Gilas Laos, Kesempatan Aklimatisasi Terbaik Timnas Basket Indonesia
Timnas basket Indonesia menjadikan laga pembuka versus Laos untuk persiapan menghadapi duel berat melawan Vietnam dan Thailand. Adaptasi cuaca dan lapangan bisa menjadi faktor penting.
Oleh
KELVIN HIANUSA, DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO dari Phnom Penh, Kamboja
·4 menit baca
PHNOM PENH, KOMPAS – Tim nasional bola basket putra Indonesia membuka perjalanan di SEA Games Kamboja 2023 dengan kemenangan telak atas Laos. Selain hasil, laga itu juga berarti penting untuk aklimatisasi Indonesia jelang menghadapi dua laga sisa dan terpenting di Grup B, yaitu versus Vietnam dan Thailand.
Indonesia, tim juara bertahan, menang 141-37 dalam laga pembuka cabang basket di Morodok Techo Stadium, pada Rabu (10/5/2023). Pertandingan berlangsung timpang karena kualitas kedua tim bagaikan bumi dan langit. Indonesia unggul segalanya, baik dari teknik, postur, strategi, hingga daya juang.
Adapun Laos bukan negara yang serius mengembangkan bola basket. Tim mereka bahkan jarang berlaga di SEA Games. Sejak abad ke-21, mereka baru dua kali tampil, yaitu di Kuala Lumpur 2017 dan Kamboja tahun ini. Sisanya, mereka sering absen, seperti pada dua ajang terakhir sebelumnya.
“Laos bisa dibilang bukan tim yang ada di level kami bermain, masih terlalu jauh. Marjin skornya juga jauh, jadi semua baik-baik saja. Kekurangan soal komunikasi ada, tetapi itu saja mungkin ya,” kata Johannis Winar, asisten pelatih timnas basket Indonesia, ditemui seusai laga itu.
Lester Prosper, center naturalisasi Indonesia, memanfaatkan keunggulan postur dan teknik untuk mendominasi area dalam. Dia menyumbang 18 poin dan 7 rebound hanya dalam 13 menit 50 detik. Tidak satu pun pemain Laos yang bisa mengimbangi kehadiran pemain setinggi 2,07 meter itu.
Laos menggunakan pertahanan zona untuk membatasi pergerakan Prosper di dekat keranjang. Dua sampai tiga pemain akan mengepung ketika bola dioper ke Prosper. Namun, upaya itu gagal total. Sudah tidak mampu membendung Prosper, mereka juga membuat lubang di area tiga angka.
Penembak jitu Indonesia, antara lain Andakara Prastawa (21 poin) dan Yudha Saputera (16 poin), pun berpesta tembakan tiga angka. Total, Indonesia memasukkan 25 kali dari 45 lemparan tiga angka, menghasilkan lebih dari separuh total poin. Hal itu membuat mereka sudah unggul 72-16 pada paruh pertama.
Tadi banyak kecolongan saat fast break. Ada juga kecolongan saat one on one. Jadi, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.
Indonesia memang belum bisa menguji kualitas sebenarnya. Namun, mereka bisa beradaptasi dengan banyak hal. Laga pembuka selalu penting untuk mempersiapkan diri agar lebih nyaman selanjutnya. “Hari ini kami (fokus) menyesuaikan lapangan, keranjang, cuaca, dan situasi saja. Makanya, semua pemain dirotasi supaya dapat feel-nya,” ujar Johannis.
Kolam es
Cuaca di Phnom Penh cukup panas pada bulan Mei, bisa mendekati 40 derajat Celsius. Sinar matahari juga tampak menembus bagian tengah lapangan pertandingan. Prastawa tidak khawatir karena staf timnas Indonesia telah menyiapkan kolam es dan minuman dingin untuk pemulihan. “Banyak-banyak minum air saja,” katanya.
Aklimatisasi penting mengingat Indonesia akan menghadapi ujian sesungguhnya di dua laga sisa grup, yaitu versus Vietnam dan Thailand. Kedua negara itu selalu bisa menjadi “kuda hitam” di SEA Games. Thailand, yang datang bersama pemain naturalisasi andalan, Tyler Lamb, paling diwaspadai.
SEA Games kali ini menggunakan format turnamen, berbeda dengan di edisi Vietnam yang menggunakan round robin. Dua tim terbaik masing-masing dari dua grup akan lolos ke semifinal. Artinya, Indonesia harus memastikan finis di peringkat teratas grup untuk menghindari potensi pertemuan dengan tim raksasa, Filipina.
Di Grup A, skuad Filipina yang dipimpin pemain naturalisasi Justin Brownlee tampak serius memulangkan medali emas. Mereka menang telak, 94-49, pada laga pembuka versus Malaysia. Sebagai konteks, skuad Malaysia itu diperkuat pemain yang nyaris sama seperti saat kalah tipis lewat babak tambahan dari Indonesia di Vietnam, tahun lalu.
Prastawa mengatakan, masih banyak pelajaran yang dipetik dari Laos, meskipun mereka menang telak. “Tadi banyak kecolongan saat fast break. Ada juga kecolongan saat one on one. Jadi, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki,” kata guard yang tahun lalu mengantarkan emas pertama sepanjang sejarah timnas basket Indonesia itu.
Laga tadi sekaligus menjadi kesempatan debut untuk pemain naturalisasi terbaru timnas, Anthony Beane Jr. Walaupun tidak terlalu kompetitif, dia bermain solid dan menyumbang 12 poin, 4 rebound, dan 3 steal. Guard asal Amerika Serikat itu baru saja mendapatkan kewarganegaraan Indonesia pada bulan lalu.
Forward andalan Indonesia, Brandon Jawato, menjadi satu-satunya pemain yang tidak tampil. Dia sedang mengembalikan kondisi tubuh terbaik karena telat bergabung dengan skuad Indonesia. Adapun Jawato datang dari Jepang, setelah diizinkan klubnya, Seahorses Mikawa.
Pemanasan timnas Indonesia terasa sempurna karena nyaris seluruh pemain mendapat menit cukup rata. Tidak ada pemain yang bermain lebih dari 25 menit. Adapun guard Muhamad Arighi menjadi pemain dengan waktu tampil terbanyak, 24 menit 8 detik.