Kejutan dari Pecatur Muda Indonesia, Gilbert Elroy
Pecatur muda Indonesia, IM Gilbert Elroy Tarigan, membuat kejutan. Ia menahan remis unggulan pertama kejuaraan sekaligus pecatur nomor satu Singapura, GM Tin Jingyao, di Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Hari kedua penyelenggaraan Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia di Hotel Century Park, Jakarta, Minggu (7/5/2023), menghadirkan kejutan dari pecatur muda Indonesia yang tengah diproyeksikan meraih gelar Grand Master, Gilbert Elroy Tarigan. Pecatur yang kini bergelar International Master ini mampu menahan remis unggulan pertama kejuaraan, Grand Master Tin Jingyao.
International Master (IM) Gilbert Elroy (elo rating 2.384), yang merupakan unggulan ke-17 dari 35, bermain dengan bidak putih melawan Grand Master (GM) Tin Jingyao (2.576) yang merupakan pecatur nomor satu Singapura. Ia mengawali laga dengan pembukaan Spanyol.
“Ini kejutan dari Gilbert, apalagi melawan unggulan pertama yang sedang dalam performa bagus. Namun, ini kejutan kecil karena Gilbert sudah sekali meraih norma GM. Artinya, dia memang merupakan salah satu pecatur yang punya harapan bisa segera menjadi GM,” ujar Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Kristianus Liem, Minggu (7/5/2023) di Hotel Century Park, Jakarta.
Gilbert meraih norma GM pertamanya pada Chess Festival di Barcelona, Spanyol, pada 2021. Norma merupakan salah satu syarat meraih suatu gelar. Gelar GM bisa diraih dengan mengumpulkan tiga norma GM dan mencapai rating 2500.
Dalam laga melawan Tin Jingyao, Gilbert sebenarnya sempat unggul bidak pada langkah ke-33. Pada momen itu, benteng putih d6 memukul pion hitam a6. Namun, dengan benteng dalam posisi sayap, permainan kerap berakhir remis.
Menurut Kris, pertandingan Gilbert melawan Jingyao berjalan seimbang lantaran tidak terlalu banyak komplikasi. Pertempuran pun hanya berlangsung di satu lokasi dan setelahnya berpindah ke lokasi lain. Dengan demikian, pertempuran menjadi mudah dinetralisir.
Gilbert pun menyayangkan hasil pertandingan tersebut. Selain karena bermain dengan buah putih, dia juga merasa pertandingan berjalan sempurna. Baik Gilbert maupun Jingyao sama-sama tidak melakukan kesalahan dan mereka tampak hanya beradu teori.
“Karena saya bermain menyerang, walau lawan saya unggulan pertama, harusnya ada peluang untuk menang. Tadi saya terlalu lurus bermainnya. Cuma adu teori tanpa ada inovasi. Mungkin, evaluasinya dari pas awal. Tadi ada banyak pilihan pembukaan,” ujar Gilbert, pecatur kelahiran 2003, saat ditemui selepas pertandingan.
Menghadapi senior
Setelah melawan Jingyao, Gilbert akan melakoni babak selanjutnya pada Senin (8/5/2023). Hari ketiga kejuaraan yang mempertandingkan nomor catur standar atau klasik ini akan mempertandingkan babak ketiga dan keempat dari sembilan babak yang dijadwalkan hingga 13 Mei 2023. Pada babak ketiga yang berlangsung Senin (8/5/2023) mulai pukul 09.00, Gilbert akan menghadapi senior rekan senegaranya sekaligus unggulan kelima, GM Novendra Priasmoro (2.504).
Menurut Gilbert, bertanding dua babak dalam satu hari sangat menguras energi. Kendati demikian, untuk menghadapinya, Gilbert mengaku akan mencoba rileks. Ia pun berharap bisa meraih kemenangan untuk menjaga peluang lolos ke Piala Dunia Catur 2023.
Terdapat tiga tiket yang diperebutkan untuk lolos ke Piala Dunia Catur 2023 di Baku, Azerbaijan, pada bulan Juli-Agustus 2023. Sebanyak dua tiket dapat diraih pada kelompok open/putra jika menjadi juara dan runner up dan satu tiket pada kelompok putri. Selain memperebutkan tempat di Piala Dunia, ajang ini juga menyediakan hadiah total 15.000 dollar Amerika Serikat.
Kejutan kecil juga dihadirkan pecatur muda Indonesia lainnya, Laysa Latifah (2.017). Pecatur non-gelar ini berhasil membukukan kemenangan berturut-turut dalam dua babak. Pada babak kedua, Laysa mengalahkan pecatur Vietnam yang juga unggulan kelima kejuaraan, Woman Grand Master (WGM) Thi Bao Tram Hoang (2.277). Sebelumnya, Laysa mengalahkan sesama wakil Indonesia, Woman International Master (WIM) Chelsie Monica Ignesias Sihite (2.266). Pada babak ketiga, Laysa akan bertemu unggulan pertama, Munguntuul Batkhuyag (2.408) dari Mongolia.
“Saya bersyukur dengan kemenangan di dua babak ini. Target saya sendiri sebenarnya realistis saja. Saya ingin bermain sebaik-baiknya agar rating bisa bertambah,” ucap Laysa yang berumur 17 tahun.
Dalam babak kedua, dua dari empat unggulan Indonesia kembali berhasil memetik kemenangan. Unggulan keempat putra, GM Susanto Megaranto (2.532), menang atas sesama pecatur Indonesia, IM Anjas Novita (2.384). Hasil positif serupa juga diraih Irene Kharisma Sukandar (2.390) yang merupakan unggulan kedua putri. Irene menaklukkan WGM Gong Qianyun (2.247) dari Singapura.
Sementara unggulan ketiga putri, IM Medina Warda Aulia (2.369), gagal meraih kemenangan. Medina, yang mengawinkan gelar Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia 2019 bersama Susanto, bermain remis melawan wakil Indonesia lainnya, WIM Ummi Fasbilillah (2.213). GM Novendra Priasmoro (2.504) juga bermain remis saat menghadapi pecatur Vietnam, GM Nguyen Van Huy (2.342).
Saya bersyukur dengan kemenangan di dua babak ini. Target saya sendiri sebenarnya realistis saja. Saya ingin bermain sebaik-baiknya agar rating bisa bertambah. (Laysa Latifah)
Pada babak ketiga, Medina akan bertemu Altan-Ulzil Enkhtuul (2.254) dari Mongolia. Adapun Susanto akan menghadapi unggulan kedua, GM Tuan Minh (2.542) dari Vietnam. Sementara Irene bakal melawan unggulan keempat, Thi Kim Phung Vo (2.351).