Perjuangan Berat Menanti di Delapan Besar Piala Sudirman
Target awal Indonesia untuk menjadi juara Grup B Piala Sudirman 2023 digagalkan Thailand. Sebagai "runner up" grup, Indonesia harus menghadapi juara grup lain di perempat final.
Oleh
JOHANES WASKITA UTAMA
·4 menit baca
SUZHOU, KOMPAS – Posisi juara Grup B Piala Sudirman lepas dari genggaman setelah Fajar Alfian dan kawan-kawan harus menelan kekalahan dari Thailand, 2-3 pada laga penentuan juara grup di Indoor Arena, Suzhou Olympic Sports Center, Suzhou, China, Kamis (18/5/2023). Kekalahan ini membawa konsekuensi, Indonesia akan bertemu tim yang menjadi juara grup di babak delapan besar.
Juara grup disebut sebagai target awal tim Indonesia. Dalam upaya memenuhi target itu, Indonesia menurunkan dua wakil yang belum mendapat kesempatan bertanding pada dua laga grup melawan Kanada dan Jerman, yakni ganda campuran Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja dan tunggal putri Putri Kusuma Wardani.
Mereka didampingi tunggal putra Jonatan Christie, ganda putra nomor satu dunia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Adapun susunan pertandingan yang dipakai adalah ganda campuran, tunggal putra dan putri, serta ganda putra dan putri. Susunan ini ternyata membuat Indonesia langsung tertinggal 0-3 dari tiga laga awal.
Dejan/Gloria yang melawan ganda campuran peringkat tiga dunia, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, mengawali laga dengan menjanjikan. Mereka memimpin, 5-0, 8-1, dan 11-5 saat interval gim pertama. Namun, pasangan Thailand ini mempelihatkan kematangan mereka sebagai juara dunia 2021 dengan merebut tujuh poin beruntun untuk berbalik unggul, 12-11, dan bertahan hingga akhir.
Kondisi serupa kembali terjadi di gim kedua. Keunggulan Dejan/Gloria 9-5, 14-8, hingga 17-11 terkejar cepat menjadi oleh juara Final BWF World Tour 2020-2021 untuk menyamakan kedudukan, 17-17. Puavaranukroh/Taerattanachai akhirnya merebut laga ini, 21-17, 21-19.
Dejan menyebut, keunggulan pada gim pertama hilang karena tidak mengantisipasi perubahan permainan lawan. Adapun pada gim kedua, mereka terlalu berhati-hati saat telah unggul, sehingga malah melakukan kesalahan sendiri.
“Kami sebetulnya masih bisa melawan meskipun prestasi mereka berada di atas kami. Hanya mungkin belum jalannya saja kami bisa menang dan menyumbang poin,” ujar Gloria.
Harapan untuk menyamakan kedudukan pupus setelah Jonatan kalah dari Kunlavut Vitidsarn, 21-12, 12-21, 20-22. Kekalahan ini disusul Putri KW yang menyerah pada Pornpawee Chochuwong, 21-15, 14-21, 17-21. Hasil ini membuat Thailand langsung menyegel posisi juara Grup B.
Unggul head to head
Pelatih tunggal Irwansyah mengatakan, Jonatan dan Anthony Sinisuka Ginting sebenarnya sama-sama siap untuk tampil pada laga ini. Namun, Jonatan sangat bersemangat untuk turun bermain. “Apalagi, dari rekor pertemuan Jojo punya head to head yang lebih bagus melawan Kunlavut,” kata Irwansyah menjelaskan alasan Jonatan dimainkan pada laga ini.
Jonatan dan Anthony sama-sama telah lima kali berhadapan dengan Kunlavut. Jonatan unggul 3-2, dan menang pada dua pertemuan terakhir tahun lalu di All England dan Korea Terbuka. Adapun Anthony tertinggal 2-3 dari Vitidsarn, termasuk kekalahan pada pertemuan terakhir di semifinal India Terbuka 2023.
Sebagai runner up grup, Indonesia siap bertemu juara grup. Memang pasti berat, tetapi kami tidak mau pasrah dan menyerah. Kami nanti akan mati-matian di lapangan. Indonesia akan fight. Kami akan berjuang bersama-sama.
“Lawan memang bermain baik hari ini. Pada gim kedua dan ketiga, saya juga sudah berusaha yang terbaik. Hanya di gim terakhir itu saya malah salah menggunakan strategi. Saya cukup menyesal karena seharusnya saya bisa menyumbangkan poin. Saat unggul 18-14 saya tidak bisa menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan. Harusnya saya bisa lebih sabar dan bermain lebih agresif,” ujar Jonatan.
Adapun Putri mengisi tempat Gregoria Mariska Tunjung, yang menurut pelatih tunggal putri Indra Wijaya tidak dalam kondisi fit 100 persen. Selain itu, Indra juga mengantisipasi Thailand menurunkan Ratchanok Intanon, yang belum mampu dikalahkan Gregoria sekalipun pada delapan pertemuan sebelumnya.
Putri cukup memberikan perlawanan pada Chochuwong dengan merebut gim pertama. Dia juga unggul 12-8 pada gim ketiga, namun gagal mempertahankan keunggulan ini.
“Bagi saya, tampil di Piala Sudirman itu demikian berharga. Saya merasa biasa saja dan tidak tegang meski Indonesia tertinggal 0-2. Saya malah bisa main enak dan menang di gim pertama,” ujar Putri.
Setelah kehilangan gim kedua dan kembali unggul di gim ketiga, Putri malah terburu-buru ingin segera mamatikan lawan. “Seharusnya saya bisa main lebih tenang. Saya jadi panik dan tegang. Saya minta maaf ke kakak-kakak pemain, pelatih, tim, dan masyarakat Indonedia karena gagal menyumbangkan poin,” ujar Putri.
Pada dua laga terakhir yang tidak lagi menentukan, Fajar/Rian tampil prima melayani permainan pendek dan cepat Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren untuk menang 21-11, 21-19 dalam waktu 33 menit. Disusul kemenangan Apriyani/Fadia atas Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai, 21-17, 19-21, 21-13, sehingga Indonesia menipiskan kekalahan, 2-3.
“Meskipun kalah dari Thailand, yang utama Indonesia sudah masuk ke perempat final. Soal lawan di perempat final, siapa saja lawannya, kami siap menghadapi. Sebagai runner up grup, Indonesia siap bertemu juara grup. Memang pasti berat, tetapi kami tidak mau pasrah dan menyerah. Kami nanti akan mati-matian di lapangan. Indonesia akan fight. Kami akan berjuang bersama-sama,” kata Fajar yang juga menjadi kapten tim Indonesia.