Everton melalui puncak tantangan terberat musim ini dengan memastikan kemenangan atas Bournemouth. Laga panjang yang menguji ketabahan Everton berakhir manis dengan kesuksesan bertahan di Liga Inggris selama 70 musim.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
LIVERPOOL, MINGGU — Seperti diperkirakan sebelumnya, laga menghadapi Bournemouth menjadi yang paling berat dan menguras kesabaran Everton musim ini. Sejak awal, para pemain Everton bertanding dalam bayang-bayang tiang pancung degradasi. Pada akhirnya ketabahan dan kesabaran mendatangkan hadiah kecil bagi ”The Toffees” dengan tetap bertahan di Liga Inggris. Adapun Leicester City dan Leeds United menerima kenyataan pahit menyusul Southampton terjun ke Divisi Championship.
Gol tunggal Abdoulaye Doucoure pada menit ke-57 memastikan kemenangan Everton sekaligus mengusir awan hitam pekat di atas Stadion Goodison Park, Minggu (28/5/2023) malam WIB. Sebelum Doucoure mencetak gol, kecemasan menyelimuti mayoritas pendukung dan ofisial tim di dalam stadion. Apalagi, hasil pertandingan Leicester lawan West Ham membawa kabar buruk. Leicester unggul sementara atas West Ham, yang artinya Everton sudah selangkah lagi terdegradasi.
Pendukung Everton yang hadir di stadion tertegun. Kebanyakan dari mereka memegang kepala dan menutup mulut dengan kedua tangan. Tidak sedikit yang tertunduk serta bersiap untuk menguatkan hati jika Everton tetap tidak bisa keluar dari kebuntuan. Sementara itu, di atas lapangan pemain Bournemouth sangat gigih dalam menghalau gempuran. Everton mencoba segala cara untuk mencetak gol, tetapi semuanya kandas tertelan keputusasaan.
Para pemain Bornemouth bertahan dengan amat rapi dan terorganisasi. Mereka tidak membiarkan pemain Everton leluasa mendapatkan ruang tembak. Jarak antarlini begitu rapat. Manajer Bournemouth Gary O’Neil juga menginstruksikan para pemain untuk menumpuk pemain di tengah demi mencegah pemain Everton mendekat ke jantung pertahanan.
Selain itu, segala opsi jalur operan bola Everton ditekan seminimal mungkin. Jadilah Everton terjebak dalam labirin kebuntuan. Serangan-serangan pasukan Manajer Sean Dyche selalu kandas terbentur tembok kokoh pertahanan Bournemouth.
Seiring waktu berjalan, kepanikan kian terasa. Barisan penyerang Everton yang diisi Demara Gray, Alelx Iwobi, dan Amadou Onana berusaha keras mencari jalan kelua. Selain terus bergerak mencari ruang tembak, mereka mencoba mengelabui wasit dengan lebih banyak mengundang kontak fisik dengan bek Bournemouth dan terjatuh. Setiap kali ada yang terjatuh di kotak penalti, reaksi para pemain Everton menunjukkan sedemikan berharapnya mereka dengan hadiah penalti. Walau begitu, wasit bergeming dan menganggap tidak ada pelanggaran yang terjadi.
Sepanjang laga, Everton melepaskan 13 tembakan dengan enam di antaranya tepat sasaran. Dari semua usaha itu, hanya satu tendangan dari luar kotak penalti oleh Doucoure yang menjadi penyelamat Everton. Perbandingan yang tidak imbang antara jumlah usaha dan hanya satu gol yang tercipta menunjukkan betapa keras dan hebatnya tantangan yang harus dilewati para pemain Everton di laga tersebut.
”Hari ini adalah pertandingan besar. Kami sangat senang. Ini sulit untuk dijelaskan. Bagaimana perasaan kami sepanjang musim berada di posisi ini untuk dapat bersaing dan melayani klub. Hari ini kami memberikan segalanya,” kata Doucoure dikutip dari laman resmi Everton, Senin (29/5/2023).
Goodison Park yang sempat hening kemudian bergemuruh usai gol Doucoure. Beberapa saat setelah itu terdengar bunyi kembang api dari langit di atas stadion. Kecemasan pun berpindah dari markas Everton ke Leicester. Adapun di laga lainnya, Leeds United yang juga terancam degradasi seperti sudah mengibarkan bendera putih setelah gagal menahan gol demi gol Tottenham Hotspur.
Waktu panjang
Walaupun gol Doucoure sempat mendatangkan kelegaan, tantangan bagi Everton masih berlanjut karena perangkat pertandingan memutuskan memberi waktu tambahan lebih panjang, yaitu 10 menit. Hal ini karena laga sempat terhenti cukup lama menyusul ketegangan antara kiper Everton, Jordan Pickford, dengan penyerang Bournemouth, Dominic Solanke. Mereka terlibat benturan saat duel perebutan bola. Beban kembali berpindah ke Everton untuk mempertahankan keunggulan.
Hari ini adalah pertandingan besar. Kami sangat senang. Ini sulit untuk dijelaskan.
Di sinilah ketabahan pemain Everton sangat diuji. Bournemouth yang sempat tertekan perlahan mulai menemukan celah untuk menyerang. Peluang terbaik Bournemouth di babak tambahan waktu ini diperoleh Matias Vina lewat sepakan voli kerasnya dari luar kotak penalti. Peluang Vina itu sempat membuat degup jantung pendukung Everton terhenti sesaat. Namun, begitu Pickford dengan sigap menangkis tembakan Vina, seisi stadion seketika kembali bergemuruh.
Keunggulan 1-0 untuk Everton bertahan hingga akhir laga. Dyche tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia membayar tuntas kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk menyelamatkan Everton dari degradasi. Menurut Dyche, kunci ketabahan para pemain Everton sehingga bisa melewati tantangan mahaberat ini adalah adanya keyakinan dari tim bahwa mereka akan bisa bertahan di Liga Inggris untuk ke-70 kali secara berturut-turut.
”Saya tiba di saat kondisi klub sedang retak, tetapi tidak rusak. Ada yang retak tetapi tidak pecah. Kami telah menunjukkan itu. Kami telah menunjukkan semangat juang yang dibutuhkan tetapi kami seharusnya tidak berada dalam kondisi ini jadi kami harus belajar dari itu,” kata Dyche.
Ketabahan pada akhirnya mendatangkan hadiah kecil bagi Everton. The Toffees mungkin tidak memenangi trofi apapun musim ini. Tetapi, mereka siap untuk bangkit dan bersaing kembali musim depan. Sebagaimana kata pepatah, apa yang tidak membunuhmu maka itu akan menjadikanmu lebih kuat. Kekuatan mental dan pemusatan pikiran pemain Everton sudah cukup menunjukkan betapa berbahayanya mereka musim depan.
Di saat Goodison Park bersukacita, Leicester dan Leeds tenggelam dalam kesedihan. Walau menang 2-1 atas West Ham, Leicester dipastikan terdegradasi setelah perolehan poinnya, 34 poin, tidak cukup untuk menggeser Everton di peringkat ke-17 dengan 36 poin. Leeds yang ditumbangkan Spurs, 1-4, bernasib sama dengan Leicester dan Southampton terjun ke Divisi Championship.
”Semua orang di Leeds United sangat kecewa dengan degradasi klub kembali ke Championship setelah tiga musim di Liga Inggris. Namun, Leeds United tetap dalam posisi kuat untuk membangun tim yang bisa menantang promosi dari Championship musim depan,” demikian bunyi pernyataan dari pihak Leeds usai dipastikan terdegradasi.