Dalam usia menjelang 20 tahun, Carlos Alcaraz telah menjadi salah satu petenis terbaik di lapangan tanah liat. Dia berpeluang menyandingkan gelar juara dari turnamen di Spanyol, yaitu di Barcelona dan Madrid.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MADRID, KAMIS — Tampil dominan pada turnamen lapangan tanah liat pada tahun ini, Carlos Alcaraz memiliki peluang besar meraih gelar ganda. Dia bisa menjadi juara di Barcelona dan Madrid secara beruntun, bisa pula menjadi juara di Madrid dalam dua tahun berturut-turut.
Alcaraz berpeluang tampil dalam final dua turnamen beruntun di tanah liat dengan tiket semifinal yang didapatnya pada turnamen ATP Masters 1000 Madrid. Petenis Spanyol itu akan berhadapan dengan Borna Coric pada semifinal yang berlangsung di Caja Magica, Madrid, Spanyol, pada Jumat (5/5/2023). Hari itu bertepatan dengan perayaan 20 tahun Alcaraz.
Jika bisa mengalahkan Coric, yang memiliki gelar juara ATP Masters Cincinnati 2022 sebagai prestasi terbaik, Alcaraz berpeluang menyandingkan gelar juara ATP 500 Barcelona, dua pekan lalu dengan gelar di Madrid. Ini juga bisa melengkapi statistik dalam kariernya, yaitu mempertahankan gelar juara ATP Masters 1000 untuk pertama kalinya.
Alcaraz gagal menjuarai Miami Masters, pada Maret, dalam kesempatan pertama bertanding sebagai juara bertahan turnamen ATP Masters 1000. Dia kalah dari Jannik Sinner pada semifinal.
Pemilik sembilan gelar juara ATP itu telah mencapai setidaknya babak semifinal pada lima turnamen yang diikuti sebagai juara bertahan. Gelar pertama yang bisa dipertahankan adalah di Barcelona.
Di Madrid, Alcaraz menjadi juara 2022 setelah mengalahkan Zverev di final. Dengan usia 19 tahun saat itu, dia menjadi juara Madrid Masters termuda.
Turnamen di Barcelona, Madrid Masters, serta Roma Masters yang akan diikutinya pada 10-21 Mei menjadi bagian dari ajang pemanasan menuju Grand Slam Perancis Terbuka, 28 Mei-10 Juni. Pada tahun lalu, Alcaraz mencapai perempat final di Roland Garros, Paris. Langkahnya dihentikan Zverev.
Saat berhadapan dengan Karen Khachanov pada perempat final Madrid Masters, Rabu, Alcaraz bermain pada pertandingan ke-150 dalam turnamen ATP. Dia memenangi 117 laga dan kalah pada 33 pertandingan. Persentase kemenangannya pada pertandingan di tanah liat, yaitu 81,3 persen, menjadi yang kedua terbaik di bawah Rafael Nadal (91,3 persen) berdasarkan data ATP Infosys.
Coric, yang belum pernah berhadapan dengan Alcaraz, sangat mewaspadai petenis yang ditempatkan sebagai unggulan pertama tersebut. Apalagi, Alcaraz akan mendapat dukungan lebih banyak penonton karena menjadi bintang tuan rumah.
”Carlos adalah pemain luar biasa dengan kondisi yang luar biasa pada saat ini. Tentu, dia lebih favorit dari saya. Saya hanya akan ke lapangan untuk menikmati momen melawan Carlos,” ujar petenis Kroasia itu.
Saat mengalahkan Khachanov, Alcaraz menampakkan sisi yang lain dari dirinya. Dia bermain dengan tenang, apalagi saat tertinggal 2-5 pada set kedua. Alcaraz, yang selalu tampil agresif dan ekspresif, menahan emosi untuk mengurangi kesalahan. Dengan cara itu, dia memenangi lima gim beruntun dan menang dengan skor 6-4, 7-5.
Saya sering bicara pada diri sendiri sepanjang pertandingan, mengingatkan diri untuk tidak terburu-buru mendapat poin. Saya berusaha untuk tenang karena seringkali banyak yang saya pikirkan dan sulit untuk memilih pukulan apa yang harus dilakukan.
”Saya sering bicara pada diri sendiri sepanjang pertandingan, mengingatkan diri untuk tidak terburu-buru mendapat poin. Saya berusaha untuk tenang karena seringkali banyak yang saya pikirkan dan sulit untuk memilih pukulan apa yang harus dilakukan,” tuturnya dalam laman resmi ATP.
Ketenangan itu pula yang akan berusaha dibawanya untuk semifinal. Latihan pada Kamis pun dilakukan dengan santai. ”Saya tidak ingin latihan yang berlebihan karena tubuh saya harus segar untuk melawan Coric. Kepercayaan diri saya, juga, bertambah dengan kemenangan atas Karen pada laga yang sulit,” ujar petenis peringkat kedua dunia itu.
Petenis lain yang akan menjalani semifinal tunggal putra adalah Aslan Karatsev yang menang atas petenis non unggulan lainnya, Zhang Zhizhen, 7-6 (3), 6-4 pada perempat final, Kamis. Keduanya adalah petenis yang membuat langkah besar di Madrid dengan menyingkirkan unggulan. Karatsev menghentikan langkah unggulan kedua, Daniil Medvedev, sementara Zhang mengalahkan Cameron Norrie (11) dan Taylor Fritz (8). Zhang menjadi petenis China pertama yang menembus perempat final level ATP Masters 1000.
Pada semifinal, Karatsev akan berjumpa dengan pemenang perempat final lain yang berlangsung Jumat dini hari waktu Indonesia, yaitu antara Jan-Lennard Struff dan Stefanos Tsitsipas. Tsitsipas, salah satu jagoan di lapangan tanah liat, adalah finalis Madrid Masters 2019 saat dikalahkan Novak Djokovic di laga pucak.
Semifinal tunggal putri, dalam turnamen level WTA 1000 yang berlangsung Kamis tengah malam hingga Jumat dini hari waktu Indonesia, mempertemukan Aryna Sabalenka dan Maria Sakkari serta Veronika Kudermetova dengan petenis nomor satu dunia, Iga Swiatek.
Ini menjadi semifinal kelima dari enam turnamen Swiatek pada tahun ini, namun menjadi yang pertama di Madrid. Sejak bermain di arena WTA 1000 pada 2019, Swiatek baru tampil di Madrid pada 2021. Saat itu, dia kalah dari Ashleigh Barty pada babak ketiga.
Pertemuan Swiatek dengan Kudermetova menjadi yang keempat setelah Swiatek selalu menang dua set dalam tiga laga lain. Adapun Sabalenka unggul 5-3 dari Sakkari dalam persaingan yang semuanya terjadi di lapangan keras. Pertemuan di Madrid pun menjadi yang pertama di lapangan tanah liat bagi kedua petenis berperingkat sepuluh besar dunia tersebut. (AP/REUTERS)