Liga Champions Eropa, “Agenda Dadakan” Newcastle United Musim Depan
Sempat terancam degradasi musim lalu, Newcastle United menjelma klub elite yang bermain di Liga Champions Eropa musim depan. Penantian panjang 20 tahun pun berakhir saat menahan imbang Leicester City, 0-0.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
AFP/LINDSEY PARNABY
Para pemain Newcastle United merayakan capaian di Liga Inggris seusai menahan imbang Leicester City, 0-0, di Stadion St James' Park, Selasa (23/5/2023) dini hari WIB. Mereka memastikan diri finis di empat besar dan meraih tiket Liga Champions Eropa untuk pertama kali dalam dua dekade.
NEWCASTLE, SELASA – Newcastle United memastikan tiket ke Liga Champions Eropa musim depan setelah bermain imbang 0-0 kontra Leicester City di Stadion Saint James’ Park, Selasa (23/5/2023) dini hari WIB. Tambahan satu poin atas Leicester sudah cukup untuk mengamankan tempat Newcasle di empat besar klasemen Liga Inggris. Capaian itu membuat manajer Eddie Howe mengakhiri penantian panjang “The Magpies” yang terakhir kali bertarung di Liga Champions 20 tahun silam.
Tidak butuh waktu lama bagi Howe untuk membawa Newcastle sebagai salah satu klub yang disegani di Inggris. Mantan Manajer Bournemouth itu mengambil alih tim di saat sedang terpuruk dengan terancam degradasi pada musim 2021-2022 lalu. Howe resmi menjadi manajer Newcastle pada 8 November 2021. Saat itu Newcastle sedang terjebak di peringkat ke-19 liga.
Dengan sokongan dana Public Investment Fund (PIF) dari Arab Saudi yang mengakuisisi Newcastle, Howe pelan-pelan membimbing timnya keluar dari jurang degradasi. Dengan suntikan dana senilai 85 juta pound sterling atau sekitar Rp 1,5 triliun, Howe mendaratkan pemain-pemain yang dia butuhkan.
Alhasil, Newcastle mendatangkan bek kanan Atletico Madrid, Kieran Trippier; mantan striker Burnley, Chris Wood, gelandang Brasil, Bruno Guimaraes; dan bek tengah Dan Burn. Kedatangan pemain-pemain tersebut mampu mendongkrak performa Newcastle sehingga keluar dari jurang degradasi dan finis di peringkat 11 musim lalu.
AFP/LINDSEY PARNABY
Manajer Newcastle United (kiri) merayakan capaian timnya di Liga Inggris seusai menahan imbang Leicester City, 0-0, di Stadion St James' Park, Selasa (23/5/2023) dini hari WIB. Mereka memastikan diri finis di empat besar dan meraih tiket Liga Champions Eropa untuk pertama kali dalam dua dekade.
Musim ini, Newcastle melanjutkan penampilan impresifnya dengan hanya menelan lima kekalahan sepanjang musim. Newcastle kini menempati peringkat ketiga dengan mengoleksi 70 poin dari 37 pertandingan. Posisi Newcastle memang masih mungkin dikejar Manchester United yang mengumpulkan 69 poin di peringkat keempat dan masih punya tabungan dua laga.
Kendati pun Newcastle kalah dari Chelsea pada laga terakhir, mereka tetap bisa mengumpulkan 69 poin. Perolehan poin tersebut sudah tidak mungkin dikejar Liverpool di peringkat kelima yang saat ini sudah mengumpulkan 66 poin dan hanya memiliki satu laga tersisa.
Setelah pertempuran musim lalu dengan degradasi, kami dapat berkonsolidasi dan menjadi tim yang lebih baik. (Eddie Howe)
Seluruh pemain dan staf Newcastle masih tidak percaya dengan pencapaian ini. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka bisa bermain di Liga Champions hanya dalam waktu dua musim di saat Howe sedang berupaya membangun tim.
“Jika Anda memberi tahu kami dua tahun lalu ini akan terjadi, kami tidak akan mempercayai Anda,” kata gelandang Newcastle, Sean Longstaff, dikutip dari Sky Sports.
Tidak ayal, Liga Champions pun lebih seperti agenda dadakan bagi Newcastle. Bahkan, sejak awal musim, Howe pun mengakui Liga Champions sama sekali tidak masuk dalam targetnya. Kendati demikian, Howe mengatakan dirinya tetap memelihara harapan kelak Newcastle bisa kembali menjejak tanah Eropa yang terakhiri kali mereka rasakan pada 2003.
“Harapan kami musim ini jelas bukan empat besar. Tapi, kami tidak merasa bahwa kami siap untuk itu. Setelah pertempuran musim lalu dengan degradasi,kami dapat berkonsolidasi dan menjadi tim yang lebih baik. Untuk tidak tergoda dengan degradasi dan mencobanya, itu luar biasa,” kata Howe.
Kebijakan transfer
Sulit untuk mengesampingkan kebangkitan Newcastle dari kebijakan transfer yang mereka lakukan. Setelah terpuruk di jurang degradasi, Newcastle berbenah dengan mendatangkan Howe dan sejumlah pemain kunci. Langkah itu sangat disokong dengan suntikan dana dari PIF. Hanya saja, gelontoran uang dalam jumlah besar tidaklah cukup dalam membangun sebuah tim yang kuat.
Pemilik baru Newcastle melalui perantara Amanda Staveley dan Mehrdad Ghodoussi mulanya berpikir untuk merekrut direktur olahraga yang kompeten agar sukses dalam menggaet pemain-pemain yang tepat di bursa transfer Januari 2022.
AFP/LINDSEY PARNABY
Petinggi klub Newcastle United, Yasir Al-Rumayyan (tengah) dan Amanda Staveley, bersama jajaran staf klub dan pemain merayakan capaian mereka di Liga Inggris seusai laga versus Leicester City di Stadion St James' Park, Selasa (23/5/2023) dini hari WIB. Mereka memastikan diri finis di empat besar dan meraih tiket Liga Champions Eropa untuk pertama kali dalam dua dekade.
Akan tetapi, nama-nama incaran mereka, seperti Emenalo, mantan direktur olahraga Chelsea; dan Luis Campos, direktur olahraga yang berhasil bersama AS Monako dan Lille; belum juga sepakat bergabung. Alhasil, Newcastle mau tidak mau menggunakan sumber daya pemandu bakat yang ada serta melirik pemain yang sesuai dengan kebutuhan Howe.
Newcastle mendatangkan Trippier karena merasa membutuhkan keahliannya dalam mengirim umpan silang secara akurat dan akurasi tendangan bebas. Sementara Wood direkrut untuk menambal lini depan yang kerap ditinggal Callum Wilson karena cedera. Keberadaan Burn dan Matt Targett juga untuk memperkuat sektor kiri yang sering menjadi bulan-bulanan lawan. Adapun Guimaraes sangat bisa diandalkan menjadi motor serangan di lini tengah.
Walaupun menghabiskan dana hingga Rp 1,5 triliun, tetap saja pemain-pemain yang didatangkan Newcastle itu dinilai bukan pemain elite. Penilaian itu juga diakui Howe tidak sepenuhnya salah.
“Ada kumpulan pemain yang sangat kecil untuk dilihat. Kami harus merekrut dengan bijak, seperti yang telah kami lakukan di setiap jendela transfer hingga saat ini. Ini akan menjadi yang terberat kami,” katanya.
AFP/LINDSEY PARNABY
Gelandang Newcastle United, Miguel Almiron (kiri), mengajak anaknya ke lapangan untuk merayakan pencapaian tim pada musim ini seusai laga versus Leicester City di Stadion St James' Park, Selasa (23/5/2023) dini hari WIB. Mereka memastikan diri finis di empat besar dan meraih tiket Liga Champions Eropa untuk pertama kali dalam dua dekade.
Mantan bek Liverpool, Jamie Carragher, sependapat. Baginya, rekrutan Howe itu tidaklah mencerminkan tim yang siap bersaing untuk menembus empat besar. Nyatanya, Howe meruntuhkan prediksi dan sukses membawa Newcastle bersaing di papan atas.
“Saya pikir pemilik akan membangun skuad yang mewah ketika mereka masuk, tetapi kebijakan transfer telah diperhitungkan. Itu langkah yang berani, tetapi terukur. Anda melihat banyak pemilik baru datang ke klub, menunjuk manajer yang lebih modis, merekrut pemain yang lebih modis, tetapi saya menyukai apa yang Newcastle lakukan,” kata Carragher.
Setelah memastikan tiket Liga Champions, Howe segera mengarahkan fokusnya ke pertandingan terakhir musim ini melawan Chelsea. Kemenangan tetap menjadi target Howe. Dengan begitu, Newcastle bisa kembali mengukir pencapaian, yaitu meraup total 73 poin pada akhir musim, yang akan menjadi total poin Liga Inggris tertinggi mereka sejak 1996.