Anthony Sinisuka Ginting membuktikan diri sebagai tunggal putra terbaik Indonesia setelah mengalahkan Jonatan Christie pada perempat final Indonesia Terbuka 2023.
Oleh
REBIYYAH SALASAH, YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Setelah delapan kali bertemu di arena internasional sejak 2017, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie akhirnya bersaing di hadapan publik sendiri, pada perempat final turnamen bulu tangkis Indonesia Terbuka Grup Kapal Api Jumat (16/6/2023). Anthony membuktikan diri sebagai tunggal putra terbaik di tanah air setelah mengalahkan Jonatan.
Pertemuan pertama Anthony dan Jonatan terjadi pada babak pertama Malaysia Terbuka 2017 yang dimenangi Anthony. Setelah itu, mereka bergantian saling mengalahkan. Secara total, Anthony lima kali menang dari delapan laga.
Dalam perempat final Indonesia Terbuka, Anthony kembali mengalahkan Jonatan dengan skor 21-19, 21-16. Pada gim pertama, keduanya menunjukkan determinasi. Mereka saling kejar-mengejar poin dengan margin tak pernah lebih dari tiga poin.
Pada gim kedua, Anthony bermain lebih sabar. Ia juga menerapkan variasi permainan mulai dari penempatan bola, permainan net, serta smes untuk meraih poin hingga akhirnya menyudahi permainan.
Dengan kemenangan itu, Anthony berhak maju ke semifinal dan akan menantang Li Shi Feng dari China. Keberhasilan Anthony maju ke empat besar mengobati kekecewaan tahun lalu, di mana Indonesia tidak meloloskan satu pemain pun pada semifinal Indonesia Terbuka 2022.
"Perang saudara" di rumah sendiri itu membuat Istora lebih riuh dari biasanya. Setiap poin yang dimenangi Anthony dan Jonatan secara bergantian disambut dengan gemuruh teriakan dan gebukan balon tepuk penonton di tribune.
Dukungan penonton untuk mereka pun seolah terbelah. Ada yang meneriakkan nama Jonatan, yang dipanggil Jojo oleh penggemarnya, ada pula yang meneriakkan nama Anthony.
Sebagai dua tunggal putra Indonesia terbaik, Anthony dan Jonatan diandalkan untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024 seperti yang terjadi di Tokyo 2020. Untuk lolos ke Olimpiade, keduanya harus berada pada posisi 16 besar dunia dalam daftar ranking 30 April 2024.
"Perang saudara" di rumah sendiri itu membuat Istora lebih riuh dari biasanya.
Pada ganda putra, pasangan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan juga menyelamatkan wajah Indonesia dengan lolos ke semifinal. Pramudya/Yeremia mengalahkan ganda China Liang Wei Keng/Wang Chang dengan skor 16-21, 21-17, 21-19
Pada gim pertama, Pramudya/Yeremia selalu tertinggal dari Liang/Wang meskipun sempat mengejar sebelum interval. Namun, Pramudya/Yeremia berhasil mengimbangi Liang/Wang dan mengunggulinya pada gim kedua. Laga semakin ketat pada gim ketiga dan ketenangan Pramudya/Yeremia membuat mereka merebut kemenangan.
Sementara itu, ganda putra nomor satu dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, gagal menyamai hasil yang mereka dapat dari turnamen Super 1000 pada tahun ini, dari Malaysia Terbuka dan All England. Di hadapan publik sendiri, mereka dihentikan oleh pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, dengan skor 13-21, 13-21.
Tak seperti performa pada dua babak sebelumnya, pergerakan Fajar/Rian kalah cepat dibandingkan Rankireddy/Shetty. Salah satu penentu pertandingan selama 41 menit itu adalah kecepatan Shetty dalam bermain di lapangan depan sebagai pengatur serangan.
Dia lebih cepat dalam membaca pola permainan dan bergerak untuk memotong pukulan dari lawan dibandingkan Fajar yang memiliki peran serupa. Dalam permainan ganda, pasangan yang bisa menguasai permainan di dekat net, lebih mudah untuk mengontrol permainan.
Fajar pun menyatakan, meski telah berusaha mengeluarkan kemampuan dengan maksimal, mereka kesulitan menghadapi lawan yang bermain lebih baik.
"Kami sudah mencoba semua pola permainan, tetapi lawan lebih unggul pada laga ini," kata Fajar.
Sebagai ganda putra Indonesia terbaik saat ini, Fajar/Rian selalu diharapkan menjadi juara. Namun, seperti dikatakan pelatih ganda putra pelatnas Herry Iman Pierngadi sebelum turnamen dimulai pada 13 Juni, harapan untuk juara sebaiknya tak hanya diserahkan pada mereka. Herry selalu mengatakan bahwa tanggung jawab meraih gelar juara ada di setiap pundak pemain ganda putra.
Kekalahan, juga, dialami ganda putri terbaik Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti saat berhadapan dengan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang). Apriyani/Fadia kalah dengan skor 13-21, 13-21.