Pesilat Indonesia mendominasi SEA Games Kamboja 2023 dengan raihan sembilan emas. Persiapan matang dan panjang jadi kunci keberhasilan mereka di cabang olahraga pencak silat.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO dari Phnom Penh, Kamboja
·4 menit baca
PHNOM PENH, KOMPAS — Tim pencak silat Indonesia menguasai hampir semua laga final di SEA Games Kamboja 2023. Total sudah sembilan medali emas diraih dari pencak silat. Sementara tim wushu Indonesia harus puas dengan medali perak dan mencoba mengejar emas di nomor lain.
Pada Rabu (10/5/2023), tim pencak silat berlaga di beberapa nomor final baik putra maupun putri. Mereka tampil di Chroy Changvar Convention Center, Phnom Penh, Kamboja, sejak pukul 09.00 hingga sore hari.
Iqbal Candra Pratama tampil pertama. Ini merupakan final pertamanya di SEA Games setelah tahun lalu tersingkir di penyisihan. Iqbal berlaga di kelas tanding putra 70-75 kilogram (kg). Ia bermain tenang hingga bisa mengalahkan lawannya, Mohd Shahrul Zeckery asal Malaysia, dengan skor akhir 37-3.
Tahun ini persiapannya lebih matang. Saat di Vietnam, kami masih uji coba dengan berbagai aturan baru. Setelah Vietnam, kami juga ikut kejuaraan dunia. Jadi, persiapannya cukup matang.
”Tahun ini persiapannya lebih matang. Saat di Vietnam, kami masih uji coba dengan berbagai aturan baru. Setelah Vietnam, kami juga ikut kejuaraan dunia. Jadi, persiapannya cukup matang,” ungkap Iqbal.
Selain Iqbal, tim pencak silat juga mendapatkan enam emas lainnya yang diraih oleh Jeni Elvis Kause (tanding kelas C putri 55-60kg), Khoirudin Mustakim (tanding kelas A putra 45-50 kg), Atifa Fismawati (tanding kelas D putri 55-60kg), Muhammad Zaki Zikrillah Prasong (tanding kelas B putra 50-55kg), Tito Hendra Septa Kurnia (tanding kelas E putra 65-70kg), dan Safira Dwi Meilani (tanding kelas B putri 50-55kg).
Sempat terjadi protes kepada wasit di final tanding putri antara Safira dan Hoang Hong An Nguyen dari Vietnam. Saat waktu tersisa 18 detik, pertandingan dihentikan dan wasit menilai Safira melanggar aturan mengunci lawan. Padahal, saat itu Safira sedang unggul jauh dengan skor 61-43.
”Kalau itu dianggap kuncian, itu tidak benar sama sekali karena kuncian itu, kan, harus ada prosesnya. Mungkin ada hitungannya, terlihat si anak ini tidak bisa bergerak secara pasif. Safira tendangan dan pukulannya masih bagus. Kalau kesakitan iya karena bahunya yang dislokasi,” kata Kepala Pelatih Tim Pencak Silat Indonesia Indro Catur.
Meski sempat cekcok dengan wasit dan panitia, Safira akhirnya tetap membawa pulang medali emas yang ia perjuangkan meski dalam keadaan dislokasi bahu. ”Saya bangga dengan pencapaian tim, mereka sudah bekerja keras,” ujar Indro. Lawan Safira, Hoang An Nguyen, juga mendapat emas.
Pencak silat sudah mengumpulkan sembilan medali emas. Dua medali emas didapat pada Minggu (7/5/2023) atas nama Puspa Arum Sari serta tim beregu yang terdiri dari Anggi Faisal Mubarok, Asep Yuldan Sani, dan Rano Slamet Nugraha. Di hari yang sama, pencak silat juga mendapatkan satu medali perak.
Pencak silat Indonesia menjadi juara umum cabang olahraga tersebut pada SEA Games 2023 kali ini. Mereka mendapatkan 16 medali dengan rincian 9 emas, 6 perak, dan 1 perunggu. ”Ini meneguhkan peran Indonesia sebagai pimpinan pencak silat dunia,” ujar Chef de Mission Tim Indonesia pada SEA Games Kamboja 2023 Lexyndo Hakim.
Perak dari wushu
Sementara itu, di cabang olahraga wushu, atlet taolu Indonesia, Harris Horatius, menyumbang medali perak kedua bagi kontingen Indonesia. Harris yang turun di nomor nanquan menempati posisi kedua dengan mengumpulkan nilai 9,55 poin. Sementara medali emas direbut Mohd Adi Salihin Roslan dari Brunei Darussalam dengan 9,63 poin dan perunggu direbut Nong Van Huu dari Vietnam dengan 9,54 poin.
Dengan hasil ini, timnas wushu Indonesia sudah menyumbangkan dua medali perak setelah Tasya Ayu Puspa Dewi di nomor nanquan putri. Saya bersyukur bisa menyumbangkan medali perak. Ini di luar prediksi saya yang sudah memberikan penampilan maksimal,” kata Harris.
Selain Harris, Tasya Ayu Puspa Dewi yang merupakan debutan SEA Games kali ini juga mendapatkan medali perak. Ia mengaku terkejut dengan hasil tersebut.
”Ini kali pertama ikut kejuaraan multicabang begini, sebelumnya hanya bermain di universitas saja,” kata Tasya.
Tasya masih akan bertarung di nomor-nomor lain dan berharap bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Ia juga berharap atlet andalan lainnya, Seraf Naro atau Edgar Xavier Marvelo, bisa merebut emas di nomor daoshu dan gunshu.