Tiada yang meragukan superioritas Manchester City di Inggris dan Eropa pada musim ini. Hanya gelar Liga Champions yang kini menjadi pemisah ambisi City untuk dikenang abadi sebagai tim terhebat sejagat.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LONDON, MINGGU — Manchester City menahan euforia setelah meraih dua gelar juara domestik paling bergengsi, yaitu Liga Inggris dan Piala FA. Manajer City Pep Guardiola dan skuad ”The Citizens” mengalihkan fokus untuk mengejar satu trofi tersisa, Liga Champions Eropa, demi mengukuhkan diri sebagai salah satu klub terbaik dalam sejarah sepak bola modern.
Trofi Piala FA yang diraih seusai membekap rival sekota, Manchester United, 2-1, Sabtu (3/6/2023) malam, di Stadion Wembley, membuat City hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk menjadi tim Inggris kedua yang meraih treble. Satu-satunya klub Inggris yang pernah meraih prestasi legendaris itu adalah MU pada 1999.
City akan melawan Inter Milan pada final Liga Champions di Ataturk, Turki, Sabtu (10/6/2023). Jika bisa mengalahkan duta Italia itu, City akan mengoleksi gelar Eropa perdana dalam sejarah klub sekaligus menjadi tim Eropa kedelapan yang mampu mengemas tiga gelar trofi mayor semusim.
Tujuh klub Eropa yang bisa mengukir prestasi itu sebelumnya adalah Glasgow Celtic (1967), Ajax Amsterdam (1972), PSV Eindhoven (1988), MU (1999), Barcelona (2009 dan 2015), Inter (2010), dan Bayern Muenchen (2013 dan 2020). Secara khusus, jika City berjaya di Turki, Guardiola akan mengukuhkan diri sebagai pelatih pertama yang bisa meraih dua kali predikat treble winner.
”Sebuah keistimewaan bisa mendekati treble. Kami hanya berjarak satu laga lagi. Pemain merasakan mereka berada di posisi yang mungkin tidak akan mereka alami lagi,” kata Guardiola dilansir The Guardian.
Setelah meraih trofi Piala FA untuk kali kedua bersama City, manajer asal Spanyol itu mengistirahatkan skuadnya, Minggu dan Senin ini. Meliburkan tim juga telah diterapkan Guardiola sebelum mempersiapkan timnya menghadapi final Piala FA.
Setiap trofi punya makna istimewa bagi kami. Saya pikir kami telah memainkan sepak bola yang benar-benar bagus dan pantas untuk mengangkat satu trofi lainnya di musim ini. (Ilkay Guendogan)
Guardiola memberikan aturan ketat kepada skuadnya. Dia melarang para pemainnya saling bertemu dan bertegur sapa, baik secara langsung maupun di grup Whatsapp, selama libur. Ia meminta anak asuhannya fokus untuk menyegarkan diri dengan berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga.
”Setelah libur, kami akan memiliki tiga atau empat sesi latihan untuk mempersiapkan diri melawan Inter Milan, lalu mencoba meraih gelar Eropa. Kami menuju Istanbul, Kamis (8/4/2023) pagi, setelah latihan,” kata Guardiola yang kini telah mempersembahkan total 11 trofi mayor untuk City.
”Segala yang kami raih tidak akan lengkap jika kami tidak menjuarai Liga Champions. Jadi, kami harus meraih trofi itu. Saya katakan kepada pemain, kalian harus menekan diri sendiri agar dikenang dengan prestasi yang luar biasa,” ujar Guardiola yang membawa Barca meraih treble pada 2009.
Tak tertandingi
Laga final Piala FA, sekali lagi, menunjukkan dominasi City, khususnya di Inggris. Mereka sulit ditandingi, mengalahkan Arsenal dan MU guna menyegel dua trofi domestik. City juga melaju ke final Liga Champions berkat keunggulan mutlak atas dua kandidat juara, Bayern Muenchen dan Real Madrid.
Alan Shearer, legenda tim nasional Inggris, menilai, City terlalu sulit untuk dibendung. Permainan menyerang City melalui kombinasi operan dan counter-pressing tidak hanya menyulitkan lawan berkembang, tetapi juga membuat para pemain tim lawan kelelahan. Selain itu, City juga memiliki pertahanan yang padu dan kokoh.
”Tim asuhan Pep Guardiola memainkan operan yang membuat Anda mati langkah ketika menghadapi penguasaan bola mereka. Ketika merebut bola, Anda sudah tidak lagi berdaya akibat sangat kelelahan. Tekanan mereka sangat intens dan itu amat sulit bagi tim lainnya,” ujar Shearer kepada BBC.
Akibat permainan menekan City itu, lanjut Shearer, pemain-pemain besar MU, seperti Casemiro, Marcus Rashford, Christian Eriksen, Jadon Sancho, dan Bruno Fernandes, tampil di bawah performa. Ilkay Guendogan, pencetak dua gol di final Piala FA, menilai, City mampu menunjukkan performa terbaik pada final Piala FA, kompetisi sepak bola tertua sejagat. Ia pun kini fokus mempersiapkan diri untuk menjalani final Liga Champions yang kemungkinan bakal menjadi laga terakhirnya bersama City.
”Menang di final selalu spesial. Setiap trofi punya makna istimewa bagi kami. Saya pikir kami telah memainkan sepak bola yang benar-benar bagus dan pantas untuk mengangkat satu trofi lainnya di musim ini,” kata Guendogan.
Ia lalu mengungkapkan taktik City yang berjalan sukses di Wembley dan menjadi kunci bagi dirinya mencetak gol ketika laga baru berjalan 12 detik. ”Dari awal, kami menerapkan taktik untuk memberikan umpan langsung kepada Erling (Haaland) dan berusaha memenangi bola kedua (second ball),” ucap pemain yang memegang rekor gol tercepat di final Piala FA itu.
Terkait kontraknya bersama City yang berakhir pada 30 Juni 2023, Guendogan berkata, dirinya belum memikirkan masa depannya. Sementara Guardiola telah menugaskan Direktur Olahraga City Txiki Begiristain untuk merayu kapten City asal Jerman itu agar bersedia menerima perpanjangan kontrak hingga Juni 2025.
Adapun Jack Grealish, penyerang sayap City, mengatakan, dirinya berencana memanfaatkan masa libur tim sebaik mungkin. Setelah itu, ia akan mempersiapkan diri semaksimal mungkin untuk menghadapi Inter.
”Saya akan menikmati waktu sendiri sebelum kembali berlatih. Saya mencintai klub ini dan berharap menjalani pekan ini dengan baik demi tampil di satu final tersisa dengan kepercayaan diri,” tutur Grealish.