”Treble winner” dalam jangkauan Manchester City. Jika menang dalam tiga duel penentu trofi, City akan menyamai prestasi agung rival sekotanya, Manchester United, 1999 silam.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MANCHESTER, KAMIS — Manchester City tinggal membutuhkan satu kemenangan, masing-masing di tiga kompetisi yang mereka jalani pada sisa musim ini untuk masuk dalam sejarah sepak bola yang abadi. Predikat tim terbaik sejagat kian dekat dari genggaman mereka seusai melibas Real Madrid, 4-0 (agregat 5-1), pada laga pertemuan kedua babak semifinal Liga Champions Eropa, Kamis (18/5/2023) dini hari WIB, di Manchester, Inggris.
”Final” pertama akan dijalani City saat menjamu Chelsea di ajang Liga Inggris pada Minggu (21/5/2023). Kemenangan pada laga itu akan membuat City mengakhiri kejaran Arsenal sekaligus menyegel status juara Inggris.
Kemudian, ”The Citizens” akan melanjutkan mimpi merengkuh treble winner dengan menghadapi dua dari tujuh tim yang pernah menyandang predikat peraih tiga trofi mayor semusim. Pertama, City akan menghadapi satu-satunya klub Inggris hingga saat ini yang pernah meraih gelar treble, yaitu Manchester United (1999).
Derbi Manchester itu bakal tersaji di final Piala FA pada 3 Juni mendatang di Stadion Wembley, London. Jika menang di final ini dan sebelumnya juga membekap Chelsea, City bakal mengulangi capaian 2018-2019, yaitu ”mengawinkan” dua trofi paling bergengsi di Inggris.
Capaian itu akan mendekatkan City dengan rekor MU dan Arsenal yang telah tiga kali menyabet gelar ganda tersebut. Di sisi lain, Manajer City Pep Guardiola juga bisa menyamai prestasi dua manajer legendaris di era Liga Primer Inggris, yaitu eks Manajer Arsenal Arsene Wenger (dua kali) dan mantan Manajer MU Sir Alex Ferguson (3) yang lebih dari sekali membawa sebuah klub Inggris meraih gelar ganda.
Selanjutnya, City akan menutup musim 2022-2023 dengan menghadapi Inter Milan pada final Liga Champions, 10 Juni, di Stadion Olimpiade Ataturk, Istanbul, Turki. Trofi ”Si Kuping Besar” adalah mimpi terbesar City maupun Guardiola. Laga itu bisa menjadi penebusan mereka setelah gagal pada kesempatan pertama, yaitu pada final 2021. Saat itu, mereka dibekap Chelsea, 0-1.
Laga final melawan Inter bukan hadiah terbaik, sejujurnya. Inter adalah tim yang kompetitif. (Pep Guardiola)
Guardiola mengatakan, skuad City tidak akan terlena dengan kemenangan gemilang atas Real, juara bertahan Liga Champions. Alih-alih memikirkan final Eropa, Guardiola menegaskan, timnya fokus mempersiapkan diri untuk menghadapi satu per satu laga pada lima pertandingan tersisa di musim ini.
”Kami sudah harus menyiapkan laga melawan Chelsea karena kami harus menutup persaingan liga secepatnya. Kami tidak boleh memperpanjang (perburuan gelar Liga Inggris). Dengan cepat memastikan gelar liga, kami memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri secara mental untuk dua final selanjutnya. Kami harus segera bersiap untuk MU dan Inter Milan,” katanya dilansir Sky Sports.
Michael Owen, mantan pemain Liga Inggris, menilai, City layak meraih treble, musim ini. ”Semua pemain (City) bermain di level top. Mereka memiliki seorang manajer yang genius. Saya tidak melihat hal lain, kecuali mereka menyapu bersih tiga trofi,” ucap Owen.
Tak berjejak
Keperkasaan Real, wakil Spanyol yang membawa pulang dua kemenangan dari kandang dua klub Inggris lainnya, Liverpool dan Chelsea, pada dua fase gugur sebelumnya, tak berjejak di Manchester. Real sangat kesulitan mengimbangi performa City di babak pertama.
Pada 15 menit pertama laga, misalnya, bola lebih banyak bergulir di zona pertahanan Real. City mengoleksi 74 persen penguasaan bola dan 124 operan, sedangkan Real hanya bisa menghasilkan 13 operan. Lalu, sepanjang laga, City membuat delapan tembakan tepat ke gawang, sementara Real hanya tiga.
City mencetak gol pertama melalui peluang dari permainan terbuka ketiga yang mereka ciptakan. Setelah sundulan Erling Haaland dua kali bisa ditepis kiper Real, Thibaut Courtois, pada menit ke-12 dan ke-21, Bernardo Silva bisa membobol gawang Real pada menit ke-23. Gol itu diawali operan brilian De Bruyne, yang menempatkan bola di antara Kroos dan Modric, untuk menjangkau Silva yang berdiri bebas di kotak penalti Real.
Pada gol kedua Silva melalui sundulan di menit ke-37, ia memenangi bola kedua (second ball) hasil dari blok pemain Real terhadap sepakan Ilkay Guendogan. City mengunci kemenangan melalui sumbangan gol dari Manuel Akanji (76) dan Julian Alvarez (90+1) di paruh kedua laga.
The Citizens mengikuti jejak Liverpool yang memberikan kekalahan tandang terburuk bagi Real di Liga Champions. Selain itu, City adalah tim Inggris kedua setelah Chelsea yang menyingkirkan Real di babak semifinal dalam satu dekade terakhir. ”Malam indah bagi kami. Menyenangkan bisa kembali ke final. Semoga kami bisa memenangkannya kali ini,” ucap Bernardo Silva, gelandang City, yang menyumbang dua gol.
City lebih dijagokan di final ketimbang Inter. Mereka lolos ke partai puncak setelah menyingkirkan dua raksasa pengoleksi total 20 trofi Liga Champions, Bayern Muenchen dan Real. Meskipun begitu, Guardiola paham bahwa Inter bukan lawan yang mudah ditaklukan.
”Laga final melawan Inter bukan hadiah terbaik, sejujurnya. Inter adalah tim yang kompetitif,” ungkap Guardiola yang pernah berkarier di Italia bersama Brescia dan AS Roma pada kurun 2001 hingga 2003.
Courtois, kiper Real, mengakui timnya tidak berdaya menghadapi City yang tampil lebih superior. Menurut dia, timnya gagal menjalankan rencana permainannya sendiri, terutama dalam situasi menyerang dan transisi serangan balik.
”Masalah terbesar kami adalah gagal mengkreasikan permainan menyerang. Ketika gagal menciptakan peluang, itu membuat City lebih nyaman. Kami juga seharusnya lebih baik menyelesaikan operan mudah,” ucap Courtois. (AFP)