Komitmen Pemerintah untuk Keberlanjutan Prestasi Kontingen Paralimpiade
Pemerintah berkomitmen menjaga keberlanjutan prestasi kontingen paralimpiade Indonesia. Tak hanya untuk juara umum ASEAN Para Games, kontingen itu ditargetkan meraih prestasi terbaik di Asian Para Games 2022 tahun ini.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seusai menjadi juara umum beruntun dalam tiga ASEAN Para Games terakhir, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga berkomitmen menjaga keberlanjutan prestasi kontingen paralimpiade Indonesia. Kemenpora memastikan pelatnas tidak akan putus untuk menuju Asian Para Games Hangzhou, China 2022 dan pembangunan pusat pelatihan paralimpiade di Karanganyar, Jawa Tengah, akan dimulai untuk menunjang pembinaan jangka panjang.
”Kita sama-sama saksikan bahwa bonus yang diberikan Presiden (Joko Widodo) kepada kontingen ASEAN Para Games Kamboja 2023 sama dengan kontingen SEA Games 2023. Selain itu, rencananya pusat pelatihan paralimpiade di Karanganyar juga akan dibangun tahun ini. Itu bentuk komitmen kesetaraan dari pemerintah untuk terus mengembangkan prestasi atlet-atlet paralimpiade,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo seusai menerima atlet paralimpiade berprestasi dalam ASEAN Para Games 2023 di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (3/7/2023).
Dito mengatakan, nilai bonus kepada kontingen ASEAN Para Games tidak berbeda dengan yang diterima kontingen SEA Games 2023. Nilainya naik dibandingkan edisi sebelumnya dari ajang masing-masing, antara lain bonus peraih emas perseorangan naik dari Rp 500 juta menjadi Rp 525 juta, perak dari Rp 300 juta menjadi Rp 315 juta, dan perunggu dari Rp 150 juta menjadi Rp 157,5 juta.
Terlepas dari bonus itu, lanjut Dito, pihaknya berharap prestasi kontingen paralimpiade tidak berhenti di ASEAN Para Games. Adapun kontingen itu sukses menjadi juara umum dengan 158 emas, 148 perak, dan 95 perunggu di ASEAN Para Games 2023. Mereka mengulangi prestasi di dua edisi sebelumnya, yakni juara umum dengan 175 emas, 144 perak, dan 107 perunggu di ASEAN Para Games Solo, Jawa Tengah 2022 dan juara umum dengan 126 emas, 75 perak, serta 50 perunggu di ASEAN Para Games Kuala Lumpur, Malaysia 2017.
Bagi Dito, ASEAN Para Games hanya target antara untuk mengejar prestasi di Paralimpiade Paris 2024, 28 Agustus-8 September tahun depan. Untuk menuju target utama itu, kontingen paralimpiade Indonesia harus lebih dahulu menunjukkan prestasi terbaik di Asian Para Games 2022, 22-28 Oktober mendatang.
Sekarang, kami sedang me- review anggaran untuk pelatnas Asian Para Games 2022. Mudah-mudahan, pekan ini beres agar pelatnasnya segera berlanjut.
Untuk menjaga prestasi itu bisa berkesinambungan, Dito memastikan pelatnas kontingen paralimpiade Indonesia tidak akan putus. ”Sekarang, kami sedang me-review anggaran untuk pelatnas Asian Para Games 2022. Mudah-mudahan, pekan ini beres agar pelatnasnya segera berlanjut,” kata Dito.
Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Senny Marbun menuturkan, segenap perhatian dari pemerintah telah menumbuhkan motivasi besar untuk para atlet mengejar prestasi terbaik di Asian Para Games 2022.
”Motivasi teman-teman atlet luar biasa karena dapat penghargaan besar dari negara. Maka itu, saya minta mereka membalas semua kebaikan tersebut. Kita berikan semua yang terbaik yang kita bisa, habiskan semua tenaga yang ada untuk berbuat baik bagi bangsa dan negara ini, terlebih di Asian Para Games nanti,” tuturnya.
Untuk Asian Para Games 2022, tambah Senny, pihaknya menyiapkan sekitar 50 atlet dari 12 cabang olahraga. Mereka menargetkan para atlet itu setidaknya bisa membawa pulang sembilan emas, dari bulu tangkis, atletik, tenis meja, ataupun catur.
Sejatinya, target itu jauh menurun dibandingkan capaian kontingen paralimpiade Indonesia di Asian Para Games Jakarta 2018, yakni meraih 37 emas, 47 perak, dan 51 perunggu yang menempatkan tim ”Merah-Putih” di urutan kelima klasemen akhir perolehan medali. Akan tetapi, target kali ini setara dengan capaian di Asian Para Games Incheon, Korea Selatan 2014, yaitu merebut 9 emas, 11 perak, dan 18 perunggu yang menempatkan Indonesia di urutan kesembilan.
”Kami tidak patok secara pasti. Namun, kalau bisa dapat sembilan emas di Asian Para Games 2022, itu sudah bagus banget untuk kita. Itu karena saingan kita sangat berat, mulai dari tuan rumah China, Korea Selatan, Jepang, dan banyak negara lainnya. Dari membandingkan hasil atlet kita dan para calon pesaingnya, peluang emas kita kurang lebih begitu. Kalau ada kesempatan, tentunya kita akan berusaha mendapatkan prestasi yang lebih baik. Lagi pula, Asian Para Games turut menjadi kualifikasi untuk ke Paralimpiade,” terang Senny.
Atlet lari 100 meter dan 200 meter klasifikasi T46 Firza Faturahman Lestianto menyampaikan, dirinya bersyukur pemerintah memberikan dukungan penuh mulai dari latihan hingga bonus prestasi untuk para atlet paralimpiade. Atlet disabilitas tangan yang meraih emas 100 meter dan perak 200 meter ASEAN Para Games 2023 itu pun berjanji akan memberikan kemampuan terbaik kalau diberi kepercayaan tampil di Asian Para Games 2022.
”Saya akan lebih giat berlatih untuk bisa ikut Asian Games. Yang jelas, persaingan di level Asia sangat berat. Di nomor perlombaan saya, selain ada tuan rumah China, ada atlet Jepang, Qatar, dan Bahrain. Meskipun berat, saya akan berusaha dulu sebaik mungkin,” ujar atlet berusia 19 tahun asal Surabaya, Jawa Timur, tersebut.
Percaya terus meningkat
Secara keseluruhan, Senny percaya diri prestasi kontingen paralimpiade Indonesia akan terus meningkat. Apalagi Presiden melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah berniat memulai pembangunan pusat pelatihan paralimpiade di Karanganyar, di tanah seluas 10 hektar yang dibeli NPC Indonesia sejak 2021.
Pembangunan itu diharapkan tuntas dalam setahun ke depan. Nantinya, pusat pelatihan itu bisa menampung 1.500 atlet dari 12 cabang olahraga. Itu jauh lebih besar dibandingkan atlet yang dibina secara terpisah di Solo saat ini, yakni 300-an atlet dari 12 cabang yang tersebar di sejumlah hotel dan arena.
Bahkan, NPC Indonesia tidak hanya akan membina atlet-atlet elite, tetapi pula atlet-atlet muda untuk memastikan roda regenerasi prestasi terus berkelanjutan. ”Kalau sentra pelatihan itu sudah dibangun, kami akan memindahkan semua atlet di Solo ke sana. Kemudian, kami akan mulai mencari atlet-atlet muda di daerah untuk melakukan pembinaan jangka panjang di sana,” pungkas Senny.