Pesaing silih berganti, tetapi puncak klasemen Liga Inggris akhirnya tetap dikuasai Manchester City. Pengaruh Pep Guardiola membedakan City dibandingkan tim-tim kaya lainnya di Eropa.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
AFP/OLI SCARFF
Penggemar Manchester City menyambut para pemain klub juara Liga Inggris musim 2022-2023 itu di Stadion Etihad, Manchester, Minggu (21/5/2023). City dipastikan menjadi juara setelah Arsenal dikalahkan Nottingham Forest, 0-1, sehari sebelumnya.
MANCHESTER, MINGGU — Setelah era dominasi Manchester United di bawah kendali Sir Alex Ferguson berakhir, hegemoni di Liga Inggris dilanjutkan rival sekotanya, Manchester City. Tiga trofi Liga Inggris secara beruntun, terakhir pada musim ini, menjadi pengukuhan era dinasti baru ”The Citizens”.
City memastikan gelar juara liga kesembilan atau kelima di era Pep Guardiola tanpa perlu memainkan laga ke-37 versus Chelsea, Minggu (21/5/2023), di Stadion Etihad. Hal itu terjadi setelah pesaing utamanya, Arsenal, tumbang 0-1 dari Nottingham Forest, Sabtu (20/5/2023). Poin City di puncak tidak lagi bisa dikejar ”Si Meriam”.
Untuk merayakan gelar juara, ribuan pendukung City sudah berkumpul di kawasan Stadion Etihad sejak Minggu tengah hari waktu setempat. Asap suar berwarna biru muda juga menyelimuti udara di Etihad jelang laga itu. Pendukung City baru masuk ke dalam stadion satu jam sebelum sepak mula dan setelah menyambut kedatangan bus skuad juara City ke stadion.
Mereka juga bertepuk tangan meriah ketika skuad City melakukan pemanasan. Tim Chelsea juga memberikan apresiasi kepada sang juara dengan melakukan guard of honor ketika pemain City, yang beberapa di antaranya membawa anaknya, masuk ke dalam lapangan.
AFP/OLI SCARFF
Para pemain Chelsea melakukan guard of honour untuk para pemain Manchester City yang memasuki lapangan pada laga Liga Inggris di Stadion Etihad, Minggu (21/5/2023). Tuan rumah City dipastikan menjadi juara setelah rivalnya, Arsenal, dikalahkan Nottingham Forest, 0-1, sehari sebelumnya.
Di era Liga Primer Inggris, yang telah berjalan tiga dekade sejak musim 1992-1993, hanya dua tim yang bisa meraih tiga gelar juara beruntun. City menyamai prestasi MU asuhan Ferguson yang dua kali meraih triplet kampiun Liga Inggris, yaitu pada edisi 1998-1999 hingga 2000-2001 serta 2006-2007 hingga 2008-2009.
Jika ditarik sejarah lebih jauh ke era sebelum Liga Primer, City menjadi tim kelima yang bisa meraih triplet di kompetisi kasta tertinggi Inggris. Capaian itu sebelumnya pernah diraih oleh Huddersfield Town (1923-1924 hingga 1925-1926), Arsenal (1932-1933 hingga 1934-1935), dan Liverpool (1981-1982 hingga 1983-1984).
Dominasi MU lainnya yang telah disamai City—klub yang disebut Ferguson sebagai ”tetangga berisik”—ialah capaian lima gelar juara liga dalam enam musim terakhir. Sejak musim 2017-2018 hingga 2022-2023, City hanya sekali gagal juara. Supremasi mereka dirusak Liverpol pada 2019-2020.
Metode permainan yang dibawa Guardiola menghadirkan revolusi bagi City. Fondasi finansial dan strategi klub terbantu berkat pendekatan transfer yang disusun Guardiola. Itu jelas berbeda dengan PSG yang sering mengganti pelatih dalam beberapa musim terakhir.
MU pernah mengalami era gemilang yang serupa pada edisi 1995-1996 hingga 2000-2001. Hanya Arsenal pada musim 1997-1998 yang bisa membuat MU gagal mempertahankan dominasi sebagai raja Inggris.
”Trofi (liga) ini bermakna besar bagi saya dan semua pihak yang berkaitan dengan klub. Setiap gelar juara Liga Inggris sangatlah istimewa sebab kami harus konsisten menghadapi lawan-lawan yang tampil luar biasa,” ujar Guardiola.
Ilkay Guendogan, gelandang City, menambahkan, ”Meraih trofi (Liga Inggris) tiga kali beruntun adalah capaian yang luar biasa. Liga Inggris tak diragukan lagi adalah liga yang paling ketat dan kompetitif di dunia. Jadi, itu menggambarkan betapa berharganya prestasi ini.”
Gelar juara musim ini adalah momen pertama Guendogan menjadi kapten tim City. Maka, ia mendapatkan kehormatan sebagai pemain City pertama yang mengangkat trofi juara di depan lebih dari 52.000 pendukung di Stadion Etihad.
Sepanjang tiga musim sebelumnya, City bersaing ketat dengan Liverpool. Musim ini, The Citizens menghadapi tantangan sengit dari Arsenal yang sempat 28 pekan (248 hari) menguasai puncak klasemen. Arsenal bahkan sempat meninggalkan City dengan selisih jauh, yaitu delapan poin, awal April lalu.
Kemenangan pada dua duel menghadapi ”Si Meriam” pada Februari dan April menjadi modal penting City memenangkan persaingan. Performa buruk Arsenal sejak April, yang hanya meraup sembilan poin dari delapan laga terakhir, dimanfaatkan dengan baik oleh City.
AFP/OLI SCARFF
Penggemar menantikan laga Manchester City versus Chelsea pada laga Liga Inggris di Stadion Etihad, Manchester, Minggu (21/5/2023). City menjalani laga itu dengan status sebagai juara Liga Inggris musim 2022-2023. Tiga kali beruntun mereka menjadi juara.
The Citizens mengudeta posisi puncak memasuki pekan ke-34. Kyle Walker, bek City, menuturkan, gelar juara musim ini adalah jawaban timnya atas pihak-pihak yang sempat meragukan mereka, termasuk adanya dugaan pelanggaran aturan finansial, awal Februari lalu.
”Arsenal mendorong kami untuk mencapai batas (kemampuan). Mereka mengalami kendala dan kami bisa memanfaatkan itu dengan baik,” kata Walker dilansir BBC.
Kiper Arsenal, Aaron Ramsdale, mengakui kesalahan timnya telah membantu City menjadi juara Inggris musim ini. ”Kami melakukan kesalahan individu di laga-laga yang seharusnya dimenangkan,” ujarnya seusai laga kontra Forest.
Peran Guardiola
Kejayaan City tak lepas dari pengaruh manajernya, Guardiola, yang tidak pernah berhenti berinovasi, terutama dalam hal taktik. Hal itu membuat City sulit ditaklukkan setiap musimnya. Pada musim ini, City ditinggalkan dua bek sayap, yaitu Oleksandr Zinchenko (pindah ke Arsenal) dan Joao Cancelo (ke Bayern Muenchen).
AFP/OLI SCARFF
Penggemar Manchester City merayakan keberhasilan klub itu meraih gelar juara Liga Inggris musim 2022-2023, Minggu (21/5/2023), di Stadion Etihad, Manchester. City dipastikan menjadi juara setelah Arsenal dikalahkan Nottingham Forest, 0-1, sehari sebelumnya.
Guardiola lantas menghadirkan pendekatan taktik baru dengan mengandalkan empat bek tengah sejajar. Hasilnya, kedua klub tersebut gagal mengimbangi City dalam duel langsung. Arsenal kalah tiga kali, adapun Bayern tumbang pada dua laga di babak perempat final Liga Champions Eropa.
Guardiola kini menjadi manajer pertama yang bisa meraih triplet di tiga liga bergengsi di dunia. Sebelumnya, ia mengukir triplet bersama Barcelona (di Liga Spanyol) serta Bayern (Liga Jerman). Tidak ada juru taktik lain yang bisa menyamai capaian mengagumkan itu.
Bernard Lama, legenda Paris Saint-Germain, berkata, perbedaan utama City dengan klub kaya lainnya, seperti PSG dan Chelsea, adalah proyek yang jelas di dalam dan luar lapangan. Visi itu membawa City mengoleksi trofi dan menjadi klub terkaya di dunia versi Football Money League yang dirilis Deloitte.
”Metode permainan yang dibawa Guardiola menghadirkan revolusi bagi City. Fondasi finansial dan strategi klub terbantu berkat pendekatan transfer yang disusun Guardiola. Itu jelas berbeda dengan PSG yang sering mengganti pelatih dalam beberapa musim terakhir,” kata Lama kepada The Athletic. (AFP)