Paradoks Nasib Tottenham Hotspur dan Mauricio Pochettino
Setelah memecat Mauricio Pochettino, Spurs kerap berganti manajer. Kini, Spurs kembali mencari manajer baru setelah memecat Stellini. Spurs kesulitan mencari manajer seperti Pocchetino yang dikabarkan diminati Chelsea.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
LONDON, SELASA – Tottenham Hotspur dan Mauricio Pochettino pernah berada dalam satu garis tujuan dan tempat yang sama beberapa tahun silam. Kini, paradoks menghiasi perjalanan nasib mereka seiring pemecatan Christian Stellini seusai kekalahan memalukan Spurs dari Newcastle United, 1-6. Sejak pemecatan Pochettino pada 2019, Spurs tak kunjung menemukan manajer yang cocok. Adapun Pochettino saat ini mulai menemukan rumah baru setelah Chelsea menyatakan ketertarikan terhadapnya.
Kebersamaan Stellini dan klub dari London Utara itu berakhir setelah Ketua Spurs Daniel Levy mengeluarkan pengumuman resmi terkait pemecatan mantan asisten manajer Antonio Conte tersebut pada Selasa (25/4/2023) dini hari WIB. Dalam pernyataan di laman resmi Spurs, Levy menyebut kekalahan 1-6 dari Newcastle pada laga akhir pekan lalu sebagai hal yang tidak bisa diterima.
“Penampilan hari Minggu melawan Newcastle sama sekali tidak dapat diterima. Sangat menghancurkan untuk melihatnya. Kita dapat melihat banyak alasan mengapa hal itu terjadi dan sementara saya, dewan direksi, pelatih dan pemain, semua harus mengambil tanggung jawab bersama. Pada akhirnya, tanggung jawab ada pada saya,” demikian bunyi pernyataan Levy.
Kedatangan Stellini di Spurs pada November 2021 tidak bisa dilepaskan dari sosok Conte. Stellini adalah asisten Conte saat menangani Inter Milan pada 2019-2021. Saat ditunjuk menggantikan Nuno Espirito Santo, Conte turut memboyong Stellini sebagai asisten di Spurs. Setelah 76 laga, kebersamaan Conte dengan Spurs berakhir menyusul rentetan hasil buruk dan memanasnya situasi di ruang ganti. Stellini pun ditunjuk sebagai manajer sementara setelah Conte hengkang.
Stellini sejauh ini baru mendapat kesempatan memimpin Spurs dalam empat laga. Dalam empat laga itu, ia membawa Spurs mencetak satu kemenangan, satu hasil imbang, dan dua kali kalah. Sebelum dipermalukan Newcastle, Spurs juga menelan kekalahan di markas sendiri dari Bournemouth. Kondisi itu diperparah dengan kekalahan telak 1-6 dari Newcastle yang merupakan kekalahan terbesar Spurs sejak Desember 2013. Kala itu, Spurs takluk 0-5 dari Liverpool di Stadion White Hart Lane, markas lama Spurs.
Tidak ayal, rekor kekalahan dari Newcastle itu membuat petinggi Spurs berang. Stellini sejatinya diproyeksikan tetap bersama tim hingga akhir musim ini. Tapi, setelah menelan dua kekalahan beruntun, petinggi Spurs merasa Stellini bukan sosok yang cocok dengan tim. Apalagi, saat melawan Bournemouth, Stellini sempat mendapatkan cemooh dari pendukung Spurs ketika memasukkan Davinson Sanchez pada menit ke-35 dan mengeluarkannya pada menit ke-58. Keputusan taktik Stellini yang mengubah formasi dari 3-4-2-1 menjadi 4-3-3 saat kalah dari Newcastle juga mengundang kritikan.
“Kami memiliki skuad yang bagus, tetapi hari ini tidak ada yang menunjukkan seberapa bagus kami. Itu adalah tanggung jawab saya untuk memutuskan bagaimana kami bermain dan kami memutuskan untuk melakukannya secara berbeda karena cedera. Itu adalah tanggung jawab saya. Saya mengambilnya dan itu salah,” kata Stellini dikutip dari BBC Sports.
Dengan pemecatan Stellini, Spurs tidak pernah mempertahankan pelatih dalam waktu yang cukup lama. Satu-satunya manajer Spurs yang mampu bertahan selama lima tahun dalam satu dekade terakhir hanyalah Mauricio Pochettino (2014-2019). Setelah Pochettino pergi, Spurs kerap berganti-ganti pelatih, yaitu mulai dari Jose Mourinho (2019-2021), Ryan Mason (April 2021-Juni 2021), Nuno Espirito Santo (Juni 2021-November 2021), dan Antonio Conte (November 2021-Maret 2023).
Dengan Liga Inggris yang hanya menyisakan enam pertandingan, Spurs kini disibukkan urusan mencari manajer tetap untuk memulai musim baru nanti. Posisi manajer Spurs yang kosong untuk sementara akan diisi oleh Ryan Mason yang sebelumnya merupakan asisten Stellini. Mason bukanlah sosok asing di Spurs. Dalam setiap dinamika pergantian manajer yang cukup sering di Spurs, Mason tidak jarang menjadi pilihan. Sebelumnya, saat Mourinho dipecat, Mason juga yang menggantikan posisinya.
Berbanding terbalik
Di saat Spurs kesulitan mencari manajer baru yang tepat, nasib berbeda dialami Pochettino yang saat ini sedang didekati Chelsea. Pochettino kini berstatus tanpa klub setelah didepak Paris Saint-Germain (PSG) pada Juli 2022. Ketertarikan Chelsea berpotensi menjadi ujung lorong gelap Pochettino yang tak kunjung menemukan klub baru.
Pochettino sempat menolak saat Chelsea melakukan pendekatan awal. Kini, pendirian Pochettino berubah setelah Chelsea dengan senang hati memberinya lebih banyak kendali di luar ruang ganti.
Menurut laporan dari BBC Sport, Chelsea sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk menjadikan Pochettino sebagai manajer baru menggantikan Graham Potter. Pochettino disebutkan tertarik dengan tawaran Chelsea, tetapi akan lebih banyak terdapat negosiasi sebelum adanya kesepakatan final.
Chelsea saat ini menunjuk mantan pemain mereka, Frank Lampard, sebagai manajer sementara. Belum diketahui secara pasti apakah Lampard akan menyelesaikan tugasnya hingga akhir musim atau segera digantikan oleh Pochettino bila negosiasi berjalan mulus. Hanya saja, performa Lampard cukup mengkhawatirkan setelah menelan empat kekalahan dari empat laga.
“Saya pikir akan masuk akal bagi Chelsea untuk memilih Mauricio Pochettino. Satu pertanyaan yang akan saya tanyakan kepada (Todd) Boehly (pemilik Chelsea), jika saya adalah Pochettino, adalah apakah dia tetap berada di luar ruang ganti. Pochettino ingin mengontrol dan tidak menginginkan itu. Boehly terlalu aktif dan jika Pochettino masuk, dia menginginkannya, itu caranya. Chelsea adalah proposisi yang menarik,” kata mantan penyerang Chelsea, Chris Sutton, dikutip dari BBC Sports.
Pochettino sempat menolak saat Chelsea melakukan pendekatan awal. Kini, pendirian Pochettino berubah setelah Chelsea dengan senang hati memberinya lebih banyak kendali di luar ruang ganti. Pochettino memang mencari klub yang memungkinkannya untuk memberikan masukan dan pengaruh di luar pemilihan susunan pemain.
Bila kesepakatan terwujud, Pochettino dipastikan keluar dari lorong gelap setelah menganggur sejak Juli 2022. Sedangkan Spurs tidak kunjung menemukan manajer yang cocok menangani mereka seperti Pochettino.