Pebulu Tangkis Putri Teguh Mengalahkan Diri Sendiri
Ada banyak potensi dari pebulu tangkis putri belia. Kehadiran mereka menumbuhkan secercah harapan bagi prestasi tunggal putri Indonesia.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
KUDUS, KOMPAS - Sebanyak delapan pebulu tangkis yunior putri U-11 dan U-13 akan bersaing memperebutkan empat tiket pada tahap akhir fase turnamen Audisi Umum Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum, Kamis (6/7/2023), di GOR Djarum, Kudus, Jawa Tengah. Para semifinalis bersama peserta putri lain menunjukkan potensi sepanjang fase turnamen sehingga menumbuhkan asa akan prestasi pada sektor tersebut. Mereka hanya perlu komitmen tinggi dan keteguhan hati untuk mengalahkan diri sendiri.
Salah satu pebulu tangkis putri yang tampil menonjol yaitu peserta U-11 asal Makassar, Sulawesi Selatan, Hafizah Hasanah Zahra. Hafizah lolos ke babak semifinal setelah tampil dominan dalam dua penampilannya pada fase turnamen hari kedua, Rabu (5/7/2023). Atlet binaan PB Ukhuwah Makassar ini menunjukkan permainan energik dan penempatan kok yang sering kali menyulitkan lawan. Ia lolos ke babak semifinal setelah menang meyakinkan 21-14, 21-8 pada babak 16 besar dan 21-11, 21-12 pada babak perempat final.
“Semoga saya bisa menang lagi di semifinal dan final supaya bisa lolos ke karantina. Target saya ingin masuk PB Djarum dan menjadi pemain dunia,” ucap Hafizah yang bercita-cita ingin menjadi seperti pebulu tangkis putri peringkat satu dunia, Akane Yamaguchi (Jepang).
Sejak fase turnamen dimulai pada Selasa (4/7/2023), kemampuan peserta yang kian apik menjadi sorotan Tim Pencari Bakat Atlet Putri Audisi PB Djarum. Salah satu anggota tim, Ellen Angelina, mengatakan, para peserta mengeluarkan kemampuan terbaiknya karena bermain dengan format pertandingan. Semakin melaju ke babak selanjutnya, potensi mereka semakin terlihat, mulai dari segi teknik, daya juang, hingga ketahanan.
Peraih juara Indonesia Open 2001 sekaligus tunggal putri Indonesia terakhir yang bisa mencicipi gelar tersebut menambahkan, potensi tidak hanya terlihat dari mereka yang meraih kemenangan dalam fase turnamen, tetapi juga dari mereka yang tersingkir. Selain itu, kualitas pebulu tangkis putri ini cenderung lebih bagus ketimbang tahun lalu karena persiapan lebih matang.
“Sebagian besar sudah tidak perlu lagi dibentuk dari awal, tinggal ‘poles’ saja,” kata Ellen, yang bergabung dengan Tim Pencari Bakat Atlet Putri bersama Yuni Kartika, Nimas Rani Wijayanti, dan Maria Elfira Christina.
Kualitas bagus yang terlihat dari peserta audisi itu menjadi secercah harapan akan prestasi pebulu tangkis putri, khususnya pada sektor tunggal. Di PB Djarum sendiri, kata Ellen, atlet-atlet putri masih belum menunjukkan penampilan stabil. Belum ada pula atlet binaan PB Djarum yang menyamai atau mendekati prestasi senior mereka, Maria Kristin Yulianti, yang merebut medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008.
Tak hanya atlet binaan PB Djarum yang masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas), atlet dari klub lain juga belum bisa mengembalikan kejayaan prestasi tunggal putri. Gregoria Mariska Tunjung, yang peringkatnya paling tinggi dibanding tunggal putri Indonesia lain (ranking 7 dunia), baru bisa mencicipi fase 16 besar Olimpiade. Minimnya prestasi dari tunggal putri Indonesia juga membuat atlet-atlet muda tidak memiliki role model dari pebulu tangkis Tanah Air.
Memang tidak mudah menjadi pebulu tangkis putri. Ada banyak distraksi, mulai dari lingkungan, romantisme remaja, sampai kecemasan berlebih karena gagal menang.
“Memang tidak mudah menjadi pebulu tangkis putri. Ada banyak distraksi, mulai dari lingkungan, romantisme remaja, sampai kecemasan berlebih karena gagal menang. Namun, bibit pebulu tangkis putri ini juga sebenarnya banyak. Mereka sekarang harus bisa mengalahkan diri sendiri, itu kan yang susah. Harus komitmen dengan diri sendiri,” ujar Ellen.
Menurut Ellen, keteguhan hati untuk mengalahkan diri sendiri itu menjadi kunci keberhasilan pebulu tangkis putri. Tidak hanya mereka yang telah memasuki usia remaja, tetapi atlet-atlet yang juga masih belia. Mereka harus bisa mengalahkan keinginan untuk melakukan hal-hal yang berpotensi menganggu fokus latihan.
Di sisi lain, minat anak-anak putri untuk menekuni bulu tangkis masih minim. Hal itu, salah satunya, terlihat dari jumlah pebulu tangkis putri yang mengikuti audisi umum. Jumlahnya meningkat 15 orang dari audisi tahun lalu sebanyak 624 pendaftar. Padahal, jumlah pendaftar putra mencapai 1.609.
Kendati demikian, Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum 2023 Sigit Budiarto optimistis pihaknya menemukan pebulu tangkis putri berbakat bagus dari jumlah pendaftar yang sedikit itu. “Meskipun kalau lihat jumlah total putra lebih banyak, tetapi kualitas pebulu tangkis putri bisa jadi sama atau justru melebihi,” ucap Sigit.
Super tiket
Sigit menambahkan, pebulu tangkis putri maupun putra yang gagal melaju ke babak selanjutnya pada fase turnamen masih memiliki kesempatan lolos sebagai atlet PB Djarum. Seperti audisi tahun-tahun sebelumnya, selain dari jalur turnamen, peserta juga bisa lolos dengan jalur “super tiket”. Penerimanya akan diumumkan selepas laga final.
Juara Dunia sektor ganda putra tahun 1997 tersebut menambahkan, kriteria yang ditetapkan untuk penerima “super tiket” ialah kualitas teknik dan daya juang. Namun, proses kurasi untuk memastikan siapa yang lolos jalur itu bukan hal mudah. Pasalnya, Tim Pencari Bakat memiliki penilaian dan kandidat yang berbeda-beda atas atlet yang mereka pantau selama tahap turnamen.
“Jalur ‘super tiket’ akan tetap tersedia, tetapi jumlahnya masih belum dipastikan. Kami masih akan melihat lagi hingga final turnamen. Namun, sejauh ini, eserta audisi sudah menampilkan permainan terbaiknya. Semakin ke sini semakin kelihatan potensinya,” ucap Sigit.