Manchester City diyakini akan dengan mudah menaklukkan Leicester City lalu memangkas jarak dengan Arsenal. Namun, Leicester bisa menyulitkan dengan kehadiran manajer baru, Dean Smith.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MANCHESTER, JUMAT – Di atas kertas, kedatangan Leicester City di Stadion Etihad, Manchester, Sabtu (15/4/2023) pukul 23.30 WIB, tidak akan membawa banyak kesulitan bagi Manchester City. Namun, City tidak bisa menganggap remeh “Si Rubah” yang berpotensi melesat terbawa tuah manajer baru bersama Dean Smith. Apalagi City punya catatan buruk dengan kerap kehilangan poin setelah menjalani pertandingan di pertengahan pekan.
Manchester City berambisi memangkas jarak dengan Arsenal menjadi tiga poin dengan meraih poin penuh atas Leicester. Ambisi ini relatif mudah dipetik City mengingat penampilan impresif mereka dalam sejumlah laga terakhir. City menjelma menjadi tim yang menakutkan setelah mencatatkan sembilan kemenangan beruntun di semua kompetisi. Terakhir, mereka memukul wakil Jerman, Bayern Muenchen, 3-0, di pertemuan pertama babak perempat final Liga Champions Eropa.
Walau tidak diunggulkan, Leicester berpotensi membuat kejutan karena City punya catatan kurang baik ketika bermain dua kali dalam sepekan. Menurut statistik, City sering kali tergelincir sepanjang musim ini setelah berlaga di tengah pekan. Mereka sudah kehilangan poin dalam 8 pertandingan di liga. Sebanyak 6 kali di antaranya terjadi seusai laga tengah pekan, ketika tim hanya punya waktu istirahat rata-rata 3 hari. Catatan buruk itu bisa saja terulang karena City baru bertanding melawan Muenchen pada pertengahan pekan ini.
Tidak mudah (melawan Dean Smith) yang kami kenal sejak dari Aston Villa. Saya sangat senang dia kembali karena beberapa kali kami saling berhadapan. Saya cukup yakin dalam posisi ini bahwa pengaruh manajer baru akan sangat besar. Mereka berada dalam situasi yang sulit, saya cukup yakin kami harus tampil lebih baik.
“Tidak mudah (melawan Dean Smith) yang kami kenal sejak dari Aston Villa. Saya sangat senang dia kembali karena beberapa kali kami saling berhadapan. Saya cukup yakin dalam posisi ini bahwa pengaruh manajer baru akan sangat besar. Mereka berada dalam situasi yang sulit, saya cukup yakin kami harus tampil lebih baik,” kata manajer City, Joseph “Pep” Guardiola dalam sesi konferensi pers jelang pertandingan, Jumat (14/4/2023) petang WIB.
City memang lebih difavoritkan untuk mengatasi Leicester dengan mudah. Hanya saja, sebagaimana dikatakan Guardiola, Leicester berpotensi keluar dari tren buruk seiring kedatangan Smith, yang ditunjuk sebagai manajer sementara setelah Brendan Rodgers dipecat. Apalagi di Liga Inggris terdapat fenomena lecutan manajer baru. Di liga itu, ada kelaziman bahwa prestasi klub bakal melesat seiring pergantian manajer.
Sebelum menerima tawaran Leicester, Smith membesut tim Divisi Championships, Norwich City. Kini ia hanya punya waktu lima hari untuk mempersiapkan timnya sebelum menghadapi City.
City mengincar kemenangan ke-10 beruntun saat menjamu Leicester. Semangat para pemain City tengah menggebu-gebu setelah kemenangan telak atas Muenchen. Dengan performa seperti itu, tiga poin untuk City seperti tinggal menunggu waktu. Apalagi Leicester sedang dalam tren buruk dengan tidak pernah meraih kemenangan dalam lima laga sebelumnya.
Dalam lima laga tersebut, Leicester menelan empat kekalahan dan satu hasil imbang. “Si Rubah” kini menghadapi ancaman degradasi dengan terpuruk di peringkat ke-19. Gelandang bertahan Leicester, Wilfred Ndidi, mengakui timnya sedang dalam kondisi yang tidak baik setelah hanya mendapatkan satu poin dari lima pertandingan terakhir. Namun, ia menyebut para pemain akan mengerahkan upaya maksimal untuk menyulitkan City.
“Kepercayaan diri memang sedang rendah, tetapi itu bukan sesuatu yang harus kita pikirkan dan terus lihat kembali. Kami harus bergerak maju,” kata Ndidi dikutip dari laman resmi Leicester City.
Leicester berpotensi menjadi lumbung gol City di laga nanti. “The Citizens” sedang dalam produktivitas yang tinggi. Tim besutan Guardiola tersebut mencetak 34 gol dalam sembilan kemenangan beruntun. Pep sedang menikmati buah manis dari hasil eksperimennya mengubah sistem bermain City dengan menerapkan strategi inverted winger.
City kini cenderung bermain dengan empat bek tengah, yaitu Nathan Ake, Manuel Akanji, Ruben Dias, dan John Stones. Di tengah pertandingan, Stones yang biasa beroperasi di bek sayap kanan bermain lebih ke depan sebagai gelandang bertahan. Di sana Stones bertandem dengan Rodri yang bertugas menjembatani lini belakang dan depan.
Duet Rodri dan Stones menjadi jawaban dari problem City yang lemah ketika bertransisi dari menyerang ke bertahan. Tidak hanya piawai menangkal serangan lawan, Stones juga fasih dalam membantu serangan. Itu terbukti saat dia menyumbang satu asis pada gol penutup City yang dicetak Erling Haaland ketika menghadapi Muenchen. (AFP)