022. Terdapat sembilan anggota AFC yang menerima dana itu, yaitu Saudi (SAFF), Qatar (QFA), Jepang (JFA), Korea Selatan (KFA), China (CFA), Iran (IRIFF), Uni Emirat Arab (UAEFA), Australia (FA Australia), dan Kuwait (KFA).
Sebanyak 13 klub Liga Saudi menerima dana kompensasi dari FIFA dengan total dana 6,58 juta dollar AS (Rp 98,47 miliar) atau setara 27,69 persen dari total dana yang diterima AFC. Dua klub penerima dana terbanyak ialah Al-Hilal dengan 2,13 juta dollar AS (Rp 31,92 miliar) serta Al-Nassr 1,59 juta dollar AS (Rp 23,9 miliar).
Secara total, dana itu diberikan kepada 440 klub dari 51 anggota FIFA. Jumlah 440 klub itu dihitung pula dari klub asal pemain ketika membela negara mereka di babak kualifikasi Qatar 2022. Jika sekadar menghitung babak utama turnamen, maka hanya terdapat 296 klub yang melepas pemainnya ke Qatar. Secara total, FIFA mengeluarkan dana kompensasi itu sebesar 209 juta dollar AS (Rp 3,12 triliun).
“Ini adalah pengakuan FIFA terhadap kontribusi klub untuk kesuksesan Piala Dunia 2022. FIFA akan meningkatkan dana kompensasi itu dari 209 juta dollar AS untuk edisi 2018 dan 2022, menjadi 355 juta dollar AS untuk turnamen 2026 dan 2030,” ujar Presiden FIFA Gianni Infantino. (AFP)