Atlet tenis meja paralimpiade David Jacobs memang telah berpulang. Akan tetapi, kebaikan dan prestasinya tidak akan pernah hilang dan akan selalu dikenang.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·5 menit baca
Petenis meja David Jacobs dari DKI Jakarta melakukan smes saat bertanding melawan rekan satu timnya, Komet Akbar, pada pertandingan babak final cabang tenis meja klasifikasi TT10 Pekan Paralimpiade Nasional Papua 2021 di Arena Istora Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (11/11/2021).
Pribadi yang rendah hati membuat atlet tenis meja paralimpiade Dian David Michael Jacobs (45) banyak dikagumi masyarakat. Berpulangnya David menyisakan kesedihan mendalam bagi orang-orang terdekatnya. Sosok yang banyak dikagumi itu kini menjadi legenda yang akan selalu dikenang.
Ratusan pelayat datang silih berganti sejak jenazah David dibawa ke Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jumat (28/4/2023) pukul 21.45. Tidak hanya keluarga dan kerabat dekat David yang datang melayat. Rekan seperjuangan di cabang tenis meja, para atlet muda, hingga Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo juga turut hadir untuk memberikan penghormatan terakhir.
Isak tangis dan air mata memenuhi ruangan duka, beradu dengan lagu rohani yang dinyanyikan untuk mengiringi kepergian sang maestro tenis meja. Karangan bunga juga menghiasi area rumah duka. Kesedihan semakin terasa saat putra David mulai membacakan puisi dukacita di depan jenazah ayahnya.
Tidak hanya keluarga, duka mendalam juga kini meliputi atlet tenis meja paralimpiade Adyos Astan yang merupakan sahabat sekaligus rekan bertanding David. Bersama-sama sejak 20 tahun lalu, kepergian David seakan mimpi buruk baginya.
”Saya sangat kehilangan teman, saudara, dan sahabat terbaik. Saya tidak pernah menemukan pribadi yang begitu baik seperti dia. Walaupun memiliki prestasi segudang, ia tidak pernah sombong, tinggi hati, dan selalu baik terhadap yuniornya,” kata Adyos.
Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimipade Indonesia (NPC) Rima Ferdianto mengatakan, David merupakan sosok yang bisa menjadi teladan atau role model bagi orang sekitar, terutama atlet disabilitas di Indonesia. Walaupun memiliki prestasi yang gemilang di kancah dunia, ia tetap disiplin dan rendah hati terhadap siapa pun.
Menurut Rima, David sangat gemar berlatih, bahkan sampai susah berhenti latihan. David pun sering menambah jam latihan dengan harapan bisa berlaga di Paralimpiade Paris 2024. ”Banyak atlet disabilitas muda yang memiliki cita-cita seperti David. Dia merupakan atlet panutan,” kata Rima.
Di tengah keterbatasannya lahir dengan gangguan fungsional tangan kanan, David mampu menorehkan prestasi level dunia. David, di antaranya, meraih medali perunggu pada kompetisi olahraga atlet disabilitas terbesar dunia, yaitu Paralimpiade London 2012 dan Paralimpiade Tokyo 2020.
Keberhasilan David dalam ajang Paralimpiade London 2012 menjadi pencapaian impresif. Apalagi, Indonesia terakhir kali meraih medali Paralimpiade pada 1988 di Seoul, Korea Selatan.
Penghargaan terakhirnya juga tidak kalah luar biasa. Pada November 2022, dia meraih medali perak dalam Kejuaraan Dunia di Granada, Spanyol. Selain itu, medali ASEAN Para Games dan Asian Para Games juga sering ia dapatkan.
Selama hidupnya, selain menyumbang banyak medali untuk Indonesia, David adalah sosok yang aktif. Tidak hanya dikenal sebagai atlet tenis meja paralimpiade, David juga menjabat sebagai Ketua NPC DKI Jakarta.
Walaupun memiliki kesibukan di luar menjadi atlet, David tetap memprioritaskan hobi dan pekerjaan yang telah melambungkan namanya tersebut. Bahkan, di hari-hari terakhirnya, ia tengah mengikuti training center (TC) menjelang ajang ASEAN Para Games 2023 Kamboja.
Menpora Dito Ariotedjo menyebut David sebagai pahlawan lantaran meninggal dalam proses mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Dito memberi perhatian khusus terkait meninggalnya David. Setelah mendengar kabar David meninggal, ia langsung menghubungi pihak kepolisian guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Selain itu, ia juga mendatangi rumah duka dan bertemu dengan keluarga David.
Pada akhir bulan depan, David seharusnya akan berangkat ke Kamboja karena ASEAN Para Games 2023 akan berlangsung pada 3-10 Juni 2023. David akan bermain di kelas TT10 dan turun di nomor tunggal putra, ganda putra, ganda campuran, dan beregu.
Jalani proses otopsi
David meninggal di Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat, pada Jumat pukul 03.30. Malam sebelumnya, dia ditemukan tergeletak tidak sadarkan diri di pinggir jalur kereta api Gambir-Juanda Km 4+700.
Kondisi David sempat membaik ketika dirawat di rumah sakit. Tensi darah dan napasnya mulai normal. Namun, kondisinya kritis pada pukul 02.00 sebelum akhirnya dia berpulang.
Pukul 12.00, jenazah David tiba di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, untuk menjalani proses otopsi. Proses tersebut baru selesai sekitar pukul 20.00.
Berdasarkan hasil visum, hanya ditemukan luka pada bagian kepala. Hal tersebut selaras dengan hasil analisis sementara pihak kepolisian. Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Komarudin mengatakan, David melompat dari kereta api sesaat setelah mengetahui bahwa ia salah kereta. Ia pun terpeleset di antara banyaknya bebatuan di pinggir rel kereta api. Kepala David membentur bebatuan dan retak pada tengkorak kepala bagian belakang.
Hal senada dikatakan Rima. Dugaan sementara menyebutkan, David menaiki kereta jurusan Surabaya-Gambir yang akan menuju Stasiun Kota. Padahal, ia seharusnya menaiki Kereta Api Argo Lawu relasi Gambir tujuan Stasiun Solo Balapan, Surakarta.
Setelah sadar, David diduga melompat dan mengira kereta tidak berjalan begitu cepat. Padahal, kala itu kereta melaju dengan kecepatan 21 kilometer per jam. David ditemukan dalam kondisi telentang di pinggir rel kereta api layang Stasiun Gambir-Stasiun Juanda. Lintasan itu bukan tempat aktivitas masyarakat umum. Barang-barangnya juga ditemukan dalam keadaan lengkap.
Menurut rencana, jenazah David akan dikebumikan pada Senin (1/5/2023). Sementara itu, pihak kepolisian akan tetap melanjutkan tugas hingga menemukan rekaman kamera pengawas di stasiun.