Siasat Derana AC Milan Menuju Istanbul
Generasi berganti, ketangguhan mentalitas AC Milan di Liga Champions tetap abadi. Rekor positif di babak semifinal membuka lebar kans ”I Rossoneri” tampil di laga final.
NAPOLI, RABU — Melalui dua duel melawan Napoli di perempat final Liga Champions, AC Milan menunjukkan sifat derana mereka. Setelah menaklukkan tim terbaik di Italia pada musim 2022-2023 ini, ”I Rossoneri” percaya diri untuk menjaga mimpi ke Istanbul, Turki, untuk menjalani laga puncak kompetisi antarklub terelite di Eropa.
Milan mampu menahan Napoli 1-1 pada laga kedua, Rabu (19/4/2023) dini hari WIB, di Stadion Diego Armando Maradona. Hasil itu membuat Milan mengunci satu tiket ke babak semifinal dengan keunggulan agregat, 2-1.
Seperti yang sudah diprediksi, Napoli yang mengejar kekalahan 0-1 di laga pertama, pekan lalu, menggempur Milan. ”Si Keledai Kecil” mengoleksi 74 persen penguasaan bola dan menciptakan 23 tembakan.
Baca juga: Kebangkitan Terlambat Napoli
Meski dikurung oleh permainan menyerang Napoli, Milan mampu menunjukkan derana atau ketabahan untuk bertahan dari penderitaan yang diberikan tuan rumah. Dengan bermodal transisi serangan balik cepat, I Rossoneri membuat jantung sekitar 50.000 pendukung Napoli yang hadir di kuil sepak bola mereka berdegup kencang.
Milan mencatat dua peluang emas di babak pertama melalui penyerang veteran, Olivier Giroud. Peluang pertama berupa sepakan penalti bisa diantisipasi kiper Napoli, Alex Meret, pada menit ke-22. Giroud kemudian tidak menyia-nyiakan aksi individu Rafael Leao, yang melewati tiga pemain Napoli, dengan menyepak umpan pemain Portugal itu untuk menjadi gol pada menit ke-43.
Sumbangan gol kelima Giroud di Liga Champions menghadirkan ketenangan Milan. Sekaligus menjadi balasan setimpal yang diberikan skuad I Rossoneri kepada serangan psikis yang diciptakan pendukung Napoli sejak mereka tiba.
Hotel yang ditempati Milan di Napoli dihujani kembang api dan petasan, 24 jam sebelum laga dimulai. Aksi Itu untuk mengganggu istirahat pemain Milan. Dalam perjalanan menuju stadion, skuad Milan dicegat beberapa pendukung Napoli yang melontarkan kata-kata dan membentangkan spanduk yang menghina beberapa pemain Milan.
Leao menyampaikan rasa banggannya bisa mempertahankan muruah Milan di Liga Champions. Kemenangan atas Napoli adalah buah dari kerja keras semua pemain yang bisa mengatasi tekanan Napoli.
Lihat juga: AC Milan Lolos ke Semifinal Liga Champions Setelah 16 Tahun
”Selanjutnya, saya ingin tetap bermimpi seperti pemain lain di Milan. Kami ingin memenangkan Liga Champions. Kami akan berusaha keras hingga akhir,” kata Leao kepada Mediaset.
Pelatih Milan Stefano Pioli mengatakan, kemenangan 1-0 di kandang membuat pemainnya bisa lebih tenang menghadapi tekanan Napoli di duel kedua. Ia mengapresiasi kerja keras pemain yang tak kenal lelah bertahan menghadapi permainan menyerang Napoli.
”Kami dianggap kuda hitam melawan Napoli, tetapi saya melatih sekelompok pemain dengan hati yang besar. Kami menderita, tetapi pantas untuk lolos ke semifinal,” kata Pioli dilansir laman UEFA.
Rekor positif
Sebagai pemegang predikat tim Italia tersukses di Eropa dengan raihan tujuh gelar Liga Champions, Milan perlu menunggu selama 16 musim untuk kembali menginjakkan kaki di babak empat besar. Secara total, I Rossoneri telah 13 kali tampil di babak semifinal Liga Champions. Mereka hanya kalah dari Real Madrid (32 penampilan), Bayern Muenchen (20), dan Barcelona (17).
Selanjutnya, saya ingin tetap bermimpi seperti pemain lain di Milan. Kami ingin memenangkan Liga Champions. Kami akan berusaha keras hingga akhir.
Dari 13 penampilan itu, Milan mengemas rekor gemilang dengan sembilan kali bisa meraup kemenangan untuk tampil ke partai final. Jika dilihat performa di semifinal Liga Champions sejak milenium baru atau musim 2000-2001, I Rossoneri telah empat kali tampil di babak empat besar.
Dalam periode itu, Milan menjadi juara pada dua edisi, yakni edisi 2002-2003 dan 2006-2007, lalu meraih medali perak pada musim 2004-2005. Milan hanya sekali tumbang di semifinal pada 2005-2006. Kala itu, Milan tumbang dari sang juara, Barcelona.
Pada babak semifinal, Milan menunggu pemenang duel Inter Milan melawan Benfica, Kamis (20/4/2023) dini hari WIB. Jika tercipta derbi Milan di babak semifinal, laga itu mengulang salah satu laga babak empat besar edisi 2002-2003.
”Kami akan menjalani dua pertandingan yang indah, penuh tekanan, dan sangat sulit di semifinal. Kami telah melalui masa-masa sulit dan tidak akan berhenti untuk berjuang di babak empat besar,” ujar Pioli.
Baca juga: Perbaikan Performa Chelsea yang Semu
Pelatih Napoli Luciano Spalletti menganggap Milan pantas lolos ke semifinal karena permainan efektif. Di sisi lain, ia menilai, banyak kesalahan dan kondisi fisik sejumlah pemainnya yang kurang prima yang menjadi penyebab Napoli gagal tampil maksimal di dua duel perempat final.
”Milan memainkan dua laga dengan memaksimalkan peluang yang mereka miliki. Itu adalah tanda kematangan sebuah tim. Mereka paham momen untuk melakukan tekanan dan menumpuk pemain di kotak penalti,” kata Spalletti dilansir La Gazzetta dello Sport.
Setelah gugur di Eropa, fokus Napoli tersisa untuk perebutan scudetto Liga Italia. Napoli hanya membutuhkan empat kemenangan lagi dari delapan laga tersisa untuk menjadi juara Italia musim ini.
Dominasi Real
Pada laga perempat final lain, Real Madrid memamerkan dominasi atas Chelsea dengan membawa pulang kemenangan 2-0 dari Stadion Stamford Bridge. ”Los Blancos” melaju ke semifinal dengan keunggulan agregat 4-0.
Brace atau dua gol dari penyerang sayap Real, Rodrygo, mengubur tekad utopis ”Si Biru” yang ingin mengatasi ketertinggalan dua gol dari sang juara bertahan Liga Champions. Pelatih Real Carlo Ancelotti memuji penampilan positif timnya dalam dua laga menghadapi Chelsea.
Lihat juga: Hancurkan Chelsea, Real Madrid Melaju Ke Semifinal Liga Champions
”Kami memproduksi performa yang sangat komplet. Kami bermain dalam level yang bagus, terutama tampil solid di lini belakang. Itu modal penting untuk bermain di semifinal,” kata Ancelotti seperti dikutip Marca.