Evos memutus tren negatif dengan memetik kemenangan 77-74 atas Hangtuah dalam seri keenam IBL 2023 di Yogyakarta. Hasil itu membuat Evos menjaga asa ke babak playoff, sebaliknya langkah Hangtuah ke "playoff" terhambat.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS – Setelah kalah dalam empat laga terakhir, Evos Thunder Bogor akhirnya memutus tren negatif itu dengan memetik kemenangan 77-74 atas RJ Amartha Hangtuah Jakarta dalam hari kelima seri keenam Liga Bola Basket Indonesia atau IBL 2023 di GOR Amongraga, Yogyakarta, Minggu (28/5/2023). Kemenangan Evos pun menghambat langkah Hangtuah yang sedang berusaha menyodok ke delapan besar untuk meraih tiket babak playoff.
Saya angkat topi untuk anak-anak yang bisa membalikkan keadaan. Kami menguasai kuarter pertama tetapi kami sempat memberikan mereka kesempatan untuk berbalik unggul (pada kuarter kedua).
”Saya angkat topi untuk anak-anak yang bisa membalikkan keadaan. Kami menguasai kuarter pertama tetapi kami sempat memberikan mereka kesempatan untuk berbalik unggul (pada kuarter kedua). Memasuki kuarter berikutnya, anak-anak bisa bangkit, terutama oleh tembakan tiga poin Andre Jackson (forward asal Amerika Serikat) pada kuarter keempat. Kami berjuang sampai akhir untuk pertandingan hari ini,” ujar asisten pelatih Evos, Ricky Dwi Tauri.
Kedua tim bermain sangat ketat sejak awal laga. Mereka berbalik unggul dengan skor tipis, yakni 15-14 untuk Evos pada kuarter pertama dan 34-33 untuk Hangtuah pada kuarter kedua. Memasuki kuarter ketiga, Evos dapat momentum untuk kembali unggul dengan 53-50.
Laga berlangsung lebih alot pada kuarter keempat. Usai Evos sempat unggul jauh 67-57 pada periode pertama kuarter tersebut, Hangtuah lebih ngotot dan bisa mempersempit ketertinggalan menjadi 60-67. Dalam situasi krusial ini, Jackson muncul sebagai pembeda melalui dua tembakan tiga poinnya yang membuat Evos menjauh 74-65.
Dengan waktu tersisa kurang dari tiga menit, Hangtuah coba mengandalkan guard asal Amerika Serikat Ronnie Lee Boyce III untuk memangkas ketertinggalan. Upaya itu cukup efektif, setidaknya pemain berusia 28 tahun itu memboyong 12 poin terakhir Hangtuah, yaitu dari dua tembakan tiga poin, dua lay up, dan dua lemparan bebas. Kontribusinya membuat Hangtuah hanya tertinggal 3 poin di lima detik terakhir laga.
Setelah terjadi drama timeout, Boyce nyaris saja menciptakan keajaiban. Pemain kelahiran 8 April 1995 itu berhasil melakukan defensive rebound usai small guard Evos, Andrian Danny Christianto gagal memasukan lemparan bebas keduanya sekitar tiga detik sebelum laga tuntas. Kemudian, Boyce bergerak cepat menuju ring lawan dan melepaskan tembakan tiga poin sebelum bel tanda waktu habis berbunyi. Sayangnya, usaha keras itu belum membuahkan hasil.
Menurut Ricky, kunci kemenangan timnya adalah mampu menguasai rebound. Total, mereka sukses melakukan 49 rebound, terdiri dari 29 defensive rebound dan 20 offensive rebound. Sebaliknya, Hangtuah melakukan 38 rebound, terdiri dari 23 defensive rebound dan 15 offensive rebound.
Jackson menjadi pemain Evos yang paling dominan di bawah ring dengan 13 rebound, terdiri dari tujuh defensive rebound dan enam offensive rebound. Kontribusi rebound pemain berusia 28 tahun itu melengkapi sumbangan 20 poin, dua asis, dan satu steal-nya.
”Keunggulan rebound itulah yang sangat memengaruhi hasil pertandingan ini. Musim lalu, kami sempat masuk empat-lima besar tim paling banyak melakukan rebound. Musim ini, kami agak kurang konsisten. Tetapi, dalam pertandingan ini, kami bangkit mengambil semua rebound walau posisi bola 50:50,” kata Ricky.
Selain itu, Ricky menyampaikan, penguasaan rebound turut dipengaruhi oleh perbedaan ukuran rata-rata pemain kedua tim. ”Mungkin, dari segi skuad, ukuran para pemain kami jauh lebih baik dibanding Hangtuah. Kami memiliki tiga big man (pemain tinggi besar), sedangkan pemain Hangtuah rasanya tidak ada yang lebih besar daripada Tri Hartanto (center Evos bertinggi 197 sentimter dan berbobot 104 kilogram). Selebihnya, guard kami 11-12 dengan mereka, penentuannya tinggal siapa guard yang bisa main lebih fokus dan displin saja,” terangnya.
Kemenangan itu membantu Evos merangkak dari urutan ke-14 menjadi ke-13 dengan 27 poin dari 21 laga. Meskipun sulit, Evos menjaga asa untuk memperebutkan tiket ke playoff (untuk delapan terbaik klasemen akhir babak reguler). ”Sebelum ke Yogyakarta, kami bertekad untuk mengoptimalkan semua sisa laga. Peluang kami ke playoff sangat bergantung dengan tim lain, khususnya yang di atas kami. Kami harus menang terus kalau mau menjaga peluang tersebut,” tutur Ricky.
Kekecewaan Boyce
Sementara itu, Boyce pantas kecewa. Apalagi dia bermain sangat impresif dengan mencetak double-double, yakni 41 poin dan 13 rebound. Tingkat akurasinya juga tidak mengecewakan, yaitu 68,4 persen untuk tembakan dua poin, 30 persen untuk tembakan tiga poin, dan 75 persen untuk lemparan bebas.
”Hasil ini cukup mengecewakan. Lagi pula, saya mendapatkan kesempatan di akhir kuarter tetapi tembakan tiga poin saya tidak masuk. Kami harus bangkit, mencoba untuk kembali menang untuk pertandingan selanjutnya,” ujar pemain asal Oklahoma, Amerika Serikat tersebut.
Kekalahan itu membuat Hangtuah tertahan di urutan kesembilan dengan 31 poin dari 22 laga. Mereka gagal mengoptimalkan peluang menyodok ke delapan besar setelah Indonesia Patriots kalah 71-84 dari Bumi Borneo Basketball Pontianak persis sebelum laga Hangtuah dan Evos. Kini, Indonesia Patriots yang berada di urutan kedelapan dengan 31 poin dari 22 laga.
Pelatih Hangtuah, Antonius Ferry Rinaldo mengatakan, untuk mengejar tiket playoff, dirinya tidak mau berpikir terlalu jauh ke depan. Dengan sisa delapan laga babak reguler, pelatih yang biasa disapa Inal itu meminta tim untuk fokus saja dari satu laga ke laga berikutnya.
”Paling penting adalah next game, yakni menghadapi Bima Perkasa Jogja (Selasa, 30 Mei). Kami tidak bisa berpikir terlalu jauh, targetnya simpel saja, ambil dahulu laga yang ada di depan mata. Selebihnya, tentu kami akan membenahi fundamental bermain, terutama poin dari lay up dan under basket yang mesti ditingkatkan,” pungkas Inal.