Bayar Kontan ”Comeback” Madrid Musim Lalu, City Tembus Final yang Kedua
Manchester City membalas kekalahan pahit dari Real Madrid di semifinal Liga Champions musim lalu. Kali ini, City menghajar Madrid dengan kemenangan agregat 5-1 dan lolos ke final kedua mereka di Liga Champions.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
MANCHESTER, KAMIS — Manchester City tampil beringas saat menghancurkan Real Madrid, 4-0, dalam laga kedua semifinal Liga Champions Eropa di Stadion Etihad, Manchester, Kamis (18/5/2023). Kemenangan itu sangat bermakna untuk ”The Citizens”. Bukan hanya memastikan unggul agregat 5-1 dan berhak ke final Liga Champions yang kedua sepanjang sejarah mereka, City pun membayar kontan rasa sakit terkena comeback atau dibalikkan kedudukan oleh Madrid pada semifinal musim lalu.
”Ini malam yang indah bagi kami. Kami tahu itu akan menjadi laga yang sulit. Mengalahkan Madrid 4-0 di kandang adalah hasil yang luar biasa. Mudah-mudahan, di final kali ini, kami bisa memenangkannya (trofi),” terang pemain sayap City, Bernardo Silva, yang menjadi pemain terbaik dalam laga tersebut kepada BBC.
Kemenangan itu menjadi balas dendam sempurna City kepada Madrid. Pada semifinal musim lalu, City dibuat merana oleh Madrid. City, yang unggul 4-3 pada laga pertama, malah berbalik kalah 1-3 pada laga kedua di Manchester sehingga mereka kalah agregat 5-6.
”Saya rasa kami merasakan sakit di perut kami (sakit hati) tahun lalu. Hari ini, kami mengeluarkan semua energi dan keinginan kami. Olahraga selalu memberikan Anda kesempatan kedua untuk membalas dendam. Kami beruntung mendapatkan kesempatan itu tahun ini dan kami bisa melakukannya,” ucap Manajer City Pep Guardiola.
Di final kali ini, City akan berjumpa Inter Milan yang lebih dahulu meraih tiket ke partai puncak tersebut. Itu bakal menjadi final kedua sepanjang keikutsertaan City dalam kompetisi terelite antar klub Eropa tersebut. City mencapai final pertamanya pada musim 2020-2021, tetapi kalah tipis 0-1 dari Chelsea.
Tiket ke final itu membuat City berpeluang mencetak sejarah untuk pertama kalinya meraih treblewinners atau juara tiga trofi utama dalam semusim. City kini berada di puncak klasemen Inggris dengan unggul empat poin atas Arsenal di urutan kedua dan lolos ke final Piala FA yang akan menghadapi rival sekotanya, Manchester United, pada 3 Juni. Adapun United masih berstatus satu-satunya tim Inggris yang pernah merebut treble winners yang terjadi pada 1998-1999.
Kami bermain menghadapi lawan yang pantas untuk menang. Mereka (City) bermain dengan lebih banyak intensitas, lebih berkualitas di depan, dan mereka memanfaatkan peluang mereka. (Carlo Ancelotti)
Kalau bisa mengunci semua gelar itu, Guardiola pun akan menjadi manajer pertama yang bisa meraih dua kali treble winners. Sebelumnya, manajer asal Spanyol itu mencatat treble bersama Barcelona dengan merengkuh trofi La Liga Spanyol, Piala Raja Spanyol, dan Liga Champions, pada musim 2008-2009.
”Kami ada di sana. Kami bisa memikirkannya, dapat memvisualisasikannya. Kami sudah dekat dan tentu saja kami akan mencobanya (untuk treble winners),” ujar Guardiola.
Jalan laga
Usai bermain 1-1 dalam laga pertama semifinal di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, City tidak mau menyia-nyiakan keuntungan psikologis dari dukungan penuh suporter di rumah mereka sendiri. Terang saja, sejak awal laga, mereka langsung tancap gas untuk unggul cepat, yakni dari sundulan penyerang andalannya, Erling Haaland, di menit ke-13 dan ke-21. Sayangnya, bek dan kiper Madrid masih cukup tangguh untuk menggagalkan dua peluang tersebut.
Namun, Madrid akhirnya tak kuasa dengan serbuan City yang tiada henti. Di menit ke-23, umpan terobosan jeli gelandang Kevin De Bruyne berhasil disambut Silva di kotak penalti yang akhirnya melesakkan bola ke sudut kiri atas gawang lewat tendangan kerasnya.
Silva kembali membukukan gol pada menit ke-37. Pemain asal Portugal itu berada di posisi yang tepat untuk menyundul bola muntah dari kemelut yang diciptakan oleh gelandang sekaligus kapten City, Ilkay Guendogan. Bola sundulan itu meluncur mulus ke arah gawang yang kosong.
Amukan City belum berakhir. Pada menit ke-76, mereka mengemas gol ketiga melalui sundulan bek Manuel Akanji. Gol itu bermula dari tendangan bebas De Bruyne dari sisi kiri ke jantung kotak penalti Madrid. Sejatinya, kepala Akanji hanya sedikit saja menyentuh bola, tetapi cukup untuk membuat bek Madrid, Eder Militao, gagal menebak arah bola dan justru menyentuhnya sehingga arah bola berubah masuk ke gawang yang jauh dari jangkauan kiper Madrid, Thibaut Courtois.
City membuat Madrid tenggelam dalam mimpi buruk ketika pemain pengganti, penyerang Julian Alvarez, mencetak gol pada menit ke-90+1. Pemain asal Argentina itu sukses menyambut umpan terbosan pemain pengganti lainnya, gelandang Phil Foden, untuk menembus kotak penalti sebelum melepas tendangan datar ke sudut kiri bawah gawang.
Sepanjang laga itu, Madrid nyaris tidak bisa berbuat apa-apa selain meredam Haaland seperti laga sebelumnya. ”Los Blancos” terus-menerus tertekan oleh agresivitas City. Praktis, mereka hanya membuat satu peluang emas, yaitu dari tendangan geledek jarak jauh gelandang Toni Kroos yang menggetarkan mistar gawang di menit ke-35.
”Kami bermain menghadapi lawan yang pantas untuk menang. Mereka (City) bermain dengan lebih banyak intensitas, lebih berkualitas di depan, dan mereka memanfaatkan peluang mereka. Mereka lebih baik dari kami hari ini, sedangkan kami lebih baik di tahun lalu,” tutur Pelatih Madrid Carlo Ancelotti. (AP/AFP/REUTERS)