Mimpi Mutiara, pegulat Indonesia, untuk menjadi pasangan suami dan istri yang berlaga di SEA Games memang kandas. Namun, mimpinya meraih emas tetap bisa diwujudkan.
Oleh
Kelvin Hianusa dari Phnom Penh, Kamboja
·4 menit baca
PHNOM PENH, KOMPAS — Rententan empat laga selama sekitar sejam tidak cukup menggetarkan nyali pegulat Indonesia, Mutiara Ayuningtias (25), di SEA Games Kamboja 2023. Meskipun tidak dalam kondisi 100 persen, dia tampil spartan dan meraih medali emas demi mengharumkan negara dan meneruskan mimpi suaminya.
Mutiara menyapu bersih empat kemenangan beruntun dalam babak round robin kelas 53 kilogram gaya bebas di Chroy Changvar International Convention and Exhibition Center, Phnom Penh, Kamboja, Senin (15/5/2023). Hasil itu memastikan medali emas satu-satunya dari pegulat putri Indonesia.
”Kelas saya paling banyak peserta, lima orang. Saya harus main empat kali. Baru keluar, masuk, istirahat, keluar, masuk lagi. Tenaga belum balik, sudah harus main lagi. Pengaruh laktat, apalagi saya nurunin berat. Gampang kram. Alhamdulillah semua terbayar,” kata Mutiara, atlet Kalimantan.
Mutiara menjalani pertarungan ketat saat menang dalam dua laga pertama, yaitu versus Nadia Narin (Thailand/ 3-2) dan Dit Samnang (Kamboja/ 4-4). Kedua laga itu sama-sama berlangsung selama enam menit atau sampai waktu habis. Saat melawan Dit, berakhir dengan skor sama, Mutiara dinyatakan menang karena mencetak poin terakhir.
Mutiara mengandalkan permainan atas dengan lebih bersabar menanti kesempatan untuk membanting lawan. Dia sering kali saling bersandar dengan lawan. Strategi itu terbukti efektif, tetapi lengannya menjadi sangat pegal. Pelatihnya, Rudiansyah, pun menggetarkan tangannya setiap paruh laga setelah 3 menit berlalu.
Setelah laga ketat itu, Mutiara meraih kemenangan atas Maribel Angana (Filipina/ 6-0) dan Hsiao Ping Lim (Singapura/ 4-0). Dia pun menyabet emas pertama di SEA Games, meskipun tidak diberikan target tinggi oleh tim gulat.
Mutiara berkata, emas itu dipersembahkan untuk suami, kedua orangtua, dan anaknya. Dia berjuang bersama sang suami, Ashar Ramadhan, untuk tampil di SEA Games kali ini. Namun, Ashar tidak masuk tim karena gulat Indonesia hanya diberikan jatah 14 atlet dari maksimal 18 atlet di Kamboja.
Mungkin, ada (masalah fisik) sesuatu yang tidak bisa saya sebutkan. Dia sempat ingin keluar. Saya bicara ke dia untuk menyelesaikannya. Sejak saat itu, dia terus berusaha mengikuti program, meskipun tidak dalam kondisi maksimal. (Rudiansyah)
Padahal, Ashar merupakan peraih perak dalam ajang uji coba SEA Games 2023 di Pnhom Penh, Desember 2022. Namun, ia dinilai kurang berpotensi karena ada atlet unggulan, asal Vietnam, di kelasnya. Mimpi sang suami itulah yang terus membakar spirit Mutiara. ”Suami selalu mendukung total,” ujar Mutiara kemudian.
Menurut Rudiansyah, capaian emas Mutiara itu membukikan kegigihan dan keseriusan bisa mencapai hasil maksimal. ”Hasil di atas matras berbeda. Dia sangat berkomitmen walaupun tidak dalam kondisi maksimal,” ucapnya.
Ia menjelaskan, Mutiara sempat mengalami penurunan kondisi fisik saat awal pelatnas. Sang pegulat menyadari itu. Dia pun sempat menawarkan untuk keluar. Namun, niat itu lantas diurungkannya karena menyadari namanya sudah terdaftar untuk berlaga di SEA Games.
”Mungkin, ada (masalah fisik) sesuatu yang tidak bisa saya sebutkan. Dia sempat ingin keluar. Saya bicara ke dia untuk menyelesaikannya. Sejak saat itu, dia terus berusaha mengikuti program, meskipun tidak dalam kondisi maksimal,” ucap Rudiansyah yang juga berasal dari Kaltim.
Tim gulat sebenarnya menargetkan emas pada kelas 76 kg (Varadisa Hidayat) dan 55 kg (Candra Marimar). Namun, kedua atlet itu hanya menyumbang perak. Kharisma Tantri (62 kg) turut meraih perak dan Anissa Safitria mendulang perunggu (50 kg) karena tidak mampu menghentikan dominasi para pegulat Vietnam.
Negara itu merupakan juara umum cabang gulat sejak 1999. Pegulat mereka, terutama putri, terbukti lebih lincah dan kaya teknik. Mental bertanding mereka juga lebih siap, tampak dari keputusan yang dibuat di atas matras pada laga di Kamboja.
Total, tim gulat Indonesia sudah meraih 5 emas, 3 perak, dan 1 perunggu, hingga hari kedua penyelenggaraan SEA Games Kamboja. Mereka akan kembali turun dengan 5 pegulat dalam nomor gaya bebas putra, Jumat. Pengurus Besar Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PB PBSI) hanya menargetkan 2 emas, 3 perak, dan 4 perunggu.
Judo
Di cabang Judo, para judoka nasional masih belum mampu menambah pundi-pundi emas Indonesia. Mereka hanya mampu menyumbang tiga perunggu, masing-masing dari Meli Marta Rosita (48kg putri), Shifa Aulia (44kg putri), dan Qory Amrullah Nugraha (73 kg).
Ketua Umum PB Persatuan Judo Seluruh Indonesia Maruli Simanjuntak mengatakan, persaingan di Kamboja jauh lebih ketat. ”Banyak peningkatan karena banyak pemain naturalisasi (dari negara lain). Ada dari Ukraina dan Jepang. Semoga kita bisa menambah satu emas di nomor tim campuran besok,” ujarnya.