Christian Adinata yang tumbuh sembari melihat senior-seniornya berlaga menjawab kepercayaan yang diberikan dengan medali emas SEA Games Kamboja
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA dari Phnom Penh, Kamboja
·5 menit baca
HUMAS PBSI
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Christian Adinata, berpose kemenangan setelah merebut medali emas pada final SEA Games yang berlangsung di Gedung Bulu Tangkis Kompleks Olahraga Morodok Techo, Selasa (16/5/2023) sore. Di final, Christian mengalahkan seniornya, Chico Aura Dwi Wardoyo, dalam pertandingan yang berlangsung tiga set
Pepatah Jepang mengatakan, seorang anak tumbuh dengan melihat punggung orangtuanya. Hal itulah yang dialami pebulu tangkis tunggal putra Christian Adinata. Ia berkembang dan bertambah kuat sembari menyaksikan senior-seniornya berlaga. Tampil sebagai pengganti Shesar Hiren Rustavito yang cedera, Christian secara tidak disangka memberi jawaban meyakinkan, menjadi juara di SEA Games Kamboja 2023.
Pada laga final tunggal putra, Selasa (16/5/2023), di Phnom Penh, Kamboja, Christian mengalahkan seniornya, Chico Aura Dwi Wardoyo, yang menjadi unggulan pertama. Untuk bisa merasakan medali emas multicabang pertama sepanjang kariernya ini, Christian harus melewati pertarungan panjang nan melelahkan menghadapi Chico. Sebagai senior, Chico seperti ingin menguji ketangguhan mental dan semangat berjuang Christian.
Lewat pertandingan ketat dan harus diselesaikan dalam rubber game, Christian menang dengan skor 21-12 18-21 dan 21-18. Sepanjang pertandingan, Chico unggul dalam teknik dan kekuatan pukulan. Adapun dalam momen-momen itu, Christian sangat kerepotan mengembalikan bola kiriman Chico. Kecepatan dan manuver-manuver cepat Chico yang lebih berpengalaman sulit dibendung Christian.
Dalam situasi tersebut, Christian tidak punya pilihan selain menguasai dirinya sendiri agar tidak panik dan berusaha untuk terus memusatkan pikiran. Melawan kecepatan dan kekuatan pukulan Chico bukanlah pilihan bijak. Maka dari itu, Christian memilih bermain bertahan sebaik-baiknya sembari menunggu Chico melakukan kesalahan sendiri.
HUMAS PP PBSI
Ekspresi gembira dari pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Christian Adinata, usai mengalahkan wakil Malaysia, Leong Jun Hao, di semifinal bulu tangkis SEA Games Kamboja 2023, Senin (15/5/2023), di Gedung Bulu Tangkis Kompleks Olahraga Morodok Techo, Phnom Penh. Christian menang dua set langsung, 21-19 dan 21-12. Di final, ia akan ditantang pebulu tangkis Indonesia, Chico Aura Dwi Wardoyo
Hasilnya, poin demi poin terus dikumpulkan Christian di tengah ambisi Chico untuk mengatasi ketertinggalannya. Saat itu, Christian butuh tiga poin lagi untuk mengunci medali emas. Sementara Chico dengan kekuatan smesnya terus berusaha mengejar perolehan poin Christian.
Pada akhirnya, kegigihan Christian dalam bertahan terbayarkan. Saat Christian hanya butuh satu poin lagi untuk menang, bola pengembalian Chico keluar lapangan. Seketika itu pula Christian berteriak melepaskan kelegaannya.
Bisa melaju ke final apalagi sampai meraih emas sebelumnya tidak terbayangkan dalam benak Christian. Awalnya, dia tidak diproyeksikan untuk bermain di nomor perseorangan. Akan tetapi, takdir memilihnya untuk memperjuangkan emas Indonesia. Pemain berperingkat 31 dunia, Shesar Hiren Rustavito, yang dipersiapkan untuk bermain di tunggal putra mengalami cedera paha, dua hari sebelum ke Kamboja.
Pilihan kemudian jatuh kepada Christian untuk menggantikan Shesar. Christian yang mengidolakan Shesar bertekad menjawab kepercayaan yang diberikan kepadanya dengan raihan emas, suatu janji yang bisa dia tunaikan kemudian. Menurut Christian, setiap hari ia berlatih dengan tunggal putra utama Indonesia seperti Shesar, Anthony Ginting, dan Jonatan Christie.
"Kemenangan ini menjadi modal bagi saya untuk turnamen-turnamen selanjutnya, agar lebih percaya diri dan bisa mengejar senior-senior saya yang sudah bermain di level atas," kata Christian.
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Christian Adinata dan Chico Aura Dwi Wardoyo, berfoto bersama usai laga final tunggal putra SEA Games 2023 di Gedung Bulu Tangkis Kompleks Olahraga Morodok Techo, Selasa (16/5/2023) sore. Di final, Christian mengalahkan seniornya itu dalam pertandingan yang berlangsung tiga set
Selain Christian, para pebulu tangkis Indonesia yang tampil di final nomor beregu hari ini juga sukses mengamankan emas. Indonesia total mengumpulkan empat emas dari lima sektor di final, yaitu tunggal putra, ganda putri, ganda campuran, dan ganda putra.
Pada ganda putra, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Rambitan mengalahkan pasangan Thailand, Peeratchai Sukphun/Pakkapon Teeraratsakul dengan skor 21-17 21-19. Sedangkan, pada nomor ganda campuran, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati juga berhasil mengatasi perlawanan wakil Malaysia, Roy King Yap/Cheng Su Yin, 20-22 21-8 dan 21-16.
Satu emas lagi dipersembahkan ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Chaya Pratiwi yang mengalahkan wakil Indonesia lainnya, Meilysa Trias/Rachel Allessya Rose, 21-17 21-16.
"Kami bersyukur bisa memanfaatkan kesempatan yang ada. Namun, kami tidak mau cepat puas. Kami akan belajar terus lagi," kata Febriana.
Kemenangan ini menjadi modal bagi saya untuk turnamen-turnamen selanjutnya, agar lebih percaya diri dan bisa mengejar senior-senior saya yang sudah bermain di level atas.
KOMPAS/I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
Pasangan ganda putri Indonesia, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, bersiap mengantisipasi serangan lawan saat berlaga di laga final bulu tangkis nomor beregu putri SEA Games Kamboja, Kamis (11/5/2023). Tampil di laga kedua, mereka gagal menyumbangkan poin untuk Indonesia dalam laga yang berlangsung di Gedung Bulu Tangkis Kompleks Olahraga Morodok Techo, Phnom Penh.
Medali emas
Dua medali emas juga disumbangkan oleh atlet-atlet kickboxing Indonesia. Diandra Ariesta Pieter merebut medali emas pada nomor kick light u-55 kilogram (kg) putri.
Pada laga final di Morodok Techno National Stadium, Diandra mengalahkan atlet Filipina, Gina Iniong Araos dengan skor 3-0. Diandra yang bermain taktis membuat Araos kesulitan untuk mencetak angka. Sebaliknya, Diandra dapat memasukkan serangan yang menghasilkan poin kemenangan.
Pada nomor full contact 54 kg putra, Toni Kristian Hutapea juga meraih medali emas bagi Indonesia. Pada final, Toni bertarung dengan ketat melawan Sittichok Naksawad dari Thailand. Toni yang bermain agresif akhirnya menang dengan skor 2-1 dan berhak atas emas.
Dengan dua medali emas itu, tim kickboxing Indonesia mengumpulkan total tiga medali emas. Sebelumnya, Abdul Aziz merebut medali emas pada nomor kick light 63 kg putra.
Pada cabang jet ski, tim Indonesia akhirnya meraih medali emas pada nomor endurance runabout open. Kakak beradik Aero dan Aqsa Sutan Aswar tampil prima dan meraih medali emas dan perunggu. Medali emas direbut oleh Aero dan medali perunggu dibawa pulang oleh Aqsa.
Ilustrasi : Lester Prosper, pemain tengah tim basket putra Indonesia tertunduk lesu usai kalah dari Filipina dengan skor akhir 76-84, di Morodok Techo Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Senin (15/5/2023). Misi balas dendam Filipina terbayar lunas usai mengalahkan Indonesia dan melaju ke final untuk bertemu dengan Kamboja.
Basket
Pada cabang basket, Indonesia gagal meraih perunggu setelah kalah dari tim negeri Thailand 69-83 di Chroy Changvar International Convention and Exhibition Center, Phnom Penh, Selasa (16/5/2023). Andakara Prastawa dan rekan-rekan pulang tanpa medali, setelah setahun lalu meraih emas di Vietnam.
Tim asuhan pelatih Milos Pejic itu kehilangan momentum sejak awal laga, tertinggal 0-12, lalu tidak mampu bangkit lagi sampai akhir laga. Hanya pemain cadangan, seperti Kaleb Ramot (13 poin) dan Dame Diagne (14 poin), yang bisa memberikan angin segar.
"Kami sudah kalah di laga ini, setelah kami kalah kemarin (di semifinal). Energi buruk kemarin terbawa hari ini. Kami melewati malam yang sangat berat dan emosional," kata Pejic.
Menurut Prastawa, mereka belum pulih dari kekalahan itu. "Kami tidak menjalankan rencanan permainan. Kalau saya pribadi pasti ingin beri sesuatu ke Indonesia, meskipun perunggu. Namun, pasti ada pengaruh sedikit ke mental anak-anak," ujarnya.
Kelelahan menjadi isu kekalahan timnas. Mereka bermain tiga hari beruntun, termasuk laga terakhir babak grup dan semifinal. Namun, hal itu tidak bisa menjadi alasan utama karena Thailand juga mengalaminya.