Asosiasi Pembina Sepak Bola Uisa Muda Seluruh Indonesia lahir. sejak 1 Januari 2023 Mereka menjadi fasilitator operator kompetisi usia muda di Indonesia guna menerapkan program yang tepat demi lahirnya pemain andal.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Ilustrasi : Suasana sebuah turnamen sepak bola usia dini antar sekolah sepak bola (SSB) di kawasan, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Sabtu (30/10/2021). Kegiatan turnamen sepak bola antar SSB kembali marak setelah penurunan tingkat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat ke level dua, setelah hampir 1,5 tahun vakum karena pandemi covid-19.
JAKARTA, KOMPAS – Pembinaan sepak bola usia muda sering kali diabaikan di Indonesia. Bahkan, pesepak bola muda tidak mendapatkan program latihan dan kompetisi yang sesuai dengan jenjang usianya. Oleh karena itu, Asosiasi Pembina Sepak Bola Usia Muda Seluruh Indonesia atau APSUMSI lahir sebagai fasilitator para operator kompetisi usia muda untuk menerapkan program yang tepat demi lahirnya bibit pesepak bola handal.
”Salah satu tujuan kami adalah merangkul para operator kompetisi usia muda untuk membangun fondasi pembinaan yang baik. Kita mau memastikan pesepak bola muda kita tidak layu sebelum berkembang. Sering kali kita dengar, pesepak bola muda kita luar biasa dalam kompetisi di luar negeri. Namun, memasuki usia dewasa atau usia yang sebenarnya untuk mengejar prestasi, mereka hilang. Itu karena anak-anak tidak mendapatkan standar pembinaan yang tepat,” ujar Ketua Umum APSUMSI Agus Riyanto usai audiensi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (11/4/2023).
Agus mengatakan, APSUMSI berdiri pada 1 Januari 2023 yang diinisiasi oleh Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga, Kemenpora, Raden Isnanta. APSUMSI hadir karena keprihatinan terhadap pembinaan sepak bola usia muda nasional yang seperti tidak pernah disentuh atau benar-benar diperhatikan oleh pemerintah maupun pemangku kepentingan terkait, seperti Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
”Selama ini, PSSI tidak menyentuh akar rumput. Kompetisi jenjang usia terendah yang diselenggarakan PSSI adalah Piala Soeratin U-13. Sedangkan, kami hadir untuk kompetisi jenjang usia lebih muda, yakni mulai dari U-8, U-9, U-10, U-11, dan U-12. Kita ingin pembinaan bisa berjalan baik mulai dari akar rumput agar bisa memberikan dampak positif ke jenjang-jenjang berikutnya,” kata Agus.
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo (kiri keempat) berfoto dengan pengurus Asosiasi Pembina Sepak Bola Usia Muda Seluruh Indonesia (APSUMSI) usai audiensi di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (11/4/2023).
Selain itu, lanjut Agus, APSUMSI hadir untuk mendisiplinkan operator kompetisi usia muda di Indonesia agar menerapkan standar pembinaan yang tepat sesuai dengan aturan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Pasalnya, tidak dipungkiri, ada kompetisi yang tidak menjalankan standar tersebut. Contohnya mengenai penerapan waktu pertandingan dan ukuran lapangan pertandingan yang sesuai dengan usia pemain.
”Kalau mengacu FIFA, pesepak bola usia di bawah 13 tahun itu belum bisa bermain dengan waktu seperti orang dewasa yang 2x45 menit dan bermain di lapangan normal. Di sisi lain, dalam usia itu, anak-anak harus menjalani kompetisi yang bersifat festival, yaitu tidak berorientasi menang-kalah melainkan lebih mengutamakan karakter dengan tidak mengejar hadiah uang melainkan trofi atau piagam. Hal itu yang coba kita displinkan kepada semua operator yang ada,” tuturnya.
Merangkul operator
Untuk mencapai target itu, Agus menuturkan, APSUMSI coba merangkul semua operator kompetisi usia muda di Indonesia. Pada tahap awal, mereka telah merangkul 10 operator, antara lain Forum Sekolah Sepak Bola Indonesia (Fossbi), Sepak Bola Anak Indonesia (SBAI), Forum Sepak Bola Generasi Indonesia (Forsgi), Liga Sentra Indonesia, Liga Grassroot Indonesia, GoBolaBali, dan Fossbolindo.
Jumlah operator yang dirangkul itu belum menjamah seluruh Indonesia yang jumlahnya jauh lebih banyak. ”Yang jelas, kami bukan sebagai operator untuk para operator tersebut melainkan bersifat fasilitator. Kami berusaha agar semua operator itu bisa sama-sama bekerja dengan baik untuk pembinaan usia muda. Tadi, Menpora juga mengarahkan kami untuk merangkul lebih banyak operator lainnya sebelum pelantikan pengurus yang dilakukan dalam waktu dekat sehabis Idul Fitri,” ujar Agus.
Salah satu tujuan kami adalah merangkul para operator kompetisi usia muda untuk membangun fondasi pembinaan yang baik.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Ilustrasi : Para pemain dari beberapa sekolah sepakbola (SSB) mengikuti sebuah mini kompetisi sepakbola di kawasan Pondok Benda, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (21/5/2022). Kompetisi sepakbola usia dini mulai menggeliat seiring semakin melandainya kasus Covid-19 dan normalnya kehidupan masyarakat.
Pada tahap berikutnya, APSUMSI akan bersinergi dengan pemangku kepentingan utama di bidang sepak bola, yakni PSSI. Apalagi salah satu permasalahan pembinaan usia muda di Indonesia adalah minimnya kompetisi di daerah. ”Di daerah itu, lepas dari usia 12 tahun-13 tahun, sudah tidak ada lagi kompetisi. APSUMSI diharapkan bisa mendorong daerah, antara lain melalui Askot/Askab (Asosiasi Kota atau Kabupaten PSSI) untuk menjalankan kompetisi secara konsisten dan berjenjang,” ucap Presiden Fossbi Zuchli Imran Putra.
Dito mengatakan, APSUMSI diharapkan bisa mengimplementasikan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta ekosistem sepak bola nasional lebih mengedepankan pembinaan dan pemantauan bakat pemain dari usia dini. Untuk itu, APSUMSI harus merangkul semua operator dan pemangku kepentingan terkait. Itu diharapkan mulai terlihat dalam pelaksanaan Piala Menpora U-13 pada 26-27 Agustus mendatang.
”Semua operator dan pemangku kepentingan harus bersinergi dalam membangun sepak bola nasional. Semuanya harus saling melengkapi dan mengisi titik-titik yang belum terjamah, apalagi cakupan wilayah Indonesia sangat luas. Mereka pun mesti bersinergi dengan klub-klub di Liga Indonesia untuk memacu klub membentuk tim muda guna memastikan roda regenerasi. Mereka bisa menjadi jejaring klub-klub nasional untuk mencari bakat baru bagi tim muda klub bersangkutan,” pungkas Dito.