Melawan Palestina, ”Garuda” Abaikan Lumbung Peluang
Sederetan peluang emas gagal dimanfaatkan para pemain Indonesia saat melawan Palestina. Hasil imbang menjadi pengalaman sebelum menjamu Argentina, sang juara dunia.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Penyakit tim nasional sepak bola Indonesia kambuh. Tujuh peluang emas gagal dimaksimalkan sehingga laga FIFA Match Day menjamu Palestina berakhir dengan skor imbang, 0-0, Rabu (14/6/2023) malam, di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur.
Di depan 32.537 penonton, ”Garuda”, julukan timnas Indonesia, tampil mendominasi atas ”Singa Kanaan”, julukan tim Palestina. Dengan formasi 4-3-3, Indonesia lebih agresif menyerang, bahkan menciptakan enam peluang emas sepanjang babak pertama.
Peluang pertama pada menit ke-17, tendangan penyerang Dimas Drajad dipatahkan kiper Rami Hamada. Dimas menambah peluang emas empat menit kemudian, tetapi penyelesaian yang buruk. Selanjutnya, Hamada kembali gemilang dengan mematahkan peluang dari gelandang serang Marselino Ferdinan pada menit ke-30.
Penonton bertambah geregetan ketika tendangan bebas gelandang Marc Klok terpental pada menit ke-38. Bola itu kemudian disambar penyerang Rafael Struick, tetapi dipatahkan oleh Hamada. Dua menit kemudian Marselino menambah peluang, tetapi lagi-lagi gagal meruntuhkan kekuatan Rami. Peluang terakhir di babak pertama dari tendangan bebas sebelum turun minum juga tak berbuah gol karena membentur pertahanan Singa Kanaan.
Tenang
Dengan formasi 4-5-1, Palestina yang dilatih Makram Daboub bermain tenang. Meski tak mendominasi babak pertama, Palestina menahan serangan Indonesia di sektor tengah. Palestina ditunjang penampilan apik Hamada dan penyelesaian buruk pemain Indonesia.
Di babak kedua, pelatih Shin Tae-yong mencoba mengubah permainan dengan menarik Struick yang kurang memuaskan di debutnya. Struick digantikan Dendy Sulistyawan. Selain itu, Shin, mantan pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018, mengganti trio gelandang Ricki Kambuaya, Marselino, dan Dimas dengan pemain yang serupa fungsinya, yakni Ivan Jenner, Witan Sulaeman, dan Saddil Ramdani.
Meski tetap mendominasi laga, lagi-lagi tambahan satu peluang di babak kedua gagal berbuah gol. Indonesia cukup beruntung karena Palestina juga tak mampu memanfaatkan dua peluang emas menjadi gol. Secara umum, tuan rumah mendominasi penguasaan bola, 54 persen berbanding 46 persen milik Palestina. Indonesia membuat tujuh tendangan ke gawang dan satu tendangan melebar. Adapun Palestina membuat dua tendangan ke gawang dan empat tendangan melebar.
Hasil seri memang tidak diharapkan oleh Indonesia, yang berambisi naik dari urutan 149 di peringkat FIFA. Hasil seri hanya menambah 1,77 poin pada 1.046,14 poin yang telah dikumpulkan oleh Indonesia.
Tak sesuai harapan
Dalam jumpa pers seusai laga, Shin mengatakan, hasil seri memang kurang sesuai harapan. Shin mengakui, tim gagal memaksimalkan peluang-peluang emas. Dominasi laga kurang berarti karena penyelesaian buruk dan tiada gol yang lahir.
Shin menjadi sulit memperkirakan bagaimana nanti Indonesia menghadapi tim terkuat saat ini Argentina. Mungkin hanya keajaiban yang bisa membuat Indonesia memberi perlawanan dengan menahan ”La Albiceleste”, yang ditangani pelatih muda luar biasa Lionel Scaloni.
Dari hasil ini semoga menjadi modal yang baik menghadapi Argentina.
”Hasil ini semoga menjadi modal yang baik menghadapi Argentina,” kata Shin. Indonesia akan meladeni Argentina di Stadion Gelora Bung Tomo, Jakarta, Senin (19/6/2023).
Bek kanan sekaligus kapten timnas Asnawi Mangkualam menambahkan, hasil seri memang kurang diharapkan mengingat teman-temannya mendominasi laga dan menghasilkan lebih banyak peluang emas daripada Palestina.
Dalam jumpa pers, pelatih Palestina, Makram Daboub, mengatakan, hasil seri tidak terlalu dianggap penting terhadap posisi rangking tim asuhannya di peringkat ke-93 dengan 1.239,19 poin. Palestina memiliki waktu cukup untuk lebih berkonsentrasi pada Piala Asia dan kualifikasi Piala Dunia.
Makram menilai, Indonesia merepotkan di babak pertama tetapi kerap kehilangan momentum yang baik sehingga gawang Palestina tetap terjaga. ”Indonesia bermain cukup baik ditambah dukungan penonton yang luar biasa,” ujarnya.
Makram mengucapkan terima kasih kepada warga Indonesia dan para pemain timnas. Indonesia telah memberi pengalaman baik bagi Palestina. Indonesia sempat mengontrol laga, tetapi Tamer Seyam dan kawan-kawan dapat keluar dari tekanan.
”Kami bukan bermain lebih bertahan melainkan cukup berhasil menahan dominasi Indonesia dan mematahkan peluang-peluang mereka,” ujarnya.
Dia menilai, Indonesia akan kesulitan melawan Argentina, juara Piala Dunia Qatar 2022 dan ranking pertama FIFA. Namun, Palestina mendoakan agar Indonesia melawan Argentina dengan sengit meski dalam laga persahabatan.
Makram melihat pemain potensial Indonesia dalam laga di Surabaya itu antara lain Marc Klock dan Dimas Dradjad. Mungkin di laga melawan Argentina, Klock dan Dimas dapat tampil lebih baik bahkan gemilang. ”Kami mendoakan yang terbaik untuk Indonesia,” katanya.
Gelandang Attaa Jaber menambahkan, pertandingan melawan Indonesia memberikan pengalaman yang cukup baik bagi Palestina. Hasil imbang tidak diperhitungkan karena Palestina perlu lebih mempersiapkan diri untuk turnamen mayor.