Indonesia masih belum mampu mematahkan dominasi tim bulu tangkis beregu putri Thailand di SEA Games. Namun, Rionny Mainaky sudah mengantongi apa saja kekurangan para pemainnya sebagai bekal berlaga di nomor individu.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
PHNOM PENH, KOMPAS – Dominasi tim putri Thailand belum tertandingi di cabang bulu tangkis SEA Games Kamboja 2023. Indonesia yang mencoba mematahkan keperkasaan Thailand dipaksa bertekuk lutut dengan skor telak 0-3. Kendati demikian, para pebulu tangkis putri belia Indonesia mendapatkan poin-poin evaluasi demi meningkatkan level permainan di nomor perorangan.
Sebagai juara SEA Games lima kali beruntun, Thailand masih sulit dibendung di nomor beregu putri. Laga tersebut adalah kekalahan ketiga Indonesia secara berturut-turut dari Thailand. Sebelumnya, tim putri “Merah Putih” juga takluk di final SEA Games 2019 dan 2021.
Komang Ayu Cahya Dewi yang turun di sektor tunggal putri gagal memberikan kemenangan pembuka untuk Indonesia. Pebulu tangkis asal klub PB Djarum tersebut takluk dua set langsung, 19-21 dan 17-21, dari Lalinrat Chaiwan yang berperingkat 23 dunia.
Komang kesulitan membendung pukulan serta penempatan bola yang akurat dari Lalinrat. Selain itu, ia merasa sedikit tegang karena tampil pertama yang artinya bertugas merebut kemenangan pembuka untuk melapangkan jalan Indonesia menuju podium juara.
“Rasanya jadi tunggal pertama itu ada rasa sedikit tegangnya. Kan saya mainnya juga pertama. Terus ini kan SEA Games pertama saya juga. Jadi, benar-benar serba pertama,” kata Komang ditemui seusai bertanding di Gedung Bulu Tangkis Kompleks Olahraga Morodok Techo, Phnom Penh, Kamis (11/5/2023).
Di sisi lain, pengalaman dan mental bertanding Lalinrat sangat berperan dalam kemenangannya. Di set pertama, Komang sempat tampil menggebrak dengan unggul cukup jauh, 8-2. Namun, Lalinrat tidak panik atau terburu-buru dalam bermain. Ia tidak mau terbawa ritme permainan Komang dan memilih untuk tampil sabar. Berkat itu, Lalinrat pelan-pelan mengumpulkan poin dan memenangkan set pertama.
Walaupun belum berhasil mematahkan dominasi Thailand, Rionny cukup senang dengan semangat juang para pemainnya.
Di set kedua, beban berat semakin menghinggapi Komang. Permainannya menjadi kurang berkembang dan cenderung monoton. Situasi itu menguntungkan Lalinrat yang dengan mudah membaca arah permainan kemudian balik menekan Komang.
“Saya sudah merasa tampil maksimal. Tipe permainan saya dan tipe permainan dia itu masuk. Saya kan tipenya menyerang sementara, dia mainnya bola-bola drive cepat. Jadi, apa yang saya lakukan, dia malah suka,” ujar Komang.
Seiring kekalahan Komang, Indonesia berharap banyak pada pasangan ganda putri, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, di pertandingan kedua. Mereka diharapkan bisa menyamakan kedudukan. Akan tetapi, pasangan berperingkat 14 dunia tersebut juga gagal mengatasi ketangguhan Thailand yang menurunkan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai. Febriana/Amalia takluk dua set langsung, 11-21 dan 15-21.
“Mereka hari ini memang lebih siap, sudah mengantisipasi bola-bola kami. Sementara kami sebenarnya sudah antisipasi bola mereka juga, tapi banyak kurang akurat. Jadinya malah mati sendiri,” kata Febriana.
Harapan terakhir Indonesia untuk memperpanjang napas beralih pada Ester Nurumi Tri Wardoyo. Pebulu tangkis tunggal putri berperingkat 60 dunia itu menghadapi Supanida Kathetong yang berperingkat 24 dunia. Di awal set pertama, Ester sempat memberikan perlawanan sengit. Perolehan poin dua pemain tersebut saling susul menyusul.
Namun, stamina Ester yang mulai terkuras di pertengahan laga membuat Supanida dengan mudah mendikte lawannya itu. Supanida pun sempat mendapatkan sembilan poin berturut-turut hingga menyudahi set pertama dengan kemenangan 21-11.
Di set kedua, pola permainan Ester sudah bisa diantisipasi Supanida. Tanpa kesulitan, Supanida mencetak poin demi poin dan mengakhiri laga dengan kemenangan 21-12. Ester sudah kehilangan semangat ketika Supanida meraih 12 poin. Setelah itu, tidak ada lagi pukulan-pukulan Ester yang menyulitkan Supanida.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky menyampaikan, Thailand memang masih sulit untuk ditandingi di Asia Tenggara, khususnya nomor beregu putri. Apalagi Indonesia datang dengan para pebulu tangkis putri belia yang masih kurang pengalaman. PBSI memutuskan menurunkan pebulu tangkis muda karena juga harus menyiapkan tim untuk mengikuti Piala Sudirman 14-21 Mei 2023.
Walaupun belum berhasil mematahkan dominasi Thailand, Rionny cukup senang dengan semangat juang para pemainnya. Menurut Rionny, hasil di nomor beregu ini akan menjadi evaluasi baginya untuk menyiapkan para pebulu tangkis jelang turun di nomor individu.