Balapan MotoGP di Mugello berpotensi menjadi persaingan sengit antara para pebalap Italia dan sesama lulusan Akademi VR46, Francesco Bagnaia dan Marco Bezzecchi. Pertemanan tidak akan menghalangi duel di lintasan balap.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SCARPERIA E SAN PIERO, SELASA -Persaingan memuncaki klasemen MotoGP antara sesama pebalap Italia dan lulusan Akademi VR46, Francesco Bagnaia serta Marco Bezzecchi, berpotensi berlangsung sengit dalam balapan seri Italia di Sirkuit Mugello, akhir pekan ini. Kedua pebalap yang berteman dekat itu hanya terpaut satu poin dengan Bagnaia di puncak mengemas 94 poin.
Meskipun mereka karib, Bezzecchi menegaskan dirinya akan mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk mengalahkan semua pebalap. Bezzecchi sedang berada dalam momentum positif setelah memenangi balapan seri Perancis di Sirkuit Le Mans, tempat di mana banyak pebalap mengalami kecelakaan, termasuk Pecco, sapaan Bagnaia.
Insiden yang dialami Pecco itu membuat pebalap pabrikan Ducati tersebut kehilangan poin. Posisi puncak klasemen pun dalam jangkauan Bezzecchi yang memenangi balapan berkat performanya yang solid.
Bezzecchi menilai, posisinya saat ini tidak menambah tekanan pada dirinya karena dia tidak memikirkan persaingan juara. Dia hanya fokus pada target musim ini, yaitu memenangi balapan demi balapan dan belajar untuk tampil semakin solid. Bezzecchi kini telah memenangi dua balapan utama, yaitu seri Argentina dan Perancis, serta finis di podium ketiga dalam seri Portugis.
Kondisi itu berbeda dengan Pecco yang mengusung target mempertahankan gelar juara MotoGP. Performa Pecco memang lebih konsisten dibandingkan Bezzecchi, di mana dia telah meraih dua kemenangan dalam balapan utama dan sprint serta finis kedua dan ketiga dalam sprint di Jerez dan Le Mans.
Namun, Pecco sudah tiga kali gagal meraih poin dalam balapan utama, sehingga kehilangan potensi meraih 75 poin di Argentina, Amerika, dan Perancis. Kondisi ini membuat dirinya tidak bisa memperlebar selisih poin di puncak klasemen. Bahkan, pemimpin kejuaraan sempat dikuasai oleh Bezzecchi sejak seri Agentina, berbekal finis kedua dalam sprint dan kemenangan pada balapan utama.
"Dari sudut pandang saya, tekanan pada saya normal, seperti situasi lainnya, karena target musim ini adalah berusaha memenangi balapan. Saya bisa melakukan itu. Tetapi, target saya berikutnya adalah memenangi balapan lagi, bukan memikirkan tentang persaingan juara," ungkap Bezzecchi kepada MotoGP.
"Sedangkan Pecco mengawali kejuaraan dengan memikirkan persaingan juara sejak tes pertama musim dingin. Itu jelas karena dia juara dunia, jadi situasinya berbeda. Menurut saya, Pecco harus memikirkan persaingan juara," ujar rekan setim Luca Marini itu.
Bezzecchi menegaskan, dirinya akan mengerahkan seluruh kemampuannya dalam balapan untuk meraih kemenangan dan tidak akan ragu bersaing dengan semua pebalap. Jika ada peluang menang atau meraih podium, dia akan mengejar itu, meskipun harus bertarung dengan teman dekatnya, termasuk Pecco. Dia dan Pecco sangat dekat karena sama-sama asuhan Valentino Rossi. Bezzecchi pun berharap, pertemanan yang dia miliki saat ini tidak berakhir di lintasan balap.
"Jelas, saya dan Pecco, kami berteman dekat. Kami berusaha saling memotivasi di setiap latihan, di mana kami bisa melakukan apa pun yang biasa kami lakukan hingga saat ini. Saya berharap ini berlangsung terus hingga akhir karier kami. Pertemanan kami sangat bagus, jadi akan jelak jika berakhir karena balapan, tetapi begitulah adanya," ungkap pebalap tim Mooney VR46 itu terkait persaingan di lintasan balap.
"Saya berusaha menjadi bagian tim, tetapi untuk mengalahkan semua orang. Kadang saya bisa menjadi tim, kadang tidak. Cara saya menjalani balapan hingga saat ini berhasil, tetapi saya tidak menambahi tekanan pada diri saya, hanya berusaha melakukan yang terbaik di setiap akhir pekan dan berusaha konstan, serta terus belajar dari para pebalap yang lebih kompetitif," ucap Bezzecchi.
"Saya pribadi bermimpi suatu hari nanti menjadi juara dunia. Jika saya bisa juara di tim ini, saya tidak peduli itu tim pabrikan atau bukan. Tetapi, berada di tim pabrikan, itu sesuatu yang sangat bagus," ujar Bezzecchi kemudian.
Pulih dari cedera
Balapan seri Italia di Sirkuit Mugello ditargetkan Pecco menjadi momentum untuk tampil lebih konsisten. Performanya diyakini sudah kembali maksimal karena ia telah pulih dari cedera minor pada engkel kaki kanannya. Pecco finis terdepan di Mugello pada musim 2022.
Dia akan kembali tampil bersama rekan setimnya, Enea Bastianini yang juga dipastikan sudah pulih dari cedera tulang belikat yang dia derita dalam balapan sprint di Portimao. Dia sempat tampil di Jerez, tetapi selama sesi latihan dia merasakan sakit pada bahu kanannya dan memutuskan mundur dari balapan seri Spanyol itu.
Mugello merupakan trek kebanggaan Italia yang diharapkan dimenangi oleh pebalap tuan rumah. Dalam catatan rekor kemenangan Grand Prix, legenda hidup Giacomo Agostini berada di puncak dengan 13 kemenangan di semua kelas. Valentino Rossi di posisi kedua, bersama dengan Carlo Ubbiali dan Angel Nieto yang mengemas sembilan kemenangan. Di kelas MotoGP, Rossi meraih tujuh kemenangan di Mugello, yaitu pada musim 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008.