Setelah Lionel Messi, Erling Haaland adalah pemain yang bisa menaklukkan ego Pep Guardiola. Peran Rico Lewis, bek muda, juga krusial dalam perubahan taktik City di periode penting.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
AFP/OLI SCARFF
Para pemain Chelsea melakukan "Guard of Honour" untuk para pemain Manchester City yang memasuki lapangan pada laga Liga Inggris di Stadion Etihad, Minggu (21/5/2023). Tuan rumah City dipastikan menjadi juara setelah rivalnya, Arsenal, dikalahkan Nottingham Forest, 0-1, sehari sebelumnya.
Pep Guardiola jarang bersedia menurunkan egonya untuk menerapkan taktik yang mendukung seorang pemain. Sebelum datang ke Inggris pada 2016, Lionel Messi adalah satu-satunya pesepak bola yang membuat Guardiola “tunduk”, sehingga membangun tim hingga meramu taktik demi mendukung pemain terbaik lulusan akademi Barcelona, La Masia, itu.
Memasuki musim ketujuh menangani Manchester City, Guardiola mendatangkan Erling Haaland dari Borussia Dortmund, musim panas 2022, dengan harga relatif murah, 60 juta euro (Rp 969,4 miliar). Awalnya, kehadiran Haaland dibayangi keraguan bahwa dirinya bisa langsung nyetel dengan gaya bermain City.
Haaland adalah penyerang nomor sembilan yang tujuan bermainnya hanya memburu gol demi gol. Sedangkan, City adalah tim yang menuntut semua pemain berperan kolektif untuk ikut serta dalam proses membangun serangan serta bertahan.
Satu hal yang wajib dimiliki pemain City adalah kemampuan menciptakan umpan dan ketepatan insting operan. Adapun Haaland pada musim terakhir membela Dortmund hanya menciptakan rerata 16 operan dan tujuh sentuhan per laga.
AFP/OLI SCARFF
Penyerang Manchester City, Erling Haaland, merayakan keberhasilan timnya lolos ke final Liga Champions Eropa 2022-2023 seusai mengalahkan Real Madrid, 4-0 pada laga pertemuan kedua semifinal di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, Kamis (18/5/2023) dini hari WIB. City menang agregat 5-1.
Jumlah itu amat jauh dibandingkan catatan milik Gabriel Jesus, satu-satunya penyerang murni di skuad City edisi 2021-2022. Pemain yang dilego ke Arsenal pada bursa transfer musim panas lalu itu melakukan rata-rata 26 operan dan 41 sentuhan per laga di musim pamungkas bersama The Citizens.
Namun, alih-alih membentuk Haaland untuk bermain ala City, Guardiola justru beradaptasi dengan penyerang asal Norwegia itu. Pemain berusia 22 tahun itu tidak dituntut untuk banyak menguasai bola. Tugas Haaland hanya mencetak gol untuk City.
Itu terlihat dengan catatan 12 operan dan 21 sentuhan per laga yang dilakukan Haaland pada musim ini. Meskipun minim terlibat dalam permainan City, ia adalah pusat gravitasi bagi serangan anak asuhan Guardiola. Haaland telah mencetak 52 gol, termasuk memecahkan rekor gol di Liga Inggris yang telah bertahan selama hampir tiga dekade.
Dengan koleksi golnya itu, Haaland rata-rata hanya membutuhkan 18 sentuhan untuk mencatatkan namanya di papan skor. Tak heran, ia menghasilkan 36 persen dari total 146 gol yang telah diciptakan City di musim ini.
Saya tidak masalah hanya beberapa kali menyentuh bola. Kalau bisa, satu sentuhan saya bisa berbuah satu gol.
AFP/JAVIER SORIANO
Manajer Manchester City Pep Guardiola berdiri di sisi lapangan menyaksikan penampilan anak asuhannya menghadapi Real Madrid pada laga semifinal pertama Liga Champions, Rabu (10/5/2023) WIB, di Stadion Santiago Bernabeu. Hasil imbang 1-1 menjadi modal berharga City yang akan menjamu Real di kandang, pekan depan.
“Saya tidak masalah hanya beberapa kali menyentuh bola. Kalau bisa, satu sentuhan saya bisa berbuah satu gol,” ucap Haaland dilansir Sky Sports tentang gaya bermainnya di City.
Operan menurun
Kehadiran Haaland juga memotong kuantitas operan City dalam situasi menyerang. Pada musim ini, The Citizens hanya membutuhkan rerata 18 operan di sepertiga akhir pertahanan lawan sebelum melepaskan tembakan. Di musim 2021-2022, City rerata perlu melakukan 22 operan untuk menghasilkan tembakan.
Itu menyebabkan permainan bola pendek City di kotak penalti lawan juga menurun. Dari 32 operan di kotak penalti lawan per laga pada musim lalu, Kevin De Bruyne dan kawan-kawan hanya melakukan 28 operan di kotak penalti lawan per gim pada musim ini.
Permainan menyerang City lebih efektif di musim ini. Mereka hanya membutuhkan rerata enam tembakan untuk menghasilkan sebuah gol. Sedangkan, skuad The Citizens rata-rata melakukan tujuh tembakan untuk menciptakan sebuah gol pada musim lalu.
Manajer Manchester City Pep Guardiola memeluk penyerang City, Erling Haaland seusai laga Liga Inggris antara Fulham dan City di Stadion Craven Cottage, London, Minggu (30/4/2023). City mengalahkan Fulham, 2-1.
“Kami tidak bisa melupakan bahwa beberapa tahun terakhir kami bermain tanpa penyerang tunggal karena Sergio (Aguero) dan Gabriel (Jesus) berperan sebagai false nine. Kini, kami memiliki seorang penyerang murni, Erling (Haaland), yang membantu kami bisa memberikan perhatian lebih untuk melepaskan umpan ke kotak penalti,” tutur Guardiola seperti dikutip Manchester Evening News.
Tak ada bek sayap
Selain Guardiola meninggalkan idenya sendiri yang menjadi tren saat ini, yaitu permainan menyerang dengan false nine, manajer beretnis Catalan itu menghadirkan inovasi taktik lainnya. Ia menjadi satu-satunya juru taktik di era sepak bola modern yang menghapus peran bek sayap.
Sejak Februari 2023, Guardiola memperkenalkan taktik yang menurunkan empat bek tengah langsung. Formasi itu diramu dalam taktik 3-2-4-1 ketika menguasai bola, kemudian berbuah menjadi 4-4-1-1 ketika kehilangan penguasaan bola.
Empat bek tengah langsung diturunkan berbarengan sejak sepak mula. Keempat bek itu ialah Ruben Dias, John Stones, Manuel Akanji, dan Nathan Ake. Dalam situasi menyerang, Dias akan menjadi satu-satunya pemain yang bertahan di garis tengah lapangan. Stones bakal mendampingi Rodri sebagai pivot atau gelandang bertahan.
Selebrasi pemain Manchester City John Stone setelah menyumbangkan gol pertama dalam pertandingan Liga Inggris antara Manchester City dan Leicester City di Stadion Etihad, Manchester, Minggu (16/4/2023) dini hari WIB. City mengalahkan tamunya, 3-1.
Sementara itu, Ake dan Akanji akan membantu serangan dari kedua sisi luar lapangan. Dalam skema bertahan, Dias dan Stones tampil sebagai duet bek tengah, sedangkan Akanji dan Ake berperan untuk meredam akselerasi penyerang sayap lawan.
Pemain pelapis, seperti Kyle Walker dan Aymeric Laporte, juga bisa memahami taktik baru itu dengan baik ketika diturunkan. Kehadiran Walker membuat Akanji berpindah ke sisi kiri, sedangkan Walker bertanggung jawab mengisi sisi kanan pertahanan City.
Guardiola mengungkapkan, perubahan taktik itu tidak lepas dari peran pemain muda, Rico Lewis. Meskipun hanya mencatatkan 13 kali penampilan sebagai pemain inti di musim ini, Lewis, yang berusa 18 tahun, membantu Guardiola membentuk strategi bertahan baru itu.
Untuk memahami gaya bermain Lewis yang sudah terbisa memainkan peran bek sayap dan gelandang bertahan dalam satu laga, Guardiola sampai memantau langsung penampilan Lewis bersama City U-21. Walker dan Stones pun disuguhi tayangan penampilan Lewis ketika tim menjalani rapat tim, pertengahan Januari lalu.
Pemain Manchester City Rico Lewis (kiri) berebut bola dengan pemain Liverpool Fabio Carvalho dalam laga babak 16 besar Piala Liga di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, Kamis (22/12/2022). City menang 3-2 pada laga itu.
“Saya berterima kasih kepada Rico (Lewis) yang menolong kami memahami diri untuk lebih baik. Kyle (Walker) menyadari peran barunya dan John (Stones) tampil luar biasa di posisi baru. Mereka menyadari peran cair yang dijalani Rico dan dipadukan dengan pengalaman mereka,” kata Guardiola dilansir The Guardian.
Pendekatan strategi baru Guardiola itu membuat tim lain kesulitan memahami City. Sejak menggunakan taktik baru itu ketika menjamu Aston Villa di Stadion Etihad, 12 Februari lalu, City belum terkalahkan dalam 23 laga di tiga kompetisi berbeda. Mereka meraih 18 menang dan lima imbang.
“Mereka (City) bermain tanpa bek sayap. Kami belum pernah melihat (taktik) itu, tetapi strategi itu benar-benar sulit secara taktik untuk diatasi,” kata Manajer West Ham United David Moyes kepada Sky Sports seusai timnya tumbang, 0-3, di Etihad, 4 Mei lalu.
Selanjutnya, City memburu dua kemenangan untuk dua trofi tersisa. Diawali menghadapi Manchester United di final Piala FA, kemudian City ingin menumbangkan Inter Milan demi menutup musim dengan gelar Liga Champions.