Para pebalap yang akan tampil dalam Kejuaraan Dunia Motokros seri Lombok penasaran dengan karakter sirkuit yang baru dibangun. Mereka berharap trek sesuai dengan gaya membalap mereka sehingga bisa meraih hasil maksimal.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Jorge Prado, pemuncak klasemen sementara Kejuaraan Dunia Motokros atau MXGP, penasaran dengan karakter sirkuit Selaparang yang akan menjadi lokasi balapan seri Lombok, 1-2 Juli 2023. Kondisi ini membuka persaingan podium sangat terbuka sehingga pebalap tim pabrikan Gasgas itu akan fokus mempelajari karakter trek selama sesi latihan pada Sabtu mendatang.
Prado merasa kurang maksimal di Sirkuit Samota karena karakter trek yang sebagian gembur dan sebagian lagi keras, serta licin. Kondisi itu membuat dirinya sulit menemukan setelan motor dan kurang sesuai dengan gaya membalapnya.
Kesulitan yang dialami oleh pebalap asal Spanyol itu terlihat dari hasil balapan kualifikasi pada Sabtu lalu. Prado yang finis di posisi keempat tertinggal hingga 9,48 detik dari pebalap andalan Kawasaki, Romain Febvre, yang finis tercepat.
Dalam balapan pertama di Sirkuit Samota, Sumbawa, Minggu (25/6/2023), Prado menutupi kekurangan dalam pace balapan dengan start yang bagus sehingga bisa berada di posisi kedua. Namun, dia belum bisa mengimbangi ritme pace Febvre sehingga tertinggal lima detik menjelang akhir waktu balapan 30 menit plus dua putaran.
Namun, keberuntungan berpihak pada Prado karena Febvre kehilangan kendali motor saat menuruni bukit dan terjatuh dalam putaran ke-13 dari 17 putaran. Prado pun berada di posisi terdepan dan tidak terkejar oleh Febvre yang akhirnya finis kedua.
Dalam balapan kedua, Prado finis di posisi ketiga, tetapi dengan selisih waktu hingga 14,192 detik dari Febvre yang finis terdepan. Posisi kedua ditempati oleh pebalap Yamaha, Jeremy Seewer.
Prado pun berharap performanya dalam balapan berikutnya di Lombok bisa lebih baik. Dia berharap tetap bisa konsisten finis di podium sehingga posisinya di puncak klasemen semakin kokoh.
”Saya tidak tahu apa yang bisa diharapkan dari balapan di Lombok karena itu trek yang sama sekali baru dan belum tahu karakternya seperti apa. Saya berharap kami bisa menikmati balapan di sana,” ungkap Prado yang kini berada di puncak klasemen MXGP dengan 505 poin.
Pebalap berusia 22 tahun itu berharap bisa menjalani akhir pekan di Lombok tanpa banyak kesalahan, serta bisa menemukan setelan motor yang ideal. Dia merasa musim ini dirinya kuat karena mampu konsisten di setiap seri berkat pengalaman dari musim-musim sebelumnya.
Saya tidak tahu apa yang bisa diharapkan dari balapan di Lombok karena itu trek yang sama sekali baru dan belum tahu karakternya seperti apa.
”Saya perlu terus seperti ini karena kejuaraan masih sangat panjang, tetapi saya di jalur yang bagus dan senang dengan balapan saya. Banyak balapan tersisa dan hanya perlu tetap konsisten seperti ini di setiap balapan,” kata pebalap Spanyol itu.
Sesuai
Peningkatan performa dalam balapan seri ke-11 MXGP di Lombok juga diharapkan oleh pebalap Indonesia, Delvintor Alfarizi, yang tampil di kelas MX2. Dia berharap trek Selaparang sesuai dengan gaya membalapnya sehingga bisa terus memperbaiki waktu putaran.
Pebalap berusia 21 tahun itu baru menjalani dua seri, Jerman dan Sumbawa, karena dalam balapan pertama di Swiss dia cedera retak tulang betis sehingga absen enam seri.
Dalam balapan di Sumbawa, dia merasa ada peningkatan dalam balapan pertama dan kedua. Namun, dia masih jauh dari persaingan papan tengah sehingga menargetkan peningkatan performa lebih lagi di Lombok.
Salah satu kesulitan pebalap tim JM Racing Astra Honda itu adalah adaptasi dengan karakter trek Samota yang gembur di beberapa bagian sehingga saat trek mulai hancur akibat gilasan ban-ban motor, dirinya kehilangan kecepatan.
”Dalam balapan di seri Sumbawa ini, ada peningkatan di setiap sesi. Di balapan pertama, saya jatuh di tikungan kedua sehingga sedikit tertinggal di belakang, tetapi kemudian bisa mengejar dan finis di posisi ke-17. Dalam balapan kedua, startnya cukup bagus, saat keluar dari tikungan kedua bisa di posisi ke-11, ke-12, dan sekitar dua lap di posisi itu. Kemudian mundur ke posisi ke-14 sekitar 15 menit. Kemudian saya mulai kehilangan ritme dan speed flow sehingga sedikit ke belakang lagi, juga terjatuh, tetapi bisa finis di posisi ke-16,” jelas Delvintor.
”Semoga di Lombok lebih bagus lagi, tetapi ini sirkuit baru jadi kita belum tahu karakternya seperti apa. Yang pasti kita akan berusaha melakukan yang terbaik supaya lebih baik lagi dari sisi waktu di sana,” ujar pebalap yang akrab disapa Adel itu.