”Sang Raja” Menunggu Mangsa
Real Madrid tidak akan kesulitan untuk mengatasi Chelsea yang belum keluar dari performa buruk. Magis Stadion Santiago Bernabeu menjadi bekal ”Los Blancos” untuk memberikan penderitaan kepada sang tamu.
MADRID, SELASA — Stadion Santiago Bernabeu akan menjadi hutan belantara bagi Chelsea ketika datang untuk laga pertama babak perempat final Liga Champions, Kamis (13/4/2023) pukul 02.00 WIB. Jika belum mampu menemukan identitas di bawah kendali Frank Lampard, ”Si Biru” akan menjadi mangsa empuk bagi Real Madrid, ”sang raja” kompetisi antarklub Eropa itu.
Real harus menelan pil pahit seusai ditumbangkan Villarreal di Liga Spanyol, Minggu (9/4/2023), di Santiago Bernabeu. Namun, kekalahan itu tidak akan mencoreng sedikit pun semangat dan mental pemenang ”Los Blancos” pada laga menghadapi Chelsea.
Pelatih Real Carlo Ancelotti mengungkapkan, timnya sudah sangat siap menjamu Chelsea. Sejumlah pemain penting Real, seperti Luka Modric dan Toni Kroos, disimpan Ancelotti agar bugar untuk memenangi duel lini tengah melawan tamu dari London, Inggris.
Baca juga: Amuk Karim Benzema Antar Real Madrid ke Final
”Kami memiliki banyak kepercayaan diri. Saya melihat tim sangat bersatu dan termotivasi untuk mempersiapkan diri melawan Chelsea,” kata Ancelotti, Selasa (11/4/2023), dilansir laman UEFA.
Keyakinan Ancelotti bukan tanpa dasar. Real selalu memangsa empat lawan mereka yang datang ke Santiago Bernabeu di Liga Champions musim ini. Keempat kemenangan itu diraih dengan catatan mutlak berkat koleksi 10 gol dan hanya dua kali kemasukan.
Selain itu, Ancelotti menegaskan, atmosfer di dalam timnya di setiap laga Liga Champions musim 2022-2023 tidak ada perubahan dibandingkan ketika mereka tampil musim lalu. Dengan kata lain, juru taktik asal Italia itu memberi peringatan kepada para rival di Eropa bahwa Los Blancos tidak pernah lelah memburu trofi ”Si Kuping Besar”.
Antonio Ruediger, bek tengah Real, mengatakan, tampil di Santiago Bernabeu tidak selalu mudah bagi tim tamu pada ajang Liga Champions. Ruediger merasakan itu ketika membela Chelsea di musim lalu.
”Saya merasa terintimidasi ketika bermain di sini (Madrid). Kini, saya bermain untuk Real dan melihat rasa takut di mata lawan setiap tampil di Santiago Bernabeu,” ujar Ruediger kepada Marca.
Baca juga: Hancurnya Rencana Carlo Ancelotti
Meski mendapat keuntungan bermain di markas sendiri, Ruediger mengingatkan bahwa Chelsea punya pemain yang bisa menghadirkan perbedaan. Atas dasar itu, kata pemain berusia 30 tahun itu, pemain Los Blancos wajib menjaga fokus selama 90 menit agar terhindar melakukan kesalahan yang merugikan tim.
”Real memiliki pengalaman juara Liga Champions, tetapi saya tidak melihat satu pun rekan setim mengendurkan persiapan mereka. Semua pemain Real selalu sungguh-sungguh melakukan latihan jelang laga di Eropa. Itu sangat impresif bagi saya,” kata Ruediger yang membela Chelsea selama 2017 hingga 2022.
Menolak tuah
Manajer interim Chelsea Frank Lampard menolak anggapan dirinya membawa tuah bagi Chelsea sebagai pelatih pengganti di fase gugur Liga Champions. Ia enggan menjanjikan pendukung Chelsea untuk membawa Si Biru menjadi juara Eropa ketika hadir sebagai juru taktik pengganti di perjalanan musim ini.
Saya melihat tim sangat bersatu dan termotivasi untuk mempersiapkan diri melawan Chelsea.
”Saya hanya memiliki target untuk membantu tim memenangi pertandingan tersisa di musim ini. Kami menyadari semua pertandingan akan berjalan sulit sehingga penting bagi saya untuk menyuntikkan keyakinan kepada semua pemain,” ujar Lampard di laman UEFA.
Sebelumnya, Chelsea merasakan dua kali trofi kompetisi antarklub Eropa paling bergengsi itu bersama manajer pengganti. Trofi pertama didapat Si Biru bersama Roberto Di Matteo pada musim 2011-2012. Datang untuk menggantikan Andre Villa-Boas, Di Matteo langsung memberikan gelar Liga Champions perdana untuk Chelsea.
Hampir satu dekade berselang, giliran Thomas Tuchel yang membantu Chelsea mengalahkan Manchester City pada partai puncak edisi 2020-2021.
Adapun pada musin 2007-2008, Chelsea juga sempat menembus laga final bersama Manajer interim Avram Grant. Sayang, ketika itu, Lampard yang masih berstatus sebagai pemain gagal membawa Si Biru memenangi adu penalti melawan Manchester United.
Alih-alih memberikan harapan tinggi, Lampard bersikap realistis terhadap Chelsea. Ia menargetkan untuk segera menghadirkan keseimbangan bagi Joao Felix dan kawan-kawan.
Apalagi Lampard diberi target yang tidak mudah. Ia wajib membawa Chelsea minimal menembus zona Liga Europa di Liga Inggris. Seusai tumbang dari Wolverhampton Wanderers, akhir pekan lalu, Si Biru justru semakin tertanam di peringkat ke-11, berjarak 14 poin dari posisi lima besar.
Baca juga: Kans Lampard Ubah Sejarah
”Kepercayaan diri dibutuhkan oleh skuad ini. Kami harus membangun mental tim sebelum berbicara kemenangan,” kata Lampard.
Dalam lima laga terakhir, Chelsea hanya sekali meraup hasil positif. Itu pun ketika menghadapi tim lain yang tengah krisis, yaitu Leicester City. Setelah itu, mereka menelan dua kekalahan dan dua kali pula ditahan imbang lawan.
Gelandang bertahan Chelsea, Enzo Fernandez, tidak gentar datang ke Santiago Bernabeu. Meski tengah dalam performa buruk, pemain tim nasional Argentina itu percaya skuad Chelsea bisa tampil dengan performa apik di panggung besar, seperti Liga Champions.
”Kami semakin memahami kebutuhan satu sama lain di dalam tim. Chelsea memiliki pemain berkualitas dan berkelas, jadi saya yakin kami bisa tampil dengan level top di kompetisi terbaik di Eropa,” ucap Enzo.
Di laga pertama melawan Real, Enzo kemungkinan bisa bermitra dengan N’Golo Kante yang telah pulih dari cedera hamstring. Dengan kehadiran Kante yang bertugas sebagai perusak permainan lawan, Enzo bisa lebih berkonsentrasi memegang peran sebagai pengatur serangan dari lini tengah.
Baca juga: Debut Kedua Lampard Memperdalam Duka Chelsea
Peran Enzo bakal amat efektif jika Chelsea tampil lebih bertahan. Dengan kerapuhan lini belakang, Chelsea lebih ideal bermain dengan garis pertahanan rendah dan mengandalkan transisi menyerang cepat dengan mengandalkan tiga penyerang cepat, yakni Raheem Sterling, Kai Havertz, dan Joao Felix. (AFP)