Kutukan Manchester City Luntur dalam Malam Ajaib Mahrez
Riyad Mahrez mengakhiri kutukan Manchester City di semifinal PIala FA. Ia mencetak "hattrick" ke gawang Sheffield, capaian yang belum pernah terjadi sebelumnya pada laga semifinal di Wembley.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SABTU – Semifinal Piala FA selalu menjadi puncak antiklimaks skuad Manchester City pada tiga musim terakhir. Namun, nasib mereka musim ini berbeda total di Stadion Wembley. Perjalanan mereka ke partai puncak begitu mulus berkat penampilan ajaib penyerang sayap asal Aljazair, Riyad Mahrez.
Mahrez menyumbang hattrick atau tiga gol dalam kemenangan City atas tim divisi dua Sheffield United 3-0 di Stadion Wembley, Sabtu (22/4/2023) malam WIB. Menurut Squawka, raihan hattrick itu merupakan yang pertama kali terjadi dalam laga semifinal di Stadion Wembley.
“Sangat senang rasanya (bisa mencetak hattrick). Hal paling penting adalah kami berhasil melangkah ke final hari ini, setelah gagal beruntun pada tiga kali kesempatan sebelumnya,” kata Mahrez yang berhak membawa pulang bola pertandingan itu.
Berkat aksi Mahrez, City akhirnya mampu kembali lolos ke babak final setelah terakhir kali menjuarai Piala FA pada musim 2018-2019. Tim asuhan manajer Josep "Pep" Guardiola itu sekaligus menyudahi kegagalan di semifinal selama tiga musim beruntun.
Selama era Guardiola, babak semifinal Piala FA selalu menjadi penghalang City untuk menambah koleksi trofi. Mereka lolos empat kali ke semifinal dalam lima musim terakhir, tidak termasuk musim ini. Namun, hanya sekali mereka melaju ke final.
City melaju ke partai puncak dengan rekor sempurna. Selain menyapu bersih seluruh laga dengan kemenangan, tanpa laga ulangan, mereka juga tidak kemasukan sekali pun.
Guardiola, sebelum laga, mengatakan, tidak mengerti mengapa timnya selalu kehilangan jati diri pada babak tersebut, khususnya ketika bermain di Stadion Wembley yang sangat megah. Dia pun berharap peruntungan itu bisa berubah kali ini.
Rotasi pemain
Ambisi sang manajer asal Spanyol terlihat dari pemilihan pemain. Dia memang merotasi skuad, mengganti enam pemain sekaligus dari laga Liga Champions Eropa versus Bayern Muenchen, Kamis lalu. Namun, pemain kunci di serangan, seperti Erling Haaland dan Jack Grealish, tetap diturunkan.
“Semuanya sangat serius untuk laga ini. Kami bermain sangat bagus. Pada akhirnya, semua itu ditentukan oleh kualitas Riyad dan para pemain lain. Riyad tidak perlu diragukan lagi. Dia selalu membawa mentalitas hebat sebagai pesaing, selalu berambisi mencetak gol,” ujar Guardiola.
“The Citizens”, selain menang telak, juga mendominasi pertandingan dengan unggul jumlah tembakan 14-4 dan penguasaan bola hingga 78,5 persen. Meskipun begitu, laga versus tim yang lebih rendah satu divisi itu cukup menyulitkan untuk mereka pada awalnya.
Sheffield sangat merepotkan dengan formasi tiga bek, 3-5-2, yang berubah menjadi lima bek ketika bertahan. Mereka tampil dengan pertahanan blok super rendah, bisa sampai delapan orang berada dalam kotak penalti dalam situasi umpan silang.
Skuad asuhan manajer Paul Heckingbottom itu mengandalkan umpan-umpan panjang untuk menghukum garis pertahanan tinggi City. Mereka justru mengancam lebih dulu, saat laga baru berjalan 2 menit. Sayangnya, peluang dari penyerang Iliman Ndiaye itu merupakan yang pertama sekaligus terbaik untuk mereka.
Sebelum gol pembuka pada menit ke-43, City hanya menghasilkan 1 tembakan tepat sasaran. Haaland, yang mencetak gol beruntun dalam 7 laga terakhir, tidak berkutik di tengah kepungan para pemain bertahan lawan. Para kreator, seperti Grealish dan Bernardo Silva, juga cukup hening.
Sheffield lantas membuat kesalahan jelang turun minum. Penyerang 19 tahun Daniel Jebbison menjatuhkan Silva dengan sangat naif di kotak penalti. Penalti itu pun dieksekusi menjadi gol oleh Mahrez. Laga berubah total setelah penalti tersebut.
“Ada pelajaran penting dari laga tadi. Kami tidak bisa memanfaatkan ketika peluang itu datang pada awal laga. Sangat sulit melawan tim yang mendominasi bola seperti City. Kami kehilangan momen, lalu dihukum oleh mereka,” kata Heckingbottom yang membawa Sheffield berada di peringkat kedua klasemen sementara Divisi Championship.
Sheffield terpaksa bermain lebih terbuka sejak paruh kedua dimulai. Alhasil, lubang itu mampu dieksploitasi oleh City. Mahrez menambah dua gol lagi, yaitu pada menit ke-61 dan ke-66, untuk mengubur harapan tim “kuda hitam” tersebut.
Satu-satunya cara Sheffield mengalahkan City adalah lewat transisi serangan balik. Namun, peluang memanfaatkan cara itu sudah terlewat sejak tertinggal. Adapun mereka gagal menciptakan satu pun tembakan pada 45 menit setelah turun minum.
City melaju ke partai puncak dengan rekor sempurna. Selain menyapu bersih seluruh laga dengan kemenangan, tanpa laga ulangan, mereka juga tidak kemasukan sekali pun. Catatan nirbobol itu merupakan pertama kali di Piala FA sejak terakhir pada 57 tahun lalu. Adapun mereka selalu tampil dengan kiper cadangan, Stefan Ortega, dari babak awal hingga semifinal.
Di final, City akan menanti pemenang dari laga Manchester United versus Brighton and Hove Albion pada Minggu malam. Jika MU berhasil lolos, akan terjadi derbi Manchester pertama dalam laga puncak kompetisi tertua di dunia tersebut. (AP/REUTERS)